Girimu.com — Masjid At-Taqwa Perum Pongangan Indah (PPI) Manyar, Gresik, Jawa Timur menggelar sholat Idul Adha pada 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah yang bertepatan dengan hari Jumat (6/6/2025). Bertindak sebagai imam sholat dan khatib adalah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, Muhammad Thoha Mahsun, MPdI, MHES.
Sholat yang diikuti oleh ratusan jamaah di lingkungan Perum Pongangan Indah, Perum Gresik Kota Baru (GKB), serta Suci ini dimulai pukul 06.00 WIB dengan suasana khusyuk dan tertib. Di bawah sinar matahari pagi dan udara yang sejuk, dengan seksama para jamaah mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh ketua PDM Gresik.
Dalam khutbahnya, Thoha Mahsun membuka dengan sebuah kisah Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang bertanya kepada Zaid bin Arqam,
“Apakah kamu pernah melakukan dua hari raya bertepatan dalam satu hari ketika bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”
Jawabnya; “Ya,”. Kemudian Mu’awiyah bertanya kembali
“Bagaimana beliau mengerjakan sholat tersebut?”.
Zaid bin Arqam menjawab, “Rasullullah mengerjakan shalat Id dan memberikan keringanan pada waktu shalat Jumat.” Lalu Rasulullah pun bersabda: “Barang siapa ingin mengerjakan (sholat Jumat), hendaknya mengerjakan sholat (Jumat),” tulis hadist riwayat Abu Daud, Nasa’i, dan Ibnu Majah.
Dari nukilan hadits tersebut, Ustadz Thoha, sapaan akrabnya, mengimbau para jamaah yang hadir, kalau bisa mengerjakan kedua sholat tersebut untuk mendapatkan keutamaan pahala, yakni salat Idul Adha dan salat Jumat.
Kemudian Ustadz Thoha melanjutkan, dengan penegasan, bahwa Idul Adha 1446 Hijriah di tahun ini merupakan sebuah bentuk instrospeksi dan ketaatan serta kesalihan Nabi Ibrahim serta Nabi Ismail kepada Allah SWT.
“Robbi habli minassholihin merupakan doa yang dibacakan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT untuk membantunya mendapatkan keturunan. Doa ini juga tercantum di dalam Al Quran, surah As-Shaffat ayat ke-100. Kesalihan Ismail patut kita contoh, bagaimana ia ikhlas disembelih oleh ayahnya sendiri yang mendapatkan perintah Allah dari sebuah mimpi. Hal yang mungkin tidak akan terjadi di masa kini, namun Ismail tetap menerimanya,” jelasnya.
Dengan demikian, sambung Ustadz Thoha, yang patut diambil hikmahnya, bagaimana menjadikan anak-anak menjadi salih dan salihah. Tidak bisa dimungkiri, ujian terberat bagi anak-anak di masa depan adalah bagaimana agar kesalihan mereka tetap kepada Allah SWT, bagaimana anak-anak sekarang mempunyai akhlak mulia.
“Sebab, salah satu kemudahan kita nanti di akhir dunia ini adalah berkat doa anak salih dan salihah. Kita patut waspada, karena mengutip data dari Dinas Sosial Kabupaten Gresik, sebanyak 80% pengguna pekerja seks komersial (PSK) adalah pria berusia SMA, SMK dan MA. Oleh karena itu, dalam setiap sholat, tekankan kepada anak kita untuk selalu berdoa agar menjadi anak yang salih,, anak yang berbakti kepada orang tua, serta anak yang mampu menjaga dirinya dari segala kemaksiatan di dunia,” tandasnya.
Menutup khutbah Idul Adha, Ustadz Thoha melanjutkan, dengan mengajak para jamaah untuk selalu berdoa serta istiqomah menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-nya agar selamat dunia dan akhirat. (*)
Kontributor: Bening Satria Prawita Diharja