GIRImu – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) bekerja sama dengan Lazismu Gresik Kembali membuka program beasiswa orang tua asuh bagi anak yatim dhuafa yang kesulitan beaya sekolah. Kuota tak terbatas, sehingga berapa pun pengajuan yang masuk akan ditindaklanjuti melalui tim assesmen dan verifikasi data biar program benar-benar tepat sasaran.
Dihubungi, Selasa (22/2/2022), Ketua Majelis Dikdasmen PDM Gresik, Dodik Priyambada, memastikan, dalam program beasiswa periode kedua tahun ini, pihakanya tidak membatasi berapa kuota yang bisa dilayani. Namun, sebelum memutuskan memberikan beasiswa, tim assesmen dan verikikasi akan meneliti data yang diajukan masing-masing sekolah/madrasah. Hal ini dimaksudkan agar dana yang tersalur lewat Lazismu itu benar-benar tepat sasaran dan jatuh yang memang berhak menerimanya.
“Pada periode pertama tahun ajaran lalu, yang kami bantu dalam program ini sebanyak 43 siswa dari jenjang SD/MI hingga SMA/Aliyah. Mereka berasal dari 21 sekolah Muhammadiyah dengan total dana yang tersalur Rp 179 juta,” ujar Dodik.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan program beasiswa pada periode kedua ini, kata alumni ITS ini, Majelis Dikdasmen telah bersurat bernomor 41/III.4/F/2022, tertanggal 22 Februari 2022, kepada para kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah yang tersebar di berbagai daerah di wilayah Kabupaten Gresik. Isinya, sekolah yang memiliki siswa yatim dhuafa dan mengalami kesulitan pembiayaan atau membutuhkan bantuan pembiayaan, segera mendaftarkan ke Majelis Dikdasmen. Diharapkan, formulir pendaftaran paling lambat sudah masuk ke majelis pada Jumat, 25 Februari 2022.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Lazismu Gresik Abdul Rozak memastikan, berapa pun pendaftar yang masuk, pihaknya akan memproses. Tentu saja, lanjutnya, secara administratif akan dilakukan verifikasi terhadap data pendaftar yang masuk. Selain agar tepat sasaran, Lazismu sebagai penerima amanah dari para donatur, secara professional bisa mempertanggungjawabkan program beasiswa ini.
“Kami tidak membatasi jumlahnya. Berapa pun yang diajukan pihak sekolah melalui Majelis Dikdasmen, kami akan proses,” tandas Rozak seraya menambahkan, beasiswa yang dikover adalah biaya Pendidikan selama satu tahun pelajaran.
Dikatakan, hingga Selasa (22/2/2022) ini, jumlah pendaftar beasiswa yang sudah masuk berjumlah 25 siswa. Ia menambahkan, selain kuota masih terbuka lebar, pihaknya juga fleksibel dalam mengelola manajemen beasiswa ini. Maksudnya, jika ada donatur yang menghendaki memilih sekolah dan calon siswa yang akan menerima bantuan beasiswa, Lazismu tetap membuka diri. Yang penting, katanya, target membantu meringankan beban biaya siswa yatim dhuafa ini terealisasi.
“Monggo kalau semisal ada donatur yang sudah punya pandangan sekolah mana dan siapa siswa yang akan dibantu. Kami terbuka, namun kami tetap memerlukan datanya untuk kepentingan administratif pertanggungjawaban kami,” ujar mubaligh muda ini. (sto)