‘Aisyiyah Tak Kenal Lelah Berjuang Demi Kemajuan Perempuan

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – ‘Aisyiyah sebagai organisasi keagamaan memiliki karakter utama sebagai gerakan Islam yang menjalankan misi dakwah dan tajdid berlandaskan al-Qur’an dan sunnah makbullah untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. ‘Aisyiyah dengan identitas gerakannya sejak awal kelahirannya terus menggali dan mengembangkan nilai-nilai teologis dan praksis Islam dalam membangun umat terbaik atau khairu ummah juga sebagai pijakan bagi manusia dalam hal ini termasuk perempuan untuk menuju kebahagiaan sejati di akhirat dengan hayatan thayyibah.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini dalam Seminar Pra Muktamar di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Kamis (14/4).

Dilanjutkannya, berkaitan dengan hayatan thayyibah (kehidupan yang baik) itu menjadi orientasi keyakinan bagi semuanya tidak ada salah satu jenis kelamin apakah laki-laki atau perempuan.

“Allah memberikan tanda yang begitu rupa, kasih sayang dan penghargaan baik bagi laki-laki atau perempuan untuk beramal saleh. Sebagaimana yang selama ini diyakini ‘Aisyiyah dan para aktivis anggota perempuan-perempuan yang mendasarkan gerakan amal salehnya untuk mendapatkan kehidupan yang baik dalam seluruh aspek amal saleh dan kehidupan,” tuturnya.

Pengembangan pemikiran, wawasan, dan praksis gerakan ‘Aisyiyah, kata Noordjannah, bersifat umum menyangkut seluruh aspek kehidupan yang tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan perempuan dan anak. Karena gerakan ‘Aisyiyah pada dasarnya berdakwah pada semua aspek kehidupan dan berdakwah pada semua lapisan masyarakat untuk kepentingan masyarakat, umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.

Dengan demikian arsitektur gerakan perempuan berkemajuan bagi ‘Aisyiyah memiliki pondasi nilai, bingkai, orientasi dan cita-cita yang kuat dalam perspektif ajaran Islam yang secara khusus dalam pandangan keagamaan Muhammadiyah merujuk pada perspektif Islam berkemajuan.

“Dalam konteks arsitektur gerakan perempuan berkemajuan tentu kita tidak bisa melepaskan dari lintasan sejarah pergerakan perempuan oleh para tokoh-tokoh perempuan yang luar biasa yang menghadirkan dan berjuang untuk kepentingan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan,” teranya.

Gerakan perempuan Indonesia dalam lintasan sejarah, diceritakan Noordjannah, sangat luar biasa mencerminkan kebangkitan perjuangan perempuan yang terlibat dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia. Memperbincangkan gerakan perempuan berkemajuan, menurutnya, sangat erat kaitannya dan kesinambungannya dengan perjuangan para pahlawan perempuan dalam masa penjajahan.

“Banyak tokoh yang terkenal, Mata kristina dari Maluku, Raden Ayu Ajeng Sera dari Jawa, Cut Nyak Dien, Cut Mutia dari Aceh, RA Kartini, dan tentu Nyai Walidah Dahlan pendiri dan tokoh ‘Aisyiyah,” ungkapnnya.

Noordjannah melanjutkan pengakuan kepahlawanan mereka menunjukkan penghargaan atas peran perempuan Indonesia yang memiliki karakter dan orientasi kemajuan dalam kehidupan publik. Perjuangan para perempuan untuk melawan penjajah agar terbebas dari penindasan. Pandangan, pemikiran, dan jiwa keberanian para tokoh perempuan untuk terjun melawan penjajah melampaui pandangan dan keberanian masyarakat pada masa itu.

Dalam konteks masa kini, Noordjannah mengimbau mestinya dunia global menghilangkan penjajahan-penjajahan lainnya dalam bentuk lainnya yang saat ini kadang masih dirasakan.

Setelah perjuangan melawan penjajahan, para tokoh yang disebutkan tadi juga turut memperjuangkan emansipasi perempuan. Seperti dalam pendidikan. “Saya pikir ini hal yang sangat luar biasa karena pendidikan menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk manusia bisa mendapatkan pencerahan, kebebasan, dan juga kemandirian,” kata dia.

Selain pendidikan juga politik perempuan, perjuangan dilanjutkan masuk ke ranah perlindungan hukum dan budaya. Para tokoh perempuan tersebut yang mayoritas Muslimah secara otentik memiliki pijakan spirit dan nilai perjuangan yang lahir dari jihad fi sabilillah serta pandangan keislaman yang maju atau berkemajuan sebagaimana diajarkan dalam Islam. Perjuangan tokoh perempuan dan hadirnya organisasi perempuan yang pada masa penjajahan memberikan andil perjuangannya bagi kemerdekaan Indonesia.

Noordjannah juga mengatakan bahwa organisasi pergerakan perempuan Indonesia bertujuan memajukan kaum perempuan baik di bidang pendidikan sosial maupun politik. Melalui pergerakan perempuan tersebut para perempuan mampu berkontribusi bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Bagi ‘Aisyiyah berdirinya organisasi dan pergerakan perempuan Indonesia serta kongres perempuan tahun 1928 merupakan mata rantai dari gerakan kebangkitan perempuan di mana ‘Aisyiyah telah menjadi tonggak penting di awal gerakan perempuan Islam yang berkemajuan. Pergerakan perempuan selanjutnya mengalami pasang surut dan pada berikutnya mengalami perkembangan baik melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat kemudian berkembang sesuai kehidupan politik bangsa.

“Pada saat ini, pergerakan perempuan menunjukkan heterogenitas baik dari kalangan keagamaan, lingkungan sosial yang sangat bervariasi dan fokus pada gerakannya. Seperti gerakan yang fokus pada isu perempuan dan anak, lingkungan hidup, disabilitas, pergerakan buruh, termasuk juga pergerakan-pergerakan yang diinisiasi oleh para milenial,” paparnya.

‘Aisyiyah terus hadir dalam pergerakan perempuan di tengah perkembangan zaman yang komplek untuk tidak kenal lelah dan memajukan kehidupan diberbagai bidang dalam spirit dan pandangan Islam yang berkemajuan.

klik sumber berita ini

Author

Vinkmag ad

Read Previous

Ikut Pengajian Ramadhan, Bonus Reuni Alumni Pondok Karangasem – PWMU.CO

Read Next

Kemenag: Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Dukung Implementasi SDGs

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular