GIRImu.com — Anggota dan simpatisan Aisyiyah Kabupaten Gresik berkontribusi dalam program Pekan Sedekah Sampah (Pedas) yang dikoordinasi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH), bekerja sama dengan Asosiasi Bank Sampah Gresik (Asbag). Caranya, mereka mengumpulkan sampah, memilah, lalu menyetorkannya ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Selain untuk pertimbangan kesehatan, ternyata aksi sedekah sampah ini juga bermisi sosial. Pasalnya, oleh DLH, sampah yang terkumpul itu dijual kepada pengepul. Hasilnya disumbangkan kepada crew kebersihan lingkungan yang dikenal dengan istilah pasukan kuning dan pasukan hijau.
Tidak semua jenis sampah dihimpun, tetapi dibatasi hanya sampah bekas botol plastik, kardus dan kertas atau buku. Pengumpulan sampah bernilai ekonomis ini dilakukan pada Selasa (12/10/2021) dalam dua sesi, yakni pagi dan sore. Sampah yang terkumpul lalu diangkut dengan menggunakan mobil pick up ke DLH bersama dengan cabang-cabang lainnya, Rabu (13/10/2021)
Dihubungi Kamis (14/10/2021), Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kebomas, Gresik, Nur Fadlilah, mengatakan, sebenarnya potensi sampah yang bisa dihimpun lebih besar dari yang telah dikumpulkan ke DLH Kabupaten Gresik. Tetapi, karena sampah juga dihimpun bersama sejumlah PCA dan juga komunitas lainnya, maka PCA Kebomas menyetorkan sebanyak satu unit pick up.
“Kalau mau, potensinya jauh labih banyak lagi. Khawatir tempat penampungannya gak muat, jadi cukup satu mobil pick up saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, sesuai instruksi PDA Kab. Gresik, selain Kebomas, PCA yang diamanhi terlibat dalam program Pedas ini adalah adalah PCA Gresik, PCA GKB, dan PCA Manyar. Secara serentak, empat PCA dan PDA, Rabu (13/10/2021) mengumpulkan sampah itu di DLH. Total sebanyak enam mobil pick up disetor ke DLH, dengan rincian: keempat PCA masing-masing satu pick up dan PDA mengumpulkan dua pick up.
Sementara Kabag Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Gresik, Umayah, mengatakan, program Pedas dilaksanakan dua kali dalam setahun. Hal ini dimaksudkan sebagai edukasi dan pembelajaran pengelolahan sampah oleh masyarakat. Sasasarannya adalah sekolah, desa, kelompok PKK, organisasi masyarakat, dan WIDI (kelompok mahasiswa pencinta lingkungan).
Dikatakan, setelah sampah dikumpulkan di DLH, dilakukan pemilahan sesuai jenisnya. Selanjutnya, ujar Umayah, sampah itu dijual ke pengepul sampah. Hasil dari penjualan sampah itu kemudian disumbangkan kepada seluruh anggota pasukan kuning (petugas kebersihan) dan pasukan hijau (petugas pertamanan) di kabupaten Gresik yang berjumlah sekitar 450 orang.
“Dalam program ini, selain terkait kebersihan atau kesehatan, sekaligus bermisi sosial. Sebab, hasil dari penjualan sampah, seluruhnya diserahkan kepada pasukan kuning dan pasukan hijau di Kabupaten Gresik,” ujarnya. (ern)