Temulawak Naik Kelas, Inovasi Siswa Smamdela ini Raih Juara 1 KTI Se-Kabupaten Gresik

Berita Sekolah11 Dilihat

GIRIMU.COM — Tak ada yang menyangka, temulawak yang selama ini tumbuh dan besar di Taman Firdaus sekolah bisa menjadi awal lahirnya inovasi pangan yang mengantarkan SMA Muhammadiyah 8 (Smamdela) Gresik meraih Juara 1 lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) tingkat Kabupaten tahun ini yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. Semuanya bermula dari satu percobaan sederhana yang dilakukan Fahri Zaidan, salah satu siswa Smamdela di Laboratorium IPA, ruang yang hari itu lebih mirip dapur eksperimen daripada laboratorium.

Fahri masih ingat betul rasa paniknya saat melihat warna adonan kreasinya. Bukannya cokelat gurih seperti camilan pada umumnya, warna awal Kurkubar (nama produk yang diciptakan Fahri) justru hijau pucat dan terasa jauh dari kata meyakinkan.

“Saya sempat bingung, Bu. Ini kok warnanya begini? Saya sampai mikir apa ini bakal layak dilombakan?” katanya mengenang proses percobaan yang dilakukan.

Percobaan demi percobaan terus berjalan. Beberapa guru yang kebetulan melintas ikut mencicipi, memberikan komentar spontan yang justru membuat suasana jadi cair. Dari kelakar soal tekstur, sampai saran soal warna yang lebih menarik, semuanya menjadi bagian dari perjalanan kreatif itu.

Salah satu titik balik terjadi ketika Yuyun Minarti, SE, guru Ekonomi sekaligus Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Smamdela, memberikan masukan kecil namun penuh pertimbangan, yakni warna hijau pucat itu perlu diubah agar tampil lebih “ramah mata”.

“Produk bagus itu bukan cuma soal gizi, tapi juga penampilan. Warna yang tepat bisa mengangkat keseluruhan ide,” ujarnya.

Saran sederhana itu menjadi kunci. Dari situlah Fahri mulai menyesuaikan komposisi dan akhirnya menghasilkan warna cokelat yang jauh lebih menggugah selera.

Di balik proses itu, juga ada dukungan kuat dari Uswatun Chasanah, SSi, guru Kimia sekaligus Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Smamdela, yang pertama kali mendorong pemanfaatan temulawak, karena meningkatnya kasus Hepatitis B di Jawa Timur.

“Kami ingin siswa belajar, bahwa sains itu dekat, solutif, dan bisa dimulai dari bahan lokal yang sering dianggap remeh,” kata Uswatun.

Perlahan, rasa percaya diri Fahri mulai tumbuh. Meski secara psikologis sempat tertekan, karena Smamdela sudah dua tahun berturut-turut menjuarai lomba KTI, ia akhirnya menemukan ritmenya sendiri.

“Saya awalnya pesimis, karena bahan saya cuma temulawak. Tapi lama-lama terasa, yang penting itu bukan mewah atau tidak, tapi seberapa matang idenya,” kata Fahri.

Momentum itu berpuncak pada sesi presentasi tanggal 14 November 2025 di Gedung PKK Kabupaten Gresik. Kurkubar, snackbar berbasis temulawak yang kaya kurkumin dan flavonoid itu resmi mengantarkan Fahri sebagai juara I. Senyum lega nampak jelas, seakan seluruh kegagalan kecil di ruang Kimia terbayar lunas. Aura kebahagiaan terpancar jelas, meski penyematan piala masih diagendakan pada 2 Desember 2025 mendatang, yang secara serentak akan diberikan oleh Bupati Gresik di Gresmall sebagai penutup rangkaian Gebyar Jambore UKS/M Kabupaten Gresik.

Tahun ini menjadi penegas tradisi prestasi Smamdela, tiga tahun berturut-turut meraih kejayaan KTI. Namun, yang membuat perjalanan ini terasa berbeda adalah proses hangat di baliknya, seperti percobaan yang berubah warna, komentar ringan para guru, saran yang tepat waktu, dan keberanian satu siswa untuk terus mencoba dan memanfaatkan Laboratorium Alam di Smamdela, yakni Taman Firdaus. (*)

Kontributor: Liset Ayuni

Author