Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Arba’ūn Kitab-kitab Hadis Model Arba’ūn Karya Ulama Nusantara –

    Aug 08 202248 Dilihat

    Arba’ūn, orang-orang pesantren tentunya tidak asing dengan kitab-kitab yang menjadikan “angka” sebagai judulnya. Misalnya, kitab Alfiyyah karya Ibnu Malik (tentang gramatikal Bahasa Arab) atau Alfiyyah al-Zubad karya Ibnu Ruslan (tentang fikih Syafi’i).

    Pun demikian dalam kajian hadis. Banyak ditemukan kitab-kitab yang judulnya berdasarkan angka. Umumnya, kitab hadis model ini mengambil angka Arba’ūn (empat puluhan) sebagai nama atau judulnya. Satu kitab Arba’ūn yang paling terkenal tentu saja karya Imam al-Nawawi (w. 676 H).

    Kemunculan Kitab Hadis Model Arba’ūn

    Imam al-Nawawi memang imam yang paling terkenal dalam karya hadis Arba’ūn. Tetapi, dia bukanlah penulis pertama dengan model seperti itu. Dalam kitab al-Mu’īn ‘alā Tafahhum al-Arba’īn disebutkan bahwa kitab Arba’ūn telah terkenal sejak era ulama salaf atau mutaqaddimīn (300 tahun pertama hijriyah).

    Mereka dalah Ibnu Mubarak (w. 181 H) yang tercatat sebagai alim pertama yang memulai penulisan kitab hadis Arba’ūn. Tokoh hadis masyhur lainnya, yaitu al-Daruquthni (w. 995 M) dan al-Naisaburi (w. 1012 M) juga tercatat memiliki karangan kitab hadis model seperti ini (Ibnu Mulaqqin 2012, 62). Disebutkan pula hingga puluhan ulama telah memiliki kitab hadis arba’ūnnya sendiri.

    Al-Arba’ūn karya Imam al-Nawawi sendiri sebenarnya hanyalah penerus dan pelengkap usaha yang telah dilakukan oleh alim sebelum beliau, yaitu Ibnu Shalah (w. 643 H). Imam al-Nawawi melengkapi 26 hadis yang telah dikumpulkan oleh Ibnu Shalah sehingga akhirnya berjumlah 42 hadis (Ibnu Mulaqqin 2012, 7).

    Kenapa kata Nusantara yang digunakan? Pertama, karena kata Nusantara, sebagaimana yang dijelaskan dalam KBBI, mengacu pada seluruh wilayah Kepulauan Indonesia. Kedua, beberapa penulis kitab Arba’ūn hidup sebelum Indonesia merdeka. Sehingga, ulama Nusantara yang dimaksud mencakup mereka yang hidup di Kepulauan Indonesia, baik sebelum merdeka atau pun sesudahnya.

    Jika diurutkan secara kronologis, karya hadis Arba’ūn pertama yang muncul di Nusantara diperkirakan pada awal abad ke-19 M. Mereka adalah Abu Ishaq Madyani, seorang alim asal Tuban, Jawa Timur. Menurut penelitian Agil Muhammad (2019, 56), karya Arba’ūn Madyani ditulis sekitar tahun 1833 M dalam bentuk naskah yang tidak pernah dicetak.

    Khazanah Nusantara

    Kajian hadis di Nusantara mulai terkenal sejak era Muhammad Mahfudz al-Tarmasi (w. 1920 M). Ia dikenal sebagai salah seorang ahli hadis dari Nusantara yang memiliki dua jalur sanad hingga Imam al-Bukhari (Ulum 2019, 99). Karenanya, beliau diberi gelar al-musnid al-hāfizh. Karya hadis al-Tarmasi dalam model arba’ūn diberi nama al-Mihnah al-Khairiyyah fī Arba’īna Hadītsan min Ahādits Khair al-Bariyyah.

