GIRIMU.COM — SMP Muhammadiyah 1 Gresik (Spemutu) menggelar kegiatan Uji Skill Learning pada Jumat (12/12/2025). Kegiatan ini merupakan puncak dari mata pelajaran Skill Learning yang telah berlangsung selama satu semester penuh.
Selama enam bulan, para siswa mengerjakan proyek berbasis praktik dan kreativitas, sehingga Uji Skill Learning menjadi ajang penilaian akhir sekaligus ruang untuk menampilkan hasil karya terbaik mereka dalam bentuk presentasi langsung di hadapan para penguji.
Dalam kegiatan ini, siswa dari masing-masing kelas mempresentasikan proyeknya secara runtut, mulai dari konsep, proses kerja, hingga hasil akhir yang mereka capai. Para penguji menilai dari aspek kreativitas, penyajian, inovasi, kerja sama tim, serta kemampuan siswa menjawab pertanyaan secara kritis. Untuk mendukung penilaian yang objektif, sekolah menerjunkan penguji yang berbeda di setiap kelas, yaitu:
* Kelas 7A: Muhammad Taufiqurrahman
* Kelas 7B: Achmad Ashari
* Kelas 7C: Eka Win Syahputra
* Kelas 7D: Tri Wahyuningsih
* Kelas 8A: Sunarko
* Kelas 8B: Sri Winarni Yuni S.
* Kelas 8C: Bening Satria P.
* Kelas 9A: Anita Erliansah
* Kelas 9B: Sulistyaningsih
* Kelas 9C: Arnindya Meinar W.
Setiap jenjang menampilkan karya dengan tema berbeda. Siswa kelas VII menghadirkan Making Educational Games for Fun and Learning, berupa game edukatif hasil rancangan sendiri. Kelas VIII menyajikan Healthy Food Innovation – From Idea to Market, yaitu inovasi makanan sehat yang kreatif dan layak konsumsi. Sementara kelas IX menampilkan Gresik’s Story in Panels, panel cerita visual berupa komik yang mengangkat budaya serta sejarah lokal dengan sentuhan seni yang lebih kompleks.
Kepala Spemutu, Sulistyaningsih, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas proses panjang siswa selama satu semester. Ia mengatakan, Uji Skill Learning ini bukan sekadar mempresentasikan karya, tetapi menunjukkan perjalanan usaha mereka selama berbulan-bulan.
“Kami bangga melihat keberanian dan kreativitas anak-anak. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi menciptakan karya yang bermanfaat dan bisa dilihat hasilnya. Dan, mata pelajaran Skill Learning dirancang agar siswa mampu berpikir kreatif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan zaman,” paparnya.
Kepala Urusan Kurikulum, Tri Wahyuningsih, juga memberikan penilaian positif terhadap pelaksanaan ujian ini. Ia menuturkan, Uji Skill Learning adalah puncak dari proses yang panjang. Anak-anak bekerja dari nol, menyusun konsep, mencoba, gagal, lalu memperbaiki. Presentasi di depan penguji membuat mereka belajar menyampaikan ide secara percaya diri dan runtut. Ia menambahkan, proyek ini mengajarkan literasi, kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah sekaligus. Inilah pembelajaran bermakna yang kita harapkan.
Antusiasme siswa terlihat dari cara mereka menyampaikan proyek. Reza Dwi Cahya, siswa kelas VIII, mengungkapkan, “Saya merasa gugup saat presentasi, tetapi akhirnya bisa menjelaskan konsep makanan sehat yang kami buat. Kami sudah mengerjakannya sejak awal semester, jadi bangga sekali bisa menunjukkan hasilnya di depan penguji,” ujarnya.
Sementara itu, Tsabita Hasna, siswa kelas IX, merasakan tantangan serupa. Ia mengatakan, saat mempresentasikan komik karya mereka, tim harus menjelaskan alur dan maknanya.
“Rasanya deg-degan, tapi menyenangkan. Saya belajar bagaimana menyampaikan karya seni supaya orang paham dan tertarik,” katanya.
Secara keseluruhan, Uji Skill Learning 2025 menunjukkan keberhasilan Spemutu dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek jangka panjang. Melalui presentasi di hadapan penguji, siswa mendapat pengalaman berharga tentang cara mempertanggungjawabkan karya secara profesional. Kegiatan ini membuktikan, bahwa mata pelajaran Skill Learning mampu menumbuhkan kreativitas, kedisiplinan, dan kecakapan hidup, sekaligus mempersiapkan generasi TechLifeSkill Berakhlakul Karimah yang siap bersaing di masa depan. (*)
Kontributor: Beny Syah


