Memberi untuk Negeri, Kiprah Lazismu Gresik Menebar Manfaat

Featured4 Dilihat

GIRIMU.COM — Lazismu dalam kiprah sosialnya, merupakan lembaga zakat tingkat nasional yang menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah, wakaf, dan sosial keagamaan lainnya kepada masyarakat yang membutuhkan sesuai dengan delapan golongan asnaf. Sebagai lembaga yang menjadi mediator antara muzakki (pemberi zakat) dan mustahik (penerima manfaat), Lazismu membuat program pemberdayaan yang terbagi menjadi enam pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dakwah, sosial-kemanusiaan, dan lingkungan.

Lazismu didirikan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada 4 Juli 2002 dan dikukuhkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) oleh Menteri Agama RI pada 21 November 2002. Terdapat dua alasan yang menjadi dasar berdirinya Lazismu sebagai lembaga pengelolaan zakat. Pertama, fakta statistik yang menunjukkan, bahwa Indonesia masih dihadapkan dengan tantangan kemiskinan yang meluas, disparitas pendidikan yang signifikan, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang bervariasi, dengan akar masalah yang terkait erat dalam tatanan keadilan sosial yang lemah.

Kedua, zakat diyakini berkontribusi besar dalam mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia, dan pengentasan kemiskinan. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar (sekitar 80%), Indonesia memiliki potensi zakat, infak, dan wakaf yang sangat besar. Namun, potensi ini belum dikelola dan didayagunakan secara maksimal, sehingga belum memberikan dampak signifikan dalam mengatasi berbagai persoalan sosial dan ekonomi yang ada. Pengelolaan yang lebih efektif diperlukan untuk merealisasikan manfaat penuh dari dana filantropi Islam tersebut.

Saat ini, Lazismu telah tersebar hampir di seluruh Indonesia, mulai dari tingkat pusat, wilayah, daerah, hingga kantor layanan di tingkat kecamatan. Jangkauan yang luas ini memiliki tujuan  memberdayakan masyarakat dan membantu sesama melalui pendayagunaan dana zakat secara produktif di berbagai daerah di Indonesia.

Melalui branding “Memberi untuk Negeri” menunjukkan, bahwa Lazismu berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif demi kemaslahatan sesama melalui kegiatan filantropi, sosial, atau kemanusiaan lainnya. Slogan itu bukan sekadar kalimat penyemangat bagi Lazismu, melainkan nafas perjuangan yang terus hidup dalam setiap langkahnya.

Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, semangat itu tumbuh dalam Lazismu Gresik, lembaga yang didirikan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik pada 2010, dan secara resmi dikukuhkan oleh Lazismu Wilayah Jawa Timur pada tahun 2017.

Lazismu Gresik hadir dengan jaringan kuat yang tersebar di 16 kecamatan, mulai dari ujung Utara, tengah, Selatan hingga ke seberang pulau Bawean. Di wilayah Gresik Utara, Lazismu beoperasi di Kecamatan Panceng, Ujungpangkah, Sidayu, Dukun, Bungah, Manyar. Di wilayah Tengah ada di Gresik Kota Baru (GKB), Kebomas, dan Duduk Sampeyan. Sementara di bagian Selatan, tersebar di Kecamatan Cerme, Benjeng, Balongpanggang, Menganti, Driyorejo, Wringinanom. Sementara di seberang Pulau Bawean, ada di Kecamatan Sangkapura dan Tambak.

Melalui jaringan yang kuat, memungkinkan Lazismu menjangkau masyarakat lebih luas. Lazismu Gresik berfokus pada memberdayakan masyarakat dan membantu sesama dengan cara yang produktif dan berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, tetapi sekaligus juga menciptakan perubahan positif dalam kehidupan masyarakat yang berkelanjutan.

Pertumbuhan Dana ZISKA

Penerimaan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISKA) di Lazismu Gresik menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dalam kurun waktu hampir satu dekade. Pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Lazismu, tetapi juga menggambarkan kesadaran filantropi yang semakin kuat di tengah masyarakat Gresik.

Pada tahun 2016, Lazismu Gresik menghimpun dana sebesar Rp 176 juta, menjadi pijakan awal menuju penguatan lembaga. Setahun kemudian, tahun 2017, terjadi lonjakan tajam menjadi Rp 1,1 miliar, atau meningkat lebih dari enam kali lipat.

Tren positif ini berlanjut pada 2018 dengan penghimpunan mencapai Rp 2,6 miliar, menunjukkan pengelolaan yang semakin profesional dan jaringan layanan yang semakin berkembang. Memasuki 2019, penerimaan kembali naik menjadi Rp 3,2 miliar.