    Selain Madyani dan al-Tarmasi, ada juga KH. Hasyim Asy’ari (w. 1947 M), sang Pendiri Nahdlatul Ulama, yang menulis kitab hadis model ini. Kitab mbah Hasyim tersebu diberi nama Arba’ūna Hadītsan Tata’allaqu bi Mabādī Nahdhah al-‘Ulamā’.

    Di akhir abad ke-20 masehi ada juga seorang alim asal Padang, Sumatera Barat, yang memiliki karya hadis arba’ūn. Beliau adalah Syekh Yasin al-Fadani (w. 1990), seorang ahli sanad hadis. Karya al-Fadani yang dimaksud diberi judul al-Arba’ūna Hadītsan min Arba’īna Kitāban ‘an Arba’īna Syaikhan.

    Kitab atau karya hadis Arba’ūn terbaru di Nusantara terbit pada tahun 2019 di Paser, Kalimantan Timur. Adalah sebuah karya yang berjudul al-Arba’ūn al-Buldaniyyah fī al-Zuhd wa al-Riqāq karya Abdus Salam al-Naqari yang dimaksud.

    Al-Naqari mengakui bahwa karyanya terinspirasi dari tiga kitab arba’ūn yang telah lebih dahulu ada, yaitu: (1) karya Ibnu ‘Asakir; (2) karya Syekh Yasin al-Fadani, dan; (3) karya Syekh Usamah sayyid Mahmud al-Azhari (Al-Naqari 2019, 6).

    Jika ditinjau secara mendalam, karya al-Naqari adalah yang paling menarik, setidaknya menurut penulis pribadi. Sebab, hadis-hadis yang dihimpun oleh al-Naqari didapatkan dari tempat-tempat yang berbeda dari guru-guru yang berbeda serta dari sahabat-sahabat yang berbeda pula.

    Usaha ini tentunya hanya dapat disusun oleh seorang alim yang telah melakukan perjalanan ke mana-mana, menemui banyak guru, serta membaca banyak karya hadis untuk mendapatkan sanad.

    Melihat maraknya penulisan kitab hadis model arba’ūn di Nusantara, bukan tidak mungkin masih ada beberapa karya yang belum terekspos. Dengan demikian, dapat terlihat dengan jelas bahwa Nusantara juga memiliki ulama hadis yang terkemuka.

    Editor: Aida AL

    Print Friendly, PDF & Email

    sumber ini berita dari ibtimes.id

    Author

    Share to

    Related News

    MIAS bungah

    Siswa MIAS Bungah Jadi “Guru Kecil...

    by Feb 03 2025

    Suasana ceria menyelimuti halaman TK di sekitar MI ASSA’ADAH MIAS Bungah saat para siswa madrasah ...

    SD Muhammadiyah 1 Wringinanom

    SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gelar Pawa...

    by Feb 02 2025

    SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) memperingati Isra’ Mi’raj 1446 H/2025 M dengan menggela...

    Kajian Ahad Pagi

    Ustadz Abdul Basith: “Kesalehan Bukan ...

    by Feb 02 2025

    Girimu.com – Kesalehan harus didasari dengan keimanan dan keikhlasan, bukan dijadikan alasan untuk...

    SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo

    Peringatan Isra Miraj di Spemia: Bangun ...

    by Feb 02 2025

    SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (Spemia) memperingati Isra Miraj 1446 H pada Jumat (31/01/25). Acara i...

    MIAS Bungah

    Siswa MI ASSA’ADAH MIAS Bungah Antusia...

    by Feb 01 2025

    Girimu.com – Siswa MI ASSA’ADAH MIAS Bungah kembali menunjukkan semangat mereka dalam kegiatan P...

    Boneka tole

    Kak Tatik Respati dan Boneka Tole Hibur ...

    by Feb 01 2025

    Kak Tatik Respati, dengan boneka Tole sebagai teman bercerita, memukau santri TPQ At Taqwa Pulopanci...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top