Sebuah perusahaan riset di Shanghai Cina mengembangkan teknologi artifisial intelijen (AI) untuk mendeteksi COVID-19 dengan nama Axial AI.
Axial AI (uAI Discover PNA) yang dikembangkan oleh Shanghai Research Center for Brain Science and Brain-inspired Intelligence bersama China Academic of Sciences, Neurobionix, dan Skymind Laboratory of Neurobionix Research. Alat tersebut dikembangkan untuk membantu tim medis mendiagnosis pasien dengan gejala COVID-19 secara lebih cepat. Axial AI juga dapat secara otomatis menganalisis hasil foto CT scan dalam waktu 10 detik dengan akurasi lebih dari 90 persen.
Metode ini dinilai Praktisi teknologi artifisial inteijen, Karim Taslim sangat potensial untuk diterapkan di Indonesia. Mesin ini bisa bekerja tanpa tes darah dan swab.
“Dengan AI solution telah berhasil dikembangkan alat yang membantu analisis tes corona dan telah digunakan di Wuhan, China, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi,” kata Karim, Kamis (2/4).
Selama ini, kelangkaan tes COVID-19 tak hanya di Indonesia namun di banyak negara lain di dunia. Bahkan China dan Amerika Serikat pun mengalami hal yang sama. Selain itu, tes dengan tingkat akurasi tertinggi melalui swab yang selama ini dilakukan perlu waktu berhari-hari melalui uji laboratorium untuk mengetahui hasilnya.
Hal ini membuat Komisi Kesehatan Hubei di China pun mengaku tidak lagi mengandalkan tes darah untuk mendeteksi COVID-19 yang hasilnya memakan waktu berhari-hari. Mereka saat ini menggunakan CT (computed tomography) scan guna melihat secara langsung organ pasien yang diduga terjangkit COVID-19.
Alat baru berbasis AI tersebut, kata Karim, potensial diterapkan di Indonesia. Alat dapat dipasangkan ke CT scan yang umumnya sudah dimiliki semua RSUD di seluruh Tanah Air.
“Kecepatan pembacaannya hanya dalam hitungan 10 detik karena memang menggunakan teknologi Artificial Intelligence,” kata Karim. (tik/ dari berbagai sumber)