Kondisi stabil pada angka yang sama terjadi pada tahun 2020, meskipun kondisi ekonomi nasional saat itu sempat terdampak pandemi Covid-19. Stabilitas penghimpunan dana di masa sulit tersebut menunjukkan, bahwa Lazismu Gresik telah menjadi rujukan utama masyarakat dalam menyalurkan dana filantropi.

Tahun 2021 menjadi momentum kebangkitan dengan kenaikan signifikan hingga mencapai Rp 5,6 miliar. Pada tahun itui masyarakat sadar saling membantu dan bangkit dari keterpurukan pada masa pandemi. Kemudian, disusul dengan peningkatan kembali pada 2022 menjadi Rp 5,8 miliar. Peningkatan ini mencerminkan penguatan program.

Tahun 2023 mencatat lompatan besar dengan penghimpunan dana mencapai Rp 7,6 miliar, sebelum kemudian naik hampir dua kali lipat pada 2024 menjadi Rp 12,9 miliar. Ini menjadi capaian yang monumental dan menunjukkan posisi Lazismu Gresik sebagai salah satu lembaga filantropi daerah yang sangat progresif. Hingga Oktober 2025, penerimaan dana ZISKA telah mencapai Rp 16,2 miliar, dan angka ini masih berpotensi bertambah hingga akhir tahun.

Pertumbuhan yang sangat signifikan dalam satu dekade terakhir menunjukkan, bahwa Lazismu Gresik berhasil membangun sistem penghimpunan yang tepercaya, transparan, dan berdampak bagi masyarakat luas. Secara keseluruhan, perkembangan penerimaan dana ZISKA dari 2016 hingga 2025 mencerminkan perjalanan panjang Lazismu Gresik dalam memperluas jangkauan, meningkatkan profesionalisme, serta memperkuat kontribusi bagi pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Gresik.

Penyaluran Dana ZISKA

Seiring dengan meningkatnya penghimpunan dana ZISKA dari tahun ke tahun, Lazismu Gresik juga mencatat pertumbuhan signifikan dalam penyaluran kepada masyarakat. Kenaikan ini menunjukkan, bahwa lembaga tidak hanya berhasil memperluas kepercayaan muzakki, tetapi juga mampu merespons kebutuhan masyarakat yang semakin beragam dan mendesak.

Pada tahun 2016, dana penyaluran tercatat sebesar Rp 158 juta, menandai awal konsolidasi program dan penguatan sistem kerja. Memasuki 2017, penyaluran meningkat drastis menjadi Rp 1 miliar, sejalan dengan percepatan program dan pemerataan akses bantuan ke berbagai kecamatan.

Tahun 2018 terjadi kenaikan Kembali hingga menjadi Rp 2,7 miliar, kemudian Rp 2,9 miliar pada 2019. Ini menunjukkan peningkatan permintaan layanan dan intensifikasi kegiatan sosial-kemanusiaan. Meskipun tahun 2020 merupakan masa penuh tantangan akibat pandemi Covid-19, Lazismu Gresik tetap mampu menyalurkan Rp 2,8 miliar, mencerminkan peran penting lembaga dalam membantu masyarakat menghadapi kondisi darurat kesehatan dan ekonomi.

Pada 2021, penyaluran melonjak tajam menjadi Rp 5 miliar, disusul Rp 5,7 miliar pada 2022, yang didorong oleh mulai pulihnya aktivitas masyarakat serta meningkatnya kepercayaan donatur.

Pertumbuhan yang lebih besar terlihat pada 2023, yang mampu menyalurkan dana mencapai Rp 7,5 miliar, sejalan dengan berkembangnya berbagai program, terutama di sektor pendidikan, ekonomi, dan sosial-kemanusiaan. Capaian 2024 mencatat angka signifikan sebesar Rp 10,3 miliar, memperlihatkan semakin kuatnya jaringan program serta efektivitas penyaluran yang menjangkau lebih banyak mustahik.

Puncak perkembangan penyaluran terjadi pada tahun 2025. Hingga bulan Oktober saja, penyaluran telah mencapai Rp 16,1 miliar, angka yang hampir menyamai total penghimpunan tahun-tahun sebelumnya.

Kenaikan penyaluran ini menggambarkan dua hal penting, yakni tingginya kebutuhan masyarakat Gresik yang membutuhkan intervensi melalui bantuan berbasis ZISKA dan kemampuan Lazismu Gresik dalam mengelola, mendistribusikan, dan memaksimalkan manfaat dana filantropi secara cepat, tepat sasaran, dan berkelanjutan. Pertumbuhan ini menjadi indikator kuat, bahwa Lazismu Gresik tidak hanya berhasil dalam penghimpunan, tetapi juga sangat efektif dalam memastikan dana yang dipercayakan donatur benar-benar kembali kepada masyarakat dalam bentuk program yang berdampak nyata dan berkelanjutan.

