Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Reformulasi & Strategi Mutu Pendidikan Islam

    Aug 05 202234 Dilihat

    Menarik ide yang terlontar dari tulisan Muh Akmal Hasan yang berjudul “Gejala Macetnya Kajian Keislaman di Indonesia” (2/8/2022) di IBTimes. Akmal menyoroti ada semacam “ilusi” di kalangan akademisi Islam bahwasannya ketika banyak penelitian dan peneliti, maka dengan itu Islam telah melakukan suatu lonjakan pemikiran yang jauh kedepan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Alih-alih membangun dinamisasi dalam pemikiran Islam, ilusi demikian justru menjadikan Islam berhenti sekedar sebagai objek kajian semata, demikian ungkapnya.

    Fenomena pertumbuhan kuantitatif jumlah akademisi Islam, tidak sebanding lurus dengan produksi pemikiran Islam yang segar dan bermakna bagi laju gerak pembaharuan Islam. Penyebabnya intelektual Islam menempatkan islam sebagai objek kajian semata, berputar pada daur ulang wacana yang saling mengafirmasi teori dan wacana. Selain itu, patronasi terhadap tokoh besar intelektual Islam lebih banyak dipuja daripada diletakkan sebagai referensi demi melahirkan inspirasi ide baru yang berakibat romantisme ke belakang.

    Selain itu, Akmal menyoroti posisi intelektual Islam yang banyak meletakkan Islam sebagai kajian kontemplatif-individual yang jauh dari realitas praksis. Demikian halnya dengan posisi universitas Islam yang dalam beberapa situasi kehilangan upaya kontekstualisasi dengan realitas mutakhir. Posisi akademisi Islam yang acapkali memposisikan diri sebagai pengajar daripada menjalankan agenda pembaharuan sebagai intelektual organik tidak luput dari perhatian.

    Pandangan kritis terhadap kondisi kajian keislaman tersebut, ditambah situasi eksternal di publik yang perbincangannya lebih ke kanak-kanakan dengan tuduhan liberal, sekuler, kafir yang kontraproduktif dengan penciptaan wacana baru menjadi telaah Akmal dalam tulisannya tersebut.

    Reformulasi Mutu Pendidikan Islam

    Gejala-gejala yang disebutkan di atas menuntun kita pada pemikiran jalan keluar dari situasi tersebut. Agenda yang ditawarkan antara lain perubahan orientasi kajian Islam yang tidak saja perlu dipahami, namun juga perlu dikembangkan sehingga menemukan bentuk utuh dan padu,bukan kepingan-kepingan yang kehilangan arus utamanya.

    Reformulasi pendidikan Islam menjadi bagian dari solusi jalan keluar problem tersebut tersebut. Di mana kurikulum, kualitas pengajar, dan metode harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung (kontekstual), ditambah dengan sikap mental yang dewasa membangun optimisme untuk maju kedepan menjadi agenda yang ditawarkan.

    Saya tertarik dengan agenda reformulasi pendidikan Islam, dan tulisan ini mencoba me-highlight wacana agenda strategis tersebut. Buku-buku yang mengupas reformulasi pendidikan Islam banyak yang mengurai seputar persoalan dikhotomi ilmu, reformulasi dan reintegrasi ilmu agama dan umum.

    Dalam sebuah jurnal penelitian (Abdul Malik, 2016) terkait reformulasi pendekatan pendidikan Islam menyebutkan ada tiga isu krusial dalam pendidikan Islam yang harus dibahas. Pertama,  krisis kemanusiaan. Kedua, masalah alam. Ketiga, krisis ketuhanan yang dikembangkan di kurikulum.

    Pengembangan kurikulum pendidikan Islam harus diarahkan pada penyelamatan fitrah manusia yang menekankan pada pendekatan akhlak agar manusia mampu berpikir dan bertindak dengan penuh hikmah. Muatan pendidikan berangkat dari permasalahan riil di masyarakat.

    Sedangkan untuk proses atau pengalaman belajarnya dikembangkan dengan mempelajari Al-Qur’an dan Hadist. Siswa harus mampu merefleksikan hasil dialog antara Al-Qur’an dan Hadist dengan realitas yang terjadi di masyarakat baik terkait krisis kemanusiaan, ekploitasi alam, maupun eksploitasi manusia.

    Tekait kualitas pengajar, era student centered saat ini menjadi tantangan bagi pengajar untuk memfasilitasi tumbuh kembang siswa sesuai potensi. Etos seorang guru adalah kesediaan untuk memberikan ilmu dan teladan yang baik. Sedangkan etos seorang siswa adalah kesediaan untuk selalu terbuka agar bisa mengakui dan belajar pada kebaikan orang lain. Saat ini seorang guru juga harus mau terbuka dan belajar terus sepanjang hayat agar menjadi inspirasi/teladan bagi siswanya.

