Hidup Sehat Dengan Diabetes
Oleh : Safrin Octora
Hari ini untuk ke sekian kalinya, seorang kawan meninggal dunia karena penyakit diabetes. Usianya relatif muda, 55 tahun. Namun penyakit diabetes yang dideritanya selama beberapa tahun, membuat dia mengakhiri hidup di dunia ini.
Diabetes biasa disebut juga disebut dengan diabetes melitus dalam bahasa awam sering disebut dengan penyakit kencing manis. Penyebabnya adalah jumlah kadar gula yang berlebihan di dalam tubuh seseorang. Hal ini disebabkan karena pankreas di dalam tubuh penderita tidak berfungsi lagi untuk mengubah unsur gula mejadi insulin. Jumlah unsur gula yang berlebih tersebut menjadi faktor utama muncul penyakita diabetes.
Pada dasarnya diabetes bukan penyakit menular. Namun jumlah penderita penyakit ini semakin tahun semakin bertambah. Penyakit ini merupakan penyakit yang memiliki penderita terbesar di dunia. Untuk Indonesia jumlah penderita diabetes semakin tahun semakin naik. Di tahun 2019, jumlah penderita diabetes di Indonesia berkisar 10,7 juta jiwa, namun di 2021 telah bertambah menjadi 19,5 juta jiwa. Sedangkan untuk kematian, diabetes merupakan penyakit yang kematian penderitanya nomor 3 (tiga) besar, setelah stroke dan jantung koroner.
Diabetes dikatakan sebagai penyakit yang menakutkan disebabkan karena penyakit ini bisa menyebabkan penyakit ikutan lain di dalam tubuh seorang penderita. Beberapa penyakit ikutan dari diabetes tersebut antara lain stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di kepala si penderita. Penderita katarak bisa semakin sulit melihat karena selaput mata ditutupi oleh gula yang tidak terekstraksi. Diabetes juga bisa menyerang paru-paru penderita. Biasanya ini tejadi pada perokok berat.
Ginjal yang merupakan sarana tempat mencuci darah bisa juga terganggu, bila gula darah semakin mengental. Bila sampai pada kondisi akut, bukan tidak mungkin ginjalnya harus dibuang dan harus melakukan transplantasi ginjal dari orang lain.
Sementara pada sisi lain, diabetes juga bisa mengganggu fungsi alat kelamin seorang laki bila kontrol gula tidak terjaga. Dampak pada penurunan fungsi kelamin pada laki-laki jelas sangat menakutkan. Bila ini terjadi, sebuah kehidupan menjadi tidak berwarna lagi bagi seorang laki-laki. Masih hidup namun tidak berfungsi lagi. Duch, kasihan.
Sementara dikatakan mematikan, karena dampak dari diabetes ini adalah kematian bagi penderitanya. Ini disebabkan karena fungsi organ tubuh yang digerogoti oleh kuman penyakit ini menyebabkan orang-orang yang menderita penyakit ini akan berakhir dengan kematian. Memang tidak langsung kematian itu tiba, namun darah yang telah dipenuhi oleh gula yang tidak terekstrasi oleh pankreas mengakibatkan organ-organ tubuh pelan-pelan menjadi tidak berfungsi. Malfungsi organ tubuh ini lah yang menyebabkan kematian tersebut. Hal ini juga dinyatakan oleh seorang guru besar USU Prof. Darwin Dalimunte dalam pidato pengukuhannya sebagai profesor dengan judul orasi : Diabetes Penyakit Yang Mematikan Secara Pelan-Pelan (?).
Secara umum, diabetes terdiri dari dua jenis. Pertama adalah diabetes melitus type 1 atau biasa disebut dengan DMT1. Penderita DMT1, biasanya terjadi dari keturunan orang tua yang juga menderita diabetes. Biasanya ketika seorang ibu penderita diabetes sedang hamil, peluang bayi yang dilahirkannya akan menderita diabetes menjadi sangat besar.
Sedangkan jenis kedua yang biasa disebut dengan diabetes melitus type 2 atau DMT2 umumnya disebabkan oleh gaya hidup penderita, seperti pola makan yang berlebih, berkurangnya aktivitas fisik, berkurangnya waktu istirahat dan hidup selalu dalam tekanan (stress).
Istilah diabetes menghasilkan turunan istilah lain yang dikenal dengan diabetesi. Diabetesi adalah sebutan untuk penderita diabetes yang memiliki prilaku hidup yang positif, sehingga memiliki semangat hidup yang tinggi dan mampu mengelola penyakit ini dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang pada diabetesi ini bisa mencapai usia yang panjang, karena kemampuannya untuk melawan penyakit ini dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu diabetesi itu adalah saya. Saya terkena diabetes pada usia relatif muda, 43 tahun pada tahun 2004. Saya penderita DMT2, karena bapak dan ibu saya bukanlah penderita diabetes. Gaya hidup yang tidak terjaga menyebabkan penyakit ini dengan mudah masuk ke dalam tubuh saya tanpa permisi.
Akibat diabetes tersebut, saya sempat dirawat di rumah sakit sebanyak 3 (tiga) kali. Untunglah organ tubuh saya yang diincar penyakit ini tidak menyasar ke organ yang paling utama yaitu alat kelamin. Diabetes malah menyasar ke mata saya, sehingga saya harus melakukan operasi mata pada 2017.
Setelah mengalami tiga kali dirawat di rumah sakit dan operasi mata saya bertekad untuk melawan diabetes ini secara konsisten dan berkesimbungan dan teratur.
Cara cara itu antara lain :
Pertama, saya tetap rajin berkonsultasi dengan dokter untuk mendiskusikan penyakit ini. Konsultasi ini biasa saya lakukan bila nilai gula darah saya naik di atas ambang batas dan tidak turun-turun untuk beberapa hari.
Kedua, teratur mengkonsumsi obat yang disarankan. Metformin dan Glibenclamide adalah dua nama obat asupan yang telah menjadi bagian dari kehidupan saya.
Ketiga, menjaga asupan yang masuk. Sampai hari ini telah 10 tahun saya tidak mengkomsumsi gula secara langsung. Kopi ataupun teh tidak pernah ditambahkan dengan gula. Begitu juga jenis minuman ringan, pelan pelan saya hindari.
Begitu juga dengan asupan nasi. Kwantitas makan nasi saya telah jauh berkurang, sesuai dengan saran seorang ahli gizi. Jadi untuk makan nasi, jumlah nasi yang saya makan persis seperti di restoran restoran yang selalu meletakkan nasi di piring pelanggan dalam ukuran kecil. Nasi sebanyak itu, tidak boleh ditambah. Bila lapar oleh ahli gizi ini disarankan memakan buah seperti pepaya, pisang, ataupun apel.
Keempat, tetap berolahraga setiap hari. Sebelum pandemi covid-19 olahrag yang saya ikuti adalah renang, namun saat ini hanya jalan kaki ketika matahari mulai naik dan hawa panasnya terasa.
Kelimat, istirahat yang cukup. Telah beberapa tahun ini saya mulai tidur malam antara jam 10 atau jam 11. Bangun pagi sekitar jam 05.00 pagi.
Kelima pola di atas saya terapkan dalam hidup sehari-hari dengan jargon Hidup Sehat Dengan Diabetes. Artinya meski diabetes saya belum sembuh sama sekali, namun nilai ambang batas gula darah saya tetap terjaga.
Ini semua saya lakukan karena masih tetap ingin menikmati hidup dalam keadaan sehat, terutama yang satu itu.
Jadi kalau Anda ingin tetap sehat dalam hidup ini, hindari asupan gula yang berlebihan, menjaga asupan makanan dan tetap berolahraga.
Jaga kadar gula darah Anda, sehingga Anda tetap akan menjadi laki-laki sejati tanpa harus bantuan Viagra sekalipun.
Percayalah.