GIRImu.com — Selama 2 hari, 13-14 Juli 2022 puluhan guru di jajaran Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas, Gresik lebur dalam program penguatan spirit dalam mengemban amanah pendidikan. Program bertajuk Teacher’s Gathering ini, selain ghirah silaturrahim, juga diisi dengan motivasi pendidikan dan out bound di hotel Permata Biru Trawas, Mojokerto.
Teacher’s Gathering merupakan program yang digagas Majlis Dikdasmen PCM Kebomas yang dilaksanakan pada Rabu – Kamis (13-14/7/2022 ) diikuti oleh 3 lembaga pendidikan di bawah naungan PCM Kebomas. Ketiganya adalah SD Muhammadiyah 1 Giri (SD Muri), SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany), dan SMP Muhammadiyah 4 Kebomas (Spemupat), serta para karyawan bersama pengurus Majelis Dikdasmen PDM Kebomas. Dengan penuh semengat dan suasana ceria, para peserta mengikuti seluruh rangkaian acara yang disiapkan panitia.
Dalam sambutan saat pembukaan Teacher’s Gathering, Ketua Majelis Dikdasmen PCM Kebomas, Sukarto, MP, mengatakan, kegiatan dengan tag line “Stronger Together” ini dihelat dengan tujuan menambah semangat, kekuatan, dan menyamakan persepsi di antara guru Muhammadiyah di lingkup PCM Kebomas. Pada giliranya, pasca-progran ini, masing-masing unit pendidikan mampu mengelola dan mengembangankan peran masing-masing secara maksimal.
Sementara pada sesi penguatan spirit guru pada malam harinya, ice breaking dari SD Almadany mengawali acara dengan menampilkan buah kreativitas 3 gurunya. Semangat dan keceriaan dari ice breaking membuat suasana jadi cair dan membawa peserta lebih semangat setelah sore harinya mengikuti out bound sesi pertama. Tampilan yang dikemas menghibur ini membuat peserta lebih greng.
Dalam penguatan spirit guru kali ini, Nurul Walfiah MPd, praktisi pendidikan yang juga angota Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) ini berpesan, jangan pernah membandingkan anak didik yang satu dengan lainnya. Sebab, masing-masing anak memiliki kelebihan dan keunikan.
“Ini yang perlu disikapi secara cermat. Jangan pernah membandingkan dan menuntut sama meski baik, misalnya guru minta semua anak harus bagus nilai matematikanya, dan seterusnya,” ujarnya.
Perempuan berpenampilan energik ini mengingatkan, jika lembaga pendidikan ingin tetap “dilirik” oleh wali murid atau calon wali murif, maka guru harus pandai-pandai menempatkan diri ketika berada dalam komunitas sosial di lingkungan masing-masing. Jangan merasa istimewa, sehingga cenderung a-sosial.
“Guru harus mampu memberikan yang terbaik di masyarakat sehingga mampu jadi magnet bagi sekolah masing-masing. Ingat, gerak-gerik dan akhlak kita di masyarakat akan dinilai dan itu berimbas pada branding sekolah kita,” tandasnya.
Ditambahkan, untuk membranding sekolah diperlukan perubahan secara menyeluruh dan terkonsep matang dengan melihat kebutuhan yang diperlukan. Caranya, melalui perbaikan model pembelajaran dan kualifikasi guru yang mengajar dari hati. Kapasitas guru, katanya, harus terus ter-up date mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman. Sebab, di era serba digital dengan kecepatan arus informasi yang luar biasa, menuntut guru beradaptasi.
“Kalau tidak, ya pasti ketinggalan. Anak-anak kita sudah begitu akrab dengan perangkat telekomunikasi, seperti HP yang setiap saat bisa mengakses informasi dari mana pun sumbernya. Maka, guru harus mampu mengikuti perkembangan seperti ini,” ungkapnya.
Agenda penguatan spirit guru dipungkasi dengan motivasi oleh Sekretaris Majelis Dikdasmen Kebomas, Imam Poeri yang luar biasa. Dengan menayangkan video yang mengisahkan orang sukses yang sebelumnya sempat terpuruk pada titik nadir, Imam Poeri menganalisis penggalan-penggalan video yang inspiratif dan motivatif itu.
“Jangan pernah memposisikan diri sebagai guru yang sudah sukses. Demikian juga lembaga pendidikannya. Sebab, suatu saat kondisi bisa berubah drastis. Merasalah terpuruk yang lalu diikuti semangat bangkit dan terus bangkit dari keterpurukan,” ungkapnya membakar semangat. (nov)