BANDUNGMU.COM — Inilah 18 ungkapan bahasa Indonesia dari kata “langit” dan “bumi” yang bandungmu.com kutip dari buku “Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia” JS Badudu.
- Cita-citanya melangit, tetapi usahanya satu pun tak tampak (sangat muluk-muluk).
 - Harga kebutuhan hidup melangit, tetapi uang sangat suka dicari (naik tinggi sekali).
 - Rumahnya sudah beratapkan langit, tetapi belum juga dapat dia memperbaikinya (sangat rusak atapnya, banyak yang bocor).
 - Di bawah kolong langit ini, semua manusia sama derajatnya di mata Tuhan (di muka bumi).
 - Sawah berbendar langit tentu saja akan kekeringan di musim kemarau (sawah yang mengharapkan air hujan).
 - Orang bersaudara tiri itu perbedaan budi pekertinya seperti bumi dengan langit (sangat besar perbedaannya, berbeda seperti siang dan malam).
 - Pekerjaanmu ke langit tak sampai ke bumi tak nyata (setengah-setengah, kepalang tanggung).
 - Bayi yang baru dilahirkan itu sumbing ke langit-langitnya (bagian atas rongga mulut).
 - Langit-langit kelambu itu dibuat dari kain-kain putih yang halus (bagian atas kelambu, tenda kelambu).
 - Pramuka-pramuka itu tidur beratapkan langit (tidak di lapangan terbuka, bukan di rumah).
 - Pekerti kedua orang bersaudara yang berlainan ibu itu berbeda seperti langit dan bumi (sangat jauh perbedaannya, sangat berlawanan).
 - Setelah ayah meninggal dunia, pamanlah yang menjadi bumi langitku (tempatku menyandarkan hidup).
 - Larinya seperti tidak berjejak di bumi (sangat cepat).
 - Serdadu-serdadu Belanda yang ingin membalas dendam kepada gerilya membumihanguskan kampung kami (membakar habis segala sesuatu).
 - Jenazah pahlawan itu akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kali Bata (dimakamkan, dikuburkan).
 - Di negeri jajahan itu, bumi putra mendapat perlakukan yang tak adil dari pemerintah penjajah (penduduk asli, anak negeri).
 - Mendengar berita kematian ayah secara tiba-tiba itu, terban bumi tempat berpijak ini rasanya (terbang semangatku, serasa terbang ruh di badan).
 - Terban bumi tempat berpijak, putus tali tempat bergantung (peribahasa) (telah tak ada orang tempat menggantungkan hidup [misalnya kematian ibu bapak]).
 
Semoga bermanaat.***

																				