Penguatan Program Pendidikan

Dalam ranah pendidikan, Lazismu Gresik terus menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan akses pendidikan yang lebih inklusif, merata, dan berkelanjutan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Salah satu langkah strategis yang menjadi kekuatan utama adalah pengembangan Program Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) yang kini menjadi ikon Lazismu Gresik. Program ini menjadi wujud nyata kepedulian masyarakat untuk mendukung keberlanjutan pendidikan anak-anak mustahik, terutama mereka yang memiliki kendala finansial.

Program ini dimulai dari tahun 2021 sebagai fondasi awal program dan terus berkelanjutan hingga tahun 2025. Setiap tahunnya program ini di-lauching pada bulan Muharram, yang dikenal sebagai bulannya anak yatim. Sasaran penerimanya adalah anak-anak yatim maupun yatim piatu. Penerima manfaat akan mendapatkan bantuan biaya pendidikan selama satu tahun pelajaran. Program ini merupakan kerjasama Lazismu dengan Majelis Dikdasmen PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik.

Meskipun setiap tahunnya penghimpunan yang digalangkan belum tercapai 100%, Lazismu tetap optimistis dan terus berkomitmen untuk mengembangkan program ini. Berikut laporan berkembangan program tiap tahunnya.

Tahun 2021 tercatat ada 44 anak yatim yang terdaftar dengan total bantuan sebesar Rp 153 juta. Tahun 2022 total bantuan meningkat signifikan menjadi Rp 652 juta. Penerima manfaat pun bertambah menjadi 151 anak yatim. Adapun jumlah anak yang terkaver biaya pendidikan sebanyak 107 anak asuh.

Pada tahun 2023, Program Orang Tua Asuh kembali berkembang dengan total bantuan mencapai Rp 908 juta. Jumlah penerima manfaat meningkat menjadi 240 anak yatim, terkaver biaya pendidikan sebanyak 169 anak asuh, yang menandai bertambahnya jangkauan program di berbagai kecamatan.

Tahun 2024 total bantuan yang dihimpun mencapai Rp 1,5 miliar, sementara penerima manfaat bertambah menjadi 363 anak yatim. Jumlah anak yang terkaver biaya pendidikan sebanyak 142 anak asuh. Untuk tahun 2025, Lazismu Gresik menargetkan penyaluran bantuan sebesar Rp 1,5 miliar dengan sasaran 330 anak yatim sebagai penerima manfaat. Dari target tersebut, pada bulan November 2025 tercapai 139 anak asuh yang terkaver biaya pendidikannya.

Perjalanan Program Orang Tua Asuh dari 2021 hingga 2025 menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dan terukur. Peningkatan jumlah bantuan dan penerima manfaat setiap tahunnya membuktikan, bahwa program ini tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga makin kuat dalam memberikan dampak sosial bagi anak-anak yatim di Kabupaten Gresik. Dengan pengelolaan yang profesional, transparan, dan penuh komitmen, Lazismu Gresik berhasil menjadikan program GOTA sebagai salah satu pilar penting dalam misi “Memberi untuk Negeri.”

Melalui Program Orang Tua Asuh, dukungan terhadap anak yatim menjadi lebih terstruktur, terukur, dan berkesinambungan. Bantuan tidak lagi diberikan secara sporadis, tetapi disalurkan melalui skema pendampingan yang memastikan setiap anak mendapatkan kebutuhan pendidikan yang memadai, mulai dari biaya sekolah, perlengkapan belajar, hingga dukungan moral dan pembinaan mental. Ini menjadikan pemberian manfaat tidak hanya berhenti pada aspek material, tetapi juga menyentuh penguatan karakter dan motivasi belajar.

Dampak positif dari program tersebut semakin meluas, karena banyak sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Gresik menjadikan Lazismu sebagai mitra sosial dalam upaya membantu peserta didik yang membutuhkan. Kerja sama ini membuka ruang lebih besar bagi sekolah untuk mendapatkan dukungan dalam penyediaan beasiswa, subsidi SPP, bantuan sarana belajar, hingga program pengembangan peserta didik lainnya.

Kolaborasi antara sekolah dan Lazismu Gresik memperkuat ekosistem pendidikan yang berpihak pada anak-anak dari keluarga rentan. Dengan demikian, mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan secara layak.

Keseluruhan penguatan program pendidikan ini menjadikan Lazismu Gresik tidak hanya sebagai lembaga penyalur dana sosial, tetapi juga sebagai motor penggerak dalam menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, dan memiliki kesempatan yang setara untuk mencapai masa depan yang lebih baik. (*)

Penulis: Lu’luatul Usroh

Author