Rakerpim Aisyiyah Gresik Bedah Kepemimpinan Profetik untuk Kemajuan Persyarikatan 

banner 468x60

GIRIMU.COM — Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) II Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik yang bertempat di Royal Hotel dan Villa Batu, Sabtu–Ahad (20–21/9/2025) mengangkat tema “Memperkokoh Kepemimpinan Perempuan Mencerahkan Peradaban Bangsa”.

Untuk penguatan, PDA  menghadirkan Prof Dr Syamsul Sodiq, MPd untuk menyampaikan materi “Implementasi Profetik dalam Mengelolah Persyarikatan”. Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) itu menyampaikan materi sebagai rapat kerja yang membahas pentingnya kepemimpinan profetik.

Syamsul, yang juga Guru Besar Pendidikan Bahasa Indonesia di Unesa ini mengajak seluruh peserta untuk menuliskan pendapat tentang apa itu kepemimpinan profetik. Beberapa jawaban dari peserta menyebutkan, bahwa kepemimpinan profetik mengacu pada kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW, yaitu seorang pemimpin yang memiliki sifat sidiq, amanah, tabligh, fathonah.

“Gagasan Islam berkemajuan sesungguhnya sudah melekat sejak KH Ahmad Dahlan menekankan pentingnya pendidikan, pelayanan sosial, kesehatan, serta pemahaman agama yang rasional dan terbuka,” ujarnya.

Istilah ‘Islam berkemajuan’, katanya, mulai mengemuka secara lebih jelas pada Muktamar Muhammadiyah ke-44 tahun 2000 di Jakarta. Konsep ini lahir sebagai respon atas tantangan zaman, khususnya globalisasi, krisis multidimensi di Indonesia, serta munculnya berbagai faham keagamaan yang cenderung eksklusif dan konservatif.

Sementara pada Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta tahun 2022, dikeluarkan dokumen resmi berjudul “Risalah Islam Berkemajuan”. Dokumen ini menjadi rumusan ideologi ke-Islaman Muhammadiyah yang komprehensif, mencakup: landasan filosofis dan teologis Islam berkemajuan, prinsip ajaran yang menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan, persamaan, dan perdamaian. Juga terkait pandangan hidup yang mendorong kemajuan peradaban, komitmen kebangsaan dan kemanusiaan universal.

Risalah itu menjadi panduan resmi Muhammadiyah dalam menghadapi isu-isu kontemporer, di antaranya tentang globalisasi, krisis lingkungan, digitalisasi, politik identitas, hingga tantangan kemanusiaan internasional.

Ciri Orang Muhammadiyah
Dari berbagai pendapat tokoh, ciri orang Muhammadiyah, yang mengutip tulisan Ustadz Goffar Ismail, yang menyebutkan ciri orang Muhammadiyah. Ciri itu dapat ditemui pada orang yang beriman kepada Allah SWT, tindakan dan ibadahnya berdasar Al-Quran dan hadis, beriman kepada Nabi Muhammad SAW, dan bersaudara dengan semua Muslim.

Syamsul mengulas, bahwa kepribadian profetik para pimpinan Muhammadiyah mencerminkan sifat kenabian: jujur, amanah, cerdas, komunikatif, sederhana, ikhlas, dan peduli umat. Mereka tidak hanya menjadi pemimpin organisasi, tetapi juga teladan moral, intelektual, dan spiritual bagi umat Islam Indonesia.

“Sebagai pemimpin, kita harus memiliki sifat rendah hati. Jika kita tidak bisa rendah hati, maka orang lain akan merendahkan kita,” tandasnya. (*)

Kontributor: Lilik Isnawati

Author