GIRIMU.COM — Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-5 yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik tahun ini menghadirkan sesuatu yang istimewa. Untuk pertama kalinya, dewan juri didatangkan langsung dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Kementerian Agama Republik Indonesia di Jakarta.
Menurut keterangan panitia, salah satu cabang lomba yang menjadi perhatian khusus adalah Cabang Tartil Al-Qur’an Isyarat bagi Disabilitas Rungu Wicara dan Tahfidz 1 Juz bagi Disabilitas Netra. Total ada 24 peserta yang akan tampil: 17 peserta dari kalangan disabilitas rungu wicara dan 7 peserta disabilitas netra.
Yang menarik, dewan juri untuk cabang istimewa ini bukan sembarang juri. Ustadz Deni Hudaeny, perwakilan resmi dari Kementerian Agama pusat, dijadwalkan terbang langsung dari Jakarta dan hadir pada malam pembukaan. Sosok yang dikenal sebagai ahli dalam bidang penilaian Al Quran bagi penyandang disabilitas ini diplot menjadi penilai utama sekaligus pembimbing bagi juri-juri lokal.
“Beliau kami hadirkan khusus, karena di Gresik masih sangat minim tenaga ahli di bidang ini. Kehadiran beliau diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi para pegiat AlmQuran untuk belajar dan memperdalam kompetensi penjurian di cabang-cabang khusus seperti ini,” ungkap A. Rizal Azka Spd, salah satu panitia MTQ.
Selain untuk menjaga kualitas penjurian, kehadiran juri nasional ini juga diharapkan mampu memberikan semangat baru bagi para peserta disabilitas, yang selama ini kerap menghadapi keterbatasan dalam akses lomba keagamaan.
“Ini bukan sekadar perlombaan, tapi wujud nyata, bahwa setiap Muslim, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk memuliakan Al Quran,” tambah Hasan Abidin, selaku Ketua Panitia.
Dengan hadirnya juri profesional dari pusat, MTQ ke-5 Muhammadiyah Gresik tak hanya menjadi ajang kompetisi, tapi juga ruang inklusi dan pembelajaran bersama, yang di dalamnya nilai-nilai keislaman, kesetaraan, dan semangat mencintai Al Quran berpadu dalam harmoni.
Bagi Muhammadiyah Gresik, penyelenggaraan cabang-cabang khusus bagi penyandang disabilitas bukan hanya bentuk kepedulian sosial, tetapi juga implementasi nyata dari ajaran Islam berkemajuan, Islam yang menghargai setiap insan tanpa melihat perbedaan kemampuan.
Dengan hadirnya juri profesional dari pusat dan semangat inklusi yang mengalir di setiap cabang lomba, MTQ ke-5 Muhammadiyah Gresik bukan sekadar ajang kompetisi keagamaan, melainkan panggung inspirasi dan persaudaraan. Di sana, nilai-nilai ke-Islaman, kesetaraan, dan kecintaan pada Al Quran berpadu dalam satu harmoni indah yang menyentuh hati siapa pun yang menyaksikannya. (*)
Kontributor: (Abdul Rokhim Ashari)