bandungmu • Sep 10 2022 • 97 Dilihat
Oleh: Ace Somantri, Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung
BANDUNGMU.COM — Warga muslim Indonesia dikagetkan dengan peristiwa meninggalnya salah seorang santri karena diduga menjadi korban penganiayaan oknum santri senior.
Peristiwa tersebut bukan mengagetkan, melainkan seperti mendengar suara petir di siang bolong.
Terlebih kejadian tersebut di pondok pesantren super terkenal di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung jebolanya banyak menjadi tokoh muslim nasional.
Selain banyak tokoh lahir, cabang-cabang pesantren dan banyak pesantren menggunakan sistem yang berafiliasi ke pondok pesantren tersebut. Profesionalitasnya sangat tidak diragukan sehingga wajar ketika publik dikejutkan dengan peristiwa tersebut.
Apalagi sempat terjadi pemberian informasi dari pihak lembaga kepada keluarga korban yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya setelah pihak keluarga melihat ada kejanggalan yang terlihat pada tubuh si korban.
Hal itu yang memicu kesan tidak baik pada lembaga. Karena menyita perhatian publik pada akhirnya lembaga mengakui atas kesalahannya.
Perlu dicatat bahwa belum hilang dari ingatan umat muslim kejadian pelecehan seksual di pesantren rumah tahfidz di Bandung. Peristiwa ini tidak boleh digeneralisir seolah-olah hal itu terjadi di semua pondok pesantren.
Namun bagi para penyelenggara hal itu harus menjadi perhatian. Dalam proses pembelajaran tidak hanya waktu belajar formal terbuka bertatap muka ada pengawasan, melainkan juga di luar itu, karena dengan jumlah santri yang cukup banyak membutuhkan pengawasan yang lebih ekstra.
Sekalipun ada tradisi bahwa pembinaan, pengawasan, dan pengembangan minat bakat anak hak penuh mereka. Namun, pada era hari ini, sudah menjadi kepastian kolaborasi taktis-strategis untuk memberikan wawasan kekinian sesuai denga era usia mereka yang membuat suasana lebih dinamis.
Banyak cerita dan fakta bahwa sejak masuk tahun milenial terjadi pergeseran dan perubahan pola perilaku pada usia sekolah. Generasi usia sekolah benar-benar menjadi objek eksploitasi.
Dengan kisaran 40 persen generasi milenial mampu memberi denyut nadi kehidupan yang serba instan nan praktis. Hal itu dapat dikendalikan oleh pemilik data perilaku manusia yang terekam dalam data.
Rekaman data selanjutnya ditakwil sesuai dengan klasifikasi karakater dan kebutuhan untuk dijadikan bahan pengembangan produk-produk berikutnya.
Jangan aneh dan kaget setiap produk baru yang muncul di pasaran dan relatif laku keras karena mereka membuat dan mengembangkan produk untuk dipasarkan.
Tidak atas dasar hawa nafsu keinginan hati, tetapi sesuai perkembangan yang dibutuhkan manusia. Termasuk usia sekolah telah menjadi penyumbang besar data melalui style yang terekam dalam media sosial.
Khusus di pondok pesantren atau boarding school, selama ini keumuman pola pengembangan pengelolaannya masih relatif belum banyak perubahan signifikan.
Kecenderungan dengan pola lama, padahal era hari ini usia sekolah rentan proses imitasi perilaku buruk yang lebih agresif daripada perilaku baik.
Dalam rentang kurang lebih 10 tahun ini, rata-rata orang tua kebanyakan berharap dan ingin menitipkan anaknya di pesantren dengan alasan sangat variatif.
Boarding school saat ini menjadi trendi. Alasannya beragama. Sudah tidak mampu menjaga anak dari lingkungan sekitar yang tidak kondusif, kesulitan kontrol main game berlebihan, tidak ada waktu mendidik anak, tidak mampu membimbing dan mengarahkan anak.
Selain hal tersebut tentu saja ingin mengurangi beban orang tua dalam menjaga dan mengendalikan anaknya di luar waktu sekolah.
Tidak bisa dimungkiri saat ini solusi alternatif membantu pengendalian dan pengembangan sikap anak yang paling aman hanya pesantren dan sekolah menyatu dalam satu sistem pengelolaan.
Dasarnya boarding school sangat baik. Selain membangun habbit baik dalam satu lingkungan juga mencoba memandirikan anak-anak agar kelak tumbuh dewasa tidak manja atau lebih mandiri.
Peristiwa yang cukup menghebohkan publik terkait penganiyaan santri pada santri junior menjadi peringatan keras akan pola dan model pengawasan santri di lingkungan sekitar pondok.
Tren masyarakat menitipkan anak di pesantren semakin hari kian meningkat. Selain mengurangi beban merawat dan menjaga di rumah, juga berharap anaknya menjadi anak yang soleh dan solehah.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
Suasana ceria menyelimuti halaman TK di sekitar MI ASSA’ADAH MIAS Bungah saat para siswa madrasah ...
SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) memperingati Isra’ Mi’raj 1446 H/2025 M dengan menggela...
Girimu.com – Kesalehan harus didasari dengan keimanan dan keikhlasan, bukan dijadikan alasan untuk...
SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (Spemia) memperingati Isra Miraj 1446 H pada Jumat (31/01/25). Acara i...
Girimu.com – Siswa MI ASSA’ADAH MIAS Bungah kembali menunjukkan semangat mereka dalam kegiatan P...
Kak Tatik Respati, dengan boneka Tole sebagai teman bercerita, memukau santri TPQ At Taqwa Pulopanci...
No comments yet.