    Agar bisa menjadi teladan, guru harus memiliki sumber daya nilai seperti etos al-maun (etos melayani dan memberi), fastabiqul khoirot (etos mengembangkan diri untuk keunggulan), dan ghirah ‘ala al-din (bersemangat menegakkan agama). Jangan sampai sumber daya nilai lemah yang menyebabkan daya juang melemah juga dalam usaha membangun pendidikan Islam yang unggul.

     Hal yang dapat dilakukan adalah membangun konsistensi implementasi nilai-nilai daya juang (etos) dan  pengaktualisasianya diperkuat di lembaga pendidikan Islam. Selain daya nilai, peningkatan SDM untuk mengikuti perkembangan iptek di masyarakat juga perlu ditingkatkan. Dalam hal ini “tajdid” yang sifatnya reformasi untuk mengikuti perkembangan zaman diletakkan menjadi kebutuhan penting guru di lembaga pendidikan Islam.

    Dalam hal metodologi pembelajaran, era student centered memang menuntun siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir HOTS (higher order thinking skill). Keterampilan berpikir ini menuntun siswa harus mengembangkan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi siswa pengertian dan impilikasi baru. Mulai dari menganalisis, mengevaluasi, mensintesis sampai mencipta menjadi kemampuan yang harus dimiliki siswa.

    Guru harus menjadi ahli tafsir utama kurikulum di kelas. Peran ini tidak dapat digantikan oleh apapun. Dengan demikian guru harus menguasai berbagai model dan metode pembelajaran serta berpikir terbuka terhadap perubahan.

    Aspek kualitas kurikulum, kualitas pengajar serta metode variatif menjadi kunci dalam membangun pendidikan islam yang bermutu unggul. Mutu Pendidikan Islam yang baik dan unggul diharapakan kedepannya mampu mencetak intelektual-intelektual islam yang mampu menjadi lokomotif pembaharuan kehidupan masyarakat menuju kemajuan. 

    Belajar ilmu dan amal itu penting seperti halnya teladan yang diberikan KH Ahmad Dahlan kepada kita semua dalam membawa perubahan kualitas hidup umat.

    Apa yang menjadi kritikan Muh Akmal Hasan dalam tulisannya dan agenda strategis terkait reformulasi pendidikan Islam, menjadi agenda yang penting dilakukan dan diimplementasikan dalam peningkatan mutu pendidikan Islam. Jangan sampai lulusan-lulusan pendidikan Islam hanya pintar dalam teori, tetapi miskin dalam amal.

    Konten atau materi pendidikan Islam yang ideal adalah mencakup pendidikan akhlak/karakter, pendidikan individu yang akan menstimulasi potensi siswa untuk berkembang, serta pendidikan masyarakat yang menjadikan individu bermanfaat bagi umat dan siap berkontribusi di masyarakat.

    Editor: Yusuf

    Print Friendly, PDF & Email

    sumber ini berita dari ibtimes.id

    Author

    Share to

    Related News

    MIAS bungah

    Siswa MIAS Bungah Jadi “Guru Kecil...

    by Feb 03 2025

    Suasana ceria menyelimuti halaman TK di sekitar MI ASSA’ADAH MIAS Bungah saat para siswa madrasah ...

    SD Muhammadiyah 1 Wringinanom

    SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gelar Pawa...

    by Feb 02 2025

    SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) memperingati Isra’ Mi’raj 1446 H/2025 M dengan menggela...

    Kajian Ahad Pagi

    Ustadz Abdul Basith: “Kesalehan Bukan ...

    by Feb 02 2025

    Girimu.com – Kesalehan harus didasari dengan keimanan dan keikhlasan, bukan dijadikan alasan untuk...

    SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo

    Peringatan Isra Miraj di Spemia: Bangun ...

    by Feb 02 2025

    SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (Spemia) memperingati Isra Miraj 1446 H pada Jumat (31/01/25). Acara i...

    MIAS Bungah

    Siswa MI ASSA’ADAH MIAS Bungah Antusia...

    by Feb 01 2025

    Girimu.com – Siswa MI ASSA’ADAH MIAS Bungah kembali menunjukkan semangat mereka dalam kegiatan P...

    Boneka tole

    Kak Tatik Respati dan Boneka Tole Hibur ...

    by Feb 01 2025

    Kak Tatik Respati, dengan boneka Tole sebagai teman bercerita, memukau santri TPQ At Taqwa Pulopanci...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top