Membangun Loyalitas dan Kemandirian Sekolah Muhammadiyah

banner 468x60

Catatan Ketua Majelis Dikdasmen PNF PDM Gresik, M. Fadloli Aziz, dari Diksuspim Dikdasmen PNF

GIRIMU.COM – Ada semangat yang berbeda ketika saya mengikuti Pendidikan Khusus Pimpinan (Diksuspim) Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan PDM se-Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT yang diagendakan pada 11–13 Juli 2025 di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur. Semangat itu, bukan hanya karena kehadiran tokoh-tokoh nasional Muhammadiyah dan pejabat Kementerian Dikdasmen RI, tetapi lebih karena substansi dan atmosfer kegiatannya yang benar-benar menyentuh peran strategis kami sebagai penggerak pendidikan Muhammadiyah di daerah.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) dengan mengusung tema “Edupreneurship, Transformasi Pendidikan Muhammadiyah yang Unggul dan Berkemajuan.” Tema yang sangat relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan saat ini: bagaimana sekolah Muhammadiyah tidak hanya survive, tetapi mampu bertumbuh secara mandiri dan berkarakter.

Sebanyak 133 peserta hadir dalam kegiatan ini, berasal dari empat provinsi, yakni Jawa Timur (88 peserta), Bali (16 peserta), NTB (15 peserta), dan NTT (14 peserta). Mereka adalah para wakil ketua PWM dan PDM bidang pendidikan, serta ketua dan sekretaris Majelis Dikdasmen PNF. Kami dari Majelis Dikdasmen PNF PDM Gresik, yang hadiradalah  saya dan Sekretaris Majelis Dikdasmen PNF PDM Gresik, Nurul Wafiyah, MPd. Saya pribadi merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari forum istimewa ini.

Yang membuat saya tertarik adalah struktur materi yang disampaikan, menggambarkan kerangka kepemimpinan yang dibutuhkan Muhammadiyah dalam konteks pendidikan masa depan. Hal itu terangkum mulai dari penguatan ideologi gerakan, visi masa depan pendidikan Muhammadiyah, pendampingan dan supervisi klinis, hingga pengembangan growth mindset dan jejaring kemitraan sekolah. Semuanya disampaikan dengan gaya reflektif sekaligus aplikatif.

Ketua Panitia, Pahri, SAg, MM, mengawali kegiatan dengan yel-yel pembakar semangat dan ajakan ikrar. Dari gestur dan isi sambutannya, saya menangkap, bahwa kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat semangat kepemimpinan, loyalitas terhadap amanah, serta mendorong kreativitas dalam membangun kemandirian sekolah.

Lima tujuan utama Diksuspim yang dipaparkan pun terasa sangat kontekstual dengan kondisi kekinian, yakni: meneguhkan ideologi Muhammadiyah, meningkatkan sinergi dan kolaborasi program pendidikan, menumbuhkan loyalitas terhadap tugas kelembagaan, mendorong mutu layanan dan penerimaan siswa baru, dan menguatkan edupreneurship untuk sekolah mandiri.

Saya pribadi sangat tertarik pada pendekatan edupreneurship yang diangkat dalam kegiatan ini. Bagi kami di Gresik, kemandirian sekolah Muhammadiyah menjadi isu penting, apalagi dalam konteks pengelolaan pembiayaan, pengembangan SDM, dan inovasi program unggulan.

Materi yang menurut saya sangat menggugah adalah sesi Growth Mindset for School Development yang memiliki daya dorong untuk berpikir jauh ke depan, tidak hanya mengurus rutinitas kelembagaan. Kemudin, disusul materi tentang manajemen penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah yang menantang kita untuk tidak sekadar “terjebak” dalam administratif, tetapi solutif dan kolaboratif.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang penguatan kapasitas, tetapi juga sebagai ruang silaturahmi lintas daerah. Dari forum informal dan diskusi kelompok, saya banyak belajar dari praktik-praktik baik di daerah lain, dan tentu ini menjadi bahan refleksi sekaligus inspirasi bagi pengembangan sekolah-sekolah Muhammadiyah di Gresik.

Sebagai Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Gresik, saya berharap, bahwa hasil dari Diksuspim ini dapat menjadi energi baru dalam memperkuat peran kami sebagai pembina dan pendamping mutu pendidikan Muhammadiyah di daerah. Akhirya, Diksuspim bukan sekadar pelatihan. Kegiatan ini jadi panggilan untuk memperkokoh komitmen, membangun jaringan, dan menumbuhkan budaya inovasi dalam dunia pendidikan Muhammadiyah. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari upaya besar ini. (*)

Author