GIRIMU.COM — Aula Al Qolam SMP Muhammadiyah 1 Gresik (Spemutu) Kamis (19/6/2025) pagi dipenuhi suasana haru dan kebanggaan dalam acara Haflah Takhrij Santri Takhassus dan Qiroah Dasar. Kegiatan ini diikuti oleh 20 santri dari program Takhassus dan 9 santri dari program Qiroah Dasar, yang telah menyelesaikan program pembelajaran Al Quran secara intensif selama satu tahun penuh.
Yang membuat acara ini semakin istimewa, para santri didampingi langsung oleh orang tua mereka masing-masing. Momen ini menjadi bukti, bahwa perjuangan para santri dalam menapaki jalan Al Quran tidak berjalan sendiri, tetapi didukung sepenuh hati oleh keluarga mereka.
Rosyidul Arifibillah, Ketua Pelaksana program ini menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas proses panjang yang telah dilalui oleh para santri.
“Kami sangat mengapresiasi perjuangan para santri, baik dari program Takhassus maupun Qiroah Dasar. Mereka telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menghidupkan Al Quran di dalam diri mereka. Ini bukan hanya tentang belajar membaca atau menghafal, tetapi tentang menjadikan Al Quran sebagai bagian dari hidup mereka sehari-hari,” ujar Rosyid.
Ia menambahkan, proses tersebut membutuhkan ketekunan dan kesabaran, baik dari santri maupun orang tua. Sebab, pendidikan Al Quran merupakan pendidikan hati yang tidak bisa diselesaikan secara instan.
“Haflah ini hanyalah sebuah titik dari perjalanan panjang. Kita semua berharap, setelah diwisuda, para santri tetap menjaga komitmen untuk terus dekat dengan Al Quran. Mereka adalah cikal bakal generasi Qurani, dan tugas kita bersama untuk terus membimbing mereka. Al Quran bukan hanya dibaca, tapi harus diresapi dan diamalkan dalam kehidupan,” tambah Rosyid dengan penuh semangat.
Salah satu santri Takhassus, Dimas Muhammad, mengungkapkan rasa syukur dan tekadnya untuk melanjutkan perjuangan menghafal Al Quran.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa sampai di tahap ini. Rasanya haru, karena ini bukan perjuangan saya sendiri, tapi juga orang tua dan para ustadz yang selalu mendampingi. Saya ingin terus menghafal dan menjaga hafalan saya agar bisa menjadi anak yang membanggakan di dunia dan akhirat,” tutur Dimas.
Sementara itu, santri Qiroah Dasar, Muhammad Rifqi Firdaus, menyampaikan kegembiraannya karena telah berhasil menyelesaikan bacaan Iqro dengan baik.
“Dulu saya tidak bisa membaca huruf hijaiyah, tapi karena belajar setiap hari dan didukung ustadz serta orang tua, akhirnya saya bisa. Sekarang saya lebih semangat untuk membaca Al Quran setiap hari di rumah,” ujar Rifqi dengan wajah berseri.
Acara ditutup dengan doa bersama dan haflah ini menjadi pengingat, bahwa pendidikan Al Quran bukanlah tugas sekolah semata, tetapi merupakan kolaborasi antara guru, orang tua, dan siswa dalam mencetak generasi yang cinta dan hidup bersama Al Quran. (*)
Kontributor: Beny Syah, SMP Muhammadiyah 1 Gresik