Dongkrak Kemampuan Menulis Guru, SD Muhammadiyah Kompleks Gresik Gelar Lokakarya Jurnalistik

GIRImu.com – Pengembangan promosi melalui peran media massa sangat mendukung pengelolaan sekolah, khususnya bagi lembaga pendidikan swasta. Selain memperluas jangkauan publik terhadap eksistensi sekolah, nedia massa bisa dimanfaatkan untuk mempercepat komunikasi publik plus promosi program yang dikembangkan.

Untuk maksud itu, Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik bekerja sama dengan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik menyelenggarakan Lokakarya Penulisan Berita dan Fotografi, Selasa (3/10/2020).

Lokakarya yang baru kali pertama digelar ini menghadirkan Suhartoko dari MPI PDM Gresik yang juga Pemred girimu.com sebagai narasumber. Sementara peserta lokakarya yang dihelat di Labaoratorium Bahasa SMP Muhammadiyah 1 Gresik adalah puluhan guru, terutama yang tergabung dan Tim Humas dan Kreatif di SMP dan SD Muhammadiyah Kompleks (SD Muhammadiyah 1, 2, dan 3) Gresik.

“Semoga para peserta mampu menyerap dan mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang didapat dari kegiatan ini. Karena narasumber yang kami hadirkan memang kapabel dan telah melang-melintang di dunia jurnalistik. Dengan belajar pada ahlinya, saya berharap kemampuan teman-teman dalam menulis makin meningkat, sehingga nantinya bisa memaksimalkan pengomunikasian program-program sekolah ke masyarakat,” kata Hadi Purnomo, Koordinator Kepala SD Muhammadiyah Kompleks Gresik saat membuka lokakarya.

Dalam paparannya, Suhartoko yang juga Pemred RadarJatim.id ini menjelaskan, pemilihan judul dalam sebuah berita itu menjadi hal sangat penting karena menjadi pintu masuk dan magnet bagi pembaca. Kalau judul yang ditampilkan menarik dan memiliki daya pikat yang kuat, lanjut Suhartoko, maka dipastikan pembaca akan antusias untuk membaca seluruh informasi yang tertulis atau tersaji dalam berita.

“Karena itu, pilihlah judul yang mampu menarik perhatian pembaca. Dan, jangan lupa, judul harus menggambarkan isi berita di dalamnya. Jangan membuat judul tapi tidak sesuai dengan isi yang ada dalam tubuh berita,” ujar pegiat literasi di Jaringan Literasi Indonesia (Jalindo) ini.

Alumni IKIP Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya/Unesa) ini mengingatkan pola piramida terbalik yang lazim berlaku dalam pembuatan berita langsung (straight news). Maksudnya, informasi yang dinilai paling penting harus diposisikan atau diletakkan pada bagian paling atas.

“Seperti piramida terbaik yang tergambar bagian atas lebih lebar dan terus mengerucut ke bawah, maka informasi terpenting harus ditempatkan pada bagia paling atas atau pada lead berita. Selanjutnya makin ke bawah bobot informasinya menjadi penting, agak penting, kurang penting dan seterusnya,” katanya.

Pada sesi akhir –setelah menerima materi fotografi jurnalistik–, setiap peserta mendapat tugas langsung membuat berita dengan topik terkait penyelanggaraan lokakarya yang mereka ikuti. Waktu yang diberikan hanya setengah jam dan harus sudah dikumpulkan melalui WA. Setelah seluruh peserta menyetorkan tugasnya, Suhartoko menyampaikan penilaian atau evaluasi terhadap naskah berita yang ditulis oleh oara peserta.

“Secara umum, draf berita yang Anda semua bikin sudah lumayan bagus, bahkan ada beberapa yang secara teknis saya butuh waktu hanya satu atau dua menit untuk mengedit dan sudah layak tayang. Tetapi, ada beberapa catatan yang perlu saya sampaikan. Insya Allah, nanti akan saya respon satu per satu dari nasakah yang telah Anda kirim lewat grup WA yang sudah dibikin oleh panitia,” ujarnya.

Suhartoko menutup lokakarya itu dengan membakar semangat para peserta untuk menjadikan ghirah menulis sebagai bagian dari dakwah sesuai posisi dan peran masing-masing