GIRIMU.COM — Bermain balok yang disusun menyerupai suatu bangunan adalah salah satu kegiatan fisik yang melatih motorik siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 45 Bambe, Kecamatan Driyorejo, Gresik. Kolaborasi materi tentang hewan peliharaan dan bermain balok menghasilkan rumah baru untuk kura–kura.
Didampingi oleh Nuzla Aimmatu Rasyida, SPsi dan Danik Novitasari, SPd, pada Rabu (15/10/2025), kelas TK B yang berjumlah 24 siswa siap melaksanakan pembelajaran dengan materi hewan peliharaan. Mengambil contoh hewan kura–kura, dua pertanyaan pemantik dilempar Novi pada anak didiknya.
“Hari ini kita akan belajar mengenai hewan, kata kuncinya ada 2 coba diperhatikan. Clue pertama adalah hewan ini berkaki 4 dan suka makan buah dan sayur. Clue yang kedua hewan ini suka membawa rumahnya kemana pun berjalan. Hewan apakah yang dimaksud?” kata Novi.
“Aku tau bu, kura–kura,” jawab Sulthan Abdullah Alfarizqi, salah satu siswa kelas B. Suara riuh seketika pecah di ruangan dan siswa saling bersahutan menjawab: “Kura–kura”.
Ada 3 aktivitas yang dilakukan di dalam ruang kelas yang berlokasi di Perum Bukit Bambe Blok DF 06 Bambe, Driyorejo, Gresik, yaitu menulis kata ‘kura–kura’, membuat rumah kura–kura, dan menirukan gerakan kura–kura yang sedang berjalan. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok untuk melakukan masing–masing aktivitas. Secara bergantian masing–masing kelompok diberi waktu untuk mencoba ketiga aktivitas tersebut secara bergantian.
Menggunakan media yang terbuat dari kayu dengan berbagai ukuran dan bentuk, siswa mulai menyusun bangunan rumah untuk kura–kura. Tak sekadar menyusun bangunan berbentuk kotak persegi, siswa juga mendapat stimulasi untuk bisa bercerita tentang bagian rumah.
“Ini pintunya, kura–kura masuk lewat sini, ini ruang makan dan ini tempat tidurnya,” ucap Muhammad Gibran Asshidiq, salah satu siswa kelas B.
“Rumahnya tidak boleh bertingkat karena kura–kura tidak bisa memanjat,”, imbuh siswa yang bercita–cita ingin jadi arsitek ini. Sambil menunjukkan desain bangunan rumah yang dibuat bersama dengan teman–temannya, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan imajinasinya.
Perlu keterampilan untuk menyusun balok agar bisa saling menopang satu sama lain, agar tidak roboh. Kerja sama diperlukan untuk mempercantik tampilan rumah. Aksesoris batu kerikil, kartu mainan, dan kancing baju menjadi pelengkap yang seolah–olah menyerupai benda-benda yang ada di kolam ikan.
“Ini kerikilnya jadi dasar kolam ikan. Kolam ikan isi air dan airnya untuk minum kura–kura,” celoteh Rafasya Nathan Prasetya saat ditanya oleh Novi.
“Tiap siswa memiliki imajinasinya masing–masing terkait membuat rancang bangun rumah kura–kura. Mereka bebas membongkar dan menyusun kembali baloknya. Kami stimulasi siswa untuk bisa menceritakan imajinasi rancang bangunnya dengan mengajukan pertanyaan yang saling terkait,” terang Nuzla. (*)
Kontributor: Elisyah Susanty