GIRIMU.COM — Ini cara menarik yang dilakukan oleh panitia Kajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas, Gresik. Ratusan jamaah yang datang tidak saja mendapat siraman rohani lewat tausyiyah yang disampaikan oleh penceramah di dalam Masjid At -Taqwa, mereka juga mendapatkan layanan plus plus yang disiapkan di luar atau di halaman masjid. Apa itu?
Seperti biasa, PCM Kebomas lewat Majelis Tabligh yang berkolaborasi dengan Lembaga Pengembangan Ranting dan Pembinaan Masjid, selalu menggelar kajian rutin Ahad Pagi sebulan sekali pada pekan ketiga. Untuk menarik jamaah yang datang tidak hanya dari wilayah Kecamatan Kebomas itu, panitia melayani jamaah dari aspek rohani dan sekaligus jasmani.
Seperti saat berlangsung pada Minggu (15/9/2024) pagi, aspek rohani dilakukan berupa kajian yang dilaksanakan di dalam Masjid At-Taqwa Komplek Perguruan Giri, Kebomas dengan menghadirkan KH Dr Imam Syaukani, MA, Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Daerah Muhammadiay (PDM) Surabaya sebagai penceramah. Sementara pada aspek jasmani, panitia menyiapkan sarapan pagi bersama di halaman masjid.
Tak hanya itu, panitia juga membuka stan khusus berupa sejumlah meja yang dipenuhi aneka sayur-mayur dalam program Pasar Sayur Gratis. Di Pasar Sayur Gratis inilah, peserta kajian seusai mengikuti kajian dan sarapan bersama, dipersilakan mengambil satu paket sayur yang disiapkan panitia. Tak heran, ratusan paket sayur-mayur pun “ludes”, habis dalam tempo beberapa menit saja. Meski berjubel, jamaah nampak tertib ngantre untuk mendapatkan paket sayur gratis tersebut.
“Alhamdulillah, ludes, habis bersih, Pak. Senang bisa melayani jamaah, terutama ibu-ibu. Habis ngaji dan sarapan, jamaah bisa membawa pulang paket sayur, gratis tis,” ujar Subandi Akhyat, yang akrab disapa Kaji Yayak, panitia yang menangani Pasar Sayur Gratis, seuasai kajian.
Sementara di dalam masjid, kajian yang disampaikan KH Dr Imam Syaukani, MA, dengan penuh hidmat diikuti oleh ratusan jamaah, baik dari kalangan ibu-ibu maupun bapak-bapak. Kajian Ahad ke-2 di bulan September ini mengambil tema “Mewujudkan Iman dengan Menghidupkan Amalan di Rumah. Kajian diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran dengan merdu oleh Alisa Rahmidiani, siswa kelas 4 SD Muhammadiyah 1 Giri, Kebomas (SD MURI).
Dalam kajiannya, Ustadz Imam Syaukani menyampaikan materi dengan santai dan mudah dipahami oleh jamaah yang memenuhi masjid hingga ke teras dan sebagian halaman. Dikatakan, umur manusia umumnya habis di dua tempat, yakni di rumah dan tempat kerja. Karena itu, setiap Muslim mesti menyadari dan memegang teguh orientasi, bahwa Allah menciptakan manusia itu hanya untuk beribadah.
Karena itu, ia menekankan beberapa hal terkait dua tempat yang sebagian besar menyita waktu manusia selama hidup, yaitu:
- Jangan jadikan rumah seperti kuburan, hanya untuk tidur, tetapi jadikan sebagai sarana ibadah secara maksimal. Selama di rumah, tegakkan sebagian sholat, khususnya untuk pria, untuk sholat sunnah dan membaca Al Quran. Jika itu yang dilakukan, insya Allah rumah akan diberkahi oleh Allah.
- Jadikan rumah sebagai pusat pelaksanaan infak dan sodaqoh (sedekah), misalkan suami menafkahi istri merupakan infak yang diwajibkan. Allah, tegas Ustadz Imam Syaukani, berjanji akan mengembalikan infak yang dikeluarkan dengan yang lebih baik dan berlipat. “Sementara shodaqoh yang dikeluarkan bisa berupa materi dan non-materi. Misalkan, tersenyum yang ikhlas dan menyenangkan orang lain, itu sedekah. Demikian memberikan uang kepada pengamen itu juga merupakan sedekah. Jadi kalau ada orang ngamen, jangan pura-pura menutup pintu dan kelambu ruang tamu,” ujarnya berpesan.
Ia juga berpesan agar di rumah disiapkan kotak infak/sedekah dan diisi setiap waktu Subuh secara rutin. Pada periode tertentu, misalnya empat atau enam bulan sekali dibuka lalu disedekahkan kepada orang lain yang membutuhkan. Ingat, katanya, sedekah itu sumber datangnya kekayaan. - Apabila hendak masuk rumah, selalu awali dengan bacaan ‘basmalah’ lalu sampaikan salama kepada penghuni rumah. Jika itu yang dilakukan, setan pun tak akan tinggal di rumah yang bersangkutan dan tidak bisa menikmati makan gratis di rumah tersebut.
- Selama di rumah, perbanyak dzikir, sholawat, dan menjaga wudhu. Mau tidur berwudhu dulu, bahkan saat perempuan menstruasi, berwudhulah sebelum makan.
- Sementara ketika berada di tempat kerja, niat semua yang dilakukan untuk ibadah kepada Allah SWT.
Maka di 2 tempat itulah niatkan semua ibadah karena Allah SWT.
“Sekali lagi, jangan lupa orientasi hidup kita di dunia ini untuk kehidupan akhiran yang kekal. Dengan demikian, jangan lupa tujuan diciptakannya kita ini adalah semata-mata untuk ibadah kepada Allah,” tandasnya. (*)
Kontributor: Wiwik Indrawati/Pristy Novida