bandungmu • Aug 13 2022 • 38 Dilihat
Oleh: Ace Somantri, Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung
BANDUNGMU.COM — Saya belum lama menjadi anggota Muhammadiyah karena masa pengabdian masih di bawah 50 tahun. Rasanya malu mengklaim diri paling bermuhammadiyah, apalagi paling taat pada kebijakan dan khittah Muhammadiyah.
Secara faktual siapa pun kita ketika berbuat dengan atas nama pribadi berusaha sesuai kemampuan yang dimiliki tetap bersandar pada ajaran Al-Quran dan As-Sunnah.
Matan Keyakinan dan Cita-cita Muhammadiyah menekankan kepada penguatan nilai-nilai ajaran Islam yang sebenarnya menjadi pedoman hidup islami. Bukan hanya berhenti pada visi dan misi serta selogan dalam tulisan di atas kerta dan media sosial, melainkan tampak dalam kepribadian individu dan organisasi ataupun institusi.
Ingar bingar dunia pendidikan Indonesia sejak awal Juli 2022 terlihat sekali euforia kebahagiaan para penyelenggara pendidikan atas bebasnya dari pandemi covid-19.
Terbayang hampir tiga tahun ini dunia pendidikan terjadi transformasi yang instan. Dampak baik dan buruk terasa dan terlihat secara inderawi maupun pendekatam kajian berbagai perspektif. Keterukuran kemampuan bangsa Indonesia menghadapi dan mentransformasi hasilnya dapat dilihat dengan terbuka.
Tiga tahun kurang lebih, hampir semua sekolah mengalami penurunan kualitas karena media pembelajaran sangat terbatas. Tidak sedikit secara faktual para siswa tidak mengikuti proses pembelajaran dengan maksimal.
Pengakuan banyak orang tua, selama belajar online untuk sekolah tingkat anak usia dini, dasar, dan menengah lebih banyak malah mereka yang belajar. Ketika orang tua tidak bisa, akhirnya anak atau siswa tidak belajar dengan sungguh-sungguh.
Muhammadiyah sebagai penyelenggara pendidikan mengalami hal sama. Namun karena Muhammadiyah memiliki jaringan sekolah di seluruh Indonesia sehingga tidak terlalu parah dibandingkan dengan sekolah swasta yang mandiri.
Tidak sedikit lembaga pendidikan mengalami turbulensi keras yang berdampak pada stabilitas pembelajaran yang tidak kondusif. Hampir semua pembelajaran hanya sebatas terpenuhinya laporan fortopolio administrasi sebagai kewajiban individu dan institusi.
Formula yang dikembangkan yakni mentranformasi pembelajaran saat ini dan persentase suporting sistem digital harus diperbesar.
Pasalnya usia pembelajar di sekolah hari ini tingkat keterpengaruhan media digital yang sudah menyentuh angka 30 persen lebih dan yang paling dominan mempengaruhi. Sementara sisanya terdiri dari faktor-faktor lainnya.
Di Muhammadiyah, amal usaha pendidikannya memiliki trademark yang berbeda, yakni ada Al-Islam dan Kemuhammamdiyahan (AIK).
Karena menjadi trademark, sejatinya AIK tidak ditampilkan klasik, tradisional, dan konvesional. Dasar filosofinya bukan hanya tuntutan harus ada dalam kurikulum sebagai institusi pendidikan Muhamamdiyah, melainkan harus ada transformasi ajaran Islam yang senantiasa adaptif dan visioner.
Idealnya harus lebih maju dari disiplin ilmu-ilmu yang lain. Bahkan harus melahirkan gagasan baru dan memfasilitasi pengembangan ilmu-ilmu baru untuk menjawab kebutuahan zaman hari ini, esok, dan di masa depan.
Hal itu beralasan karena terbukti bahwa awal peradaban Eropa dilahirkan oleh para ulama (ilmuwan) dari kalangan muslim.
Sangat yakin sekali Eropa atau Barat sebelum Islam datang tidak memiliki peradaban yang baik apalagi maju. Hampir semua disiplin ilmu baru yang berkembang di Eropa dibawa dan dikembangkan sejak Islam hadir dan disebarkan.
Saat ini seolah-olah kita mengagumi sistem pendidikan yang berkiblat ke Eropa atau Barat sebagai bentuk pengakuan akan kemajuan mereka. Padahal, justru kemajuan mereka tidak lepas dari kontribusi ajaran Islam.
Pertanyaanya apakah hari ini ilmuwan muslim diyakini banyak melahirkan disiplin ilmu-ilmu baru? Fakta sosialnya, hampir kebanyakan para cendekiawan muslim, diakui atau tidak, nyaris tidak percaya diri.
Apa pasal? Karena paham-paham ajaran Islam lebih menitikberatkan pada perdebatan ritualistik dan nilai-nilai sikap yang transedental yang berujung saling tuduh dan prasangka serta klaim kebenaran di antara umat Islam.
Sementara peradaban yang ditanamkan oleh generasi awal (assabiqunal awwalun) dan ilmuwan muslim di Eropa banyak dikembangkan oleh bangsa Eropa dan Barat, khususnya ilmu-ilmu sains dan teknologi.
Kiranya hari ini, pembelajaran keislaman yang terinstitusionalkan dalam mata pelajaran dan mata kuliah harus menjadi senyawa yang tidak dikotomis dan parsial dengan disiplin ilmu lain.
Peradaban Eropa dilahirkan oleh ilmuwan muslim dengan ribuan karya dijadikan sebagai sandaran dan rujukan pengembangan disiplin ilmu sesuai dengan kebutuhan manusia dan alam semesta.
Entah harus memulai dari mana. Namun, hal yang pasti bahwa umat Islam harus menancapkan dan menggoreskan kalamnya untuk membuka kembali rumus atau kaidah keilmuan ayat alam semesta yang sudah menjelma menjadi peradaban.
Filosofinya menggunakan pendekatan sumber ajaran original, kebermanfaatan nilai guna dan skema mekanis yang disesuaikan dengan kebutuhan praktis, pragmatis, dan strategis. Wallahu alam bishowab.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
SD Al Islam Morowudi meluncurkan program baru bernama Murajaah Akbar yang diikuti oleh 260 siswa dar...
Suasana ceria menyelimuti halaman TK di sekitar MI ASSA’ADAH MIAS Bungah saat para siswa madrasah ...
SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) memperingati Isra’ Mi’raj 1446 H/2025 M dengan menggela...
Girimu.com – Kesalehan harus didasari dengan keimanan dan keikhlasan, bukan dijadikan alasan untuk...
SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (Spemia) memperingati Isra Miraj 1446 H pada Jumat (31/01/25). Acara i...
Girimu.com – Siswa MI ASSA’ADAH MIAS Bungah kembali menunjukkan semangat mereka dalam kegiatan P...
No comments yet.