140 Ribu Satuan Pendidikan Terapkan Kurikulum Merdeka

banner 468x60

Oleh: Tati, Dosen Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung

BANDUNGMU.COM – Melihat berbagai perkembangan satuan pendidikan yang menerapkan Merdeka Belajar hingga Kurikulum Merdeka hingga saat ini, banyak satuan pendidikan yang berhasil karena fleksibilitas yang kontekstual bagi satuan pendidikan.

Anindito Aditomo selaku Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat memberikan keterangan bahwa melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Nomor 044/H/KR/2022 yang ditandatangani 12 Juli 2022 berisi menetapkan lebih dari 140 ribu satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023.

Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang berfokus dalam pengembangan minat dan juga bakat siswa sejak dini. Kurikulum merdeka ini menitikberatkan pada mater esensial, kompetensi peserta didik, dan juga pengembangan karakter untuk seluruh satuan pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, Pendidikan Khusus, dan Kesetaraan.

Kurikulum yang sudah dirancang sejak sekitar 2021 ini perlu untuk kita sukseskan bersama pelaksanaannya, baik sebagai pelajar, orang tua/wali, maupun pendidik khususnya; agar berjalannya sesuai dengan apa yang diharapkan.

Meskipun saat ini kurikulum merdeka belum serentak dan masif diterapkan di semua satuan pendidikan. Karena Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) memberikan keleluasaan pada satuan pendidikan dalam cara mengimplementasikan kurikulum.

Bahkan beberapa satuan pendidikan ada juga yang menerapkan kurikulum merdeka dengan adanya program Sekolah Penggerak (SP) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggula (SMK-PK), di mana Kemendikburistek pada program tersebut adalah memberikan dukungan dalam impelentasi kurikulum merdeka (IKM).

Output-nya bisa berupa pembuatan konten pembelajaran yang terdidentifikasi baik sesuai dengan SP/SMK-PK IPM lainnya juga dapat menjadi referensi bagi satuan pendidikan lainnya.

Secara jangka panjang, kurikulum merdeka yang diluncurkan Mendikburistek pada Februari 2022 lalu ini menjadi salah satu program Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Khususnya pada pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka

Penguatan profil pelajar Pancasila mendorong untuk menciptakan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar Pancasila.

Enam dimensi tersebut di antaranya: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.

Melalui proses pembentukan profil pelajar Pancasila ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari secara mendalam tema-tema atau isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.

Manfaat lainnya adalah melatih peserta didik untuk melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu terkini sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar mereka.

Kemudian, lebih lanjut proses pembentukan ini juga diharapkan dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Bahkan menurut panduan pengembangan 5P, ada manfaat untuk pendidik, yaitu ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila; merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas; dan mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

Sementara untuk peserta didik yaitu: pertama, memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, kedua berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.

Ketiga, mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan projek pada periode waktu tertentu. keempat, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.

Kelima, memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar, dan keenam, menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan secara optimal.

Satuan Pendidikan yang belum Menerapkan Kurikulum Merdeka

Meskipun Kemendikburistek belum mewajibkan semua satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka, hal ini menjadi keleluasaan setiap daerah untuk mengembangkan potensinya masing-masing; di mana Indonesia sebagai negara yang multikultural juga beberapa daerah masih dalam kategori daerah tertinggal.

Melalui kurikulum merdeka, terdapat tiga hal untuk satuan pendidikan dapat mencoba dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023 dengan cara dan potensinya masing-masing.

Pertama, menerapkan beberapa bagian dan prinsip kurikulum merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan. Bagiannya bisa berupa penambahan pembelajaran digital misalnya, dan lain-lain.

Kedua, menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan. Sehingga, satuan pendidikan tidak perlu menunggu bantuan BOS ataupun instansi lainnya agar Kurikulum Merdeka dapat terealisasi.

Dan Ketiga, menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar. Contohnya dengan membuat seni rupa atau keterampilan dari kertas sebagai bahan ajar pengetahuan sosial budaya.***




sumber berita ini dari bandungmu.com

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *