Suasana haru, bahagia, dan penuh kekaguman menyelimuti Mushola perguruan Muhammadiyah Pantenan pada Senin pagi, dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional. Acara yang diinisiasi oleh pimpinan ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) MTs. Muhammadiyah 7 Pantenan ini menjadi manifestasi nyata penghormatan seluruh siswa terhadap dedikasi para guru.
Berdasarkan laporan yang dihimpun Jatimco, kegiatan ini diawali dengan apel pagi bersama yang melibatkan seluruh Dewan Guru dan Siswa/I Perguruan Muhammadiyah Pantenan. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi khusus di dalam mushola, dihadiri oleh seluruh guru MTs Muhammadiyah 7 Pantenan yang telah berjasa. Para siswa terlihat antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan yang disiapkan sebagai kejutan bagi dewan guru.
Tuntutan Kompleksitas Peran Guru Modern
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Bpk. Muhammad Tauhid menyoroti secara mendalam perubahan peran guru di tengah arus modernisasi. Ia menegaskan bahwa fungsi guru kini jauh melampaui sekadar penyampai ilmu pengetahuan.
“Peran guru di era modern semakin kompleks. Guru tidak hanya berfungsi sebagai penyampai ilmu, tetapi juga menjadi pengarah karakter, motivator, bahkan konselor bagi para siswa,” ujar Bpk. Muhammad Tauhid.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa tantangan zaman menuntut kualitas yang lebih tinggi dari para pendidik. “Guru hari ini dituntut kreatif dalam mengajar, sabar dalam membimbing, dan kuat menghadapi berbagai tantangan zaman. Namun kami percaya, dedikasi guru tidak akan pernah padam. Terima kasih kepada seluruh guru atas komitmen dan pengorbanannya,” imbuhnya.
Adab dan Budi Pekerti sebagai Pilar Utama
Selain mengapresiasi dedikasi guru, Bpk. Muhammad Tauhid juga menyampaikan pesan keras mengenai etika dan budi pekerti siswa. Ia secara tegas melarang siswa untuk berani atau membantah guru, menempatkan adab sebagai tolok ukur keberhasilan seorang pelajar.
“Kalian sebagai siswa jangan pernah berani kepada guru dan jangan pernah membantah guru, jika kalian pernah membantah guru maka kalian gagal sebagai seorang siswa. Siswa juga harus mempunyai adab dan budi pekerti,” tegasnya, menggarisbawahi pentingnya penghormatan dalam lingkungan pendidikan.
Pengakuan Siswa: Guru adalah Pilar Masa Depan
Rasa terima kasih yang mendalam juga disampaikan oleh perwakilan siswa/I MTs Muhammadiyah 7 Pantenan, Nur Aida Putri. Dalam sambutannya, ia mengakui bahwa siswa seringkali lalai dalam menghargai pengorbanan fisik, pikiran, dan waktu yang telah dicurahkan oleh guru.
“Mungkin kita sering lupa mengucapkan terima kasih. Kita kadang lebih sering protes daripada menghargai. Namun hari ini, mari kita sama-sama menundukkan kepala sejenak, merenung, dan menyadari bahwa setiap keberhasilan yang akan kita raih kelak, tidak lepas dari peran guru-guru yang berdiri di hadapan kita saat ini. Mereka adalah pilar yang menopang masa depan kita,” kata Nur Aida Putri.
Ia menambahkan bahwa peringatan Hari Guru ini bukan sekadar perayaan tanggal, melainkan momen untuk mengenang dan merayakan sosok-sosok luar biasa yang telah membentuk karakter siswa. “Guru adalah lentera dalam gelap, adalah tangan yang menuntun saat kita tersesat, dan adalah sosok yang tidak pernah berhenti percaya pada potensi diri kita, bahkan ketika kita sendiri ragu,” tambahnya.
Ikatan Abadi Murid dan Guru
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian pesan dan kesan dari masing-masing dewan guru. Sesi ini dipenuhi dengan cerita sejarah pengabdian, pengorbanan, dan jejak petualangan dalam dunia pendidikan di MTs Muhammadiyah 7 Pantenan. Salah satu pesan yang paling menghujam disampaikan oleh seorang guru, menekankan sifat abadi dari hubungan pendidik dan peserta didik.
“Jangan pernah kalian menganggap kami yang ada di depan ini adalah sebuah bekas guru atau mantan guru, kalian murid sampai kapanpun tetap murid kami, kami guru kalian sampai kapanpun tetap guru kalian,” ucap salah satu guru dalam menyampaikan pesan dan kesannya.
Puncak acara yang menjadi kejutan bagi dewan guru terjadi saat anggota IPM menyerahkan kue dan cindera mata sebagai hadiah. Momen ini mengundang tepuk tangan panjang dari seluruh audiensi. Beberapa guru tampak menahan haru, terutama ketika salah satu siswa menyampaikan pesan singkat, “Terima kasih ya bu atas ilmunya selama ini.”
Acara ditutup dengan do’a bersama, diikuti sesi foto bersama antara seluruh siswa dan guru sebagai kenangan peringatan Hari Guru tahun ini. Pihak sekolah berharap kegiatan yang meriah dan penuh makna ini dapat mempererat hubungan guru dan siswa, serta membentuk lingkungan belajar yang positif, aktif, dan inspiratif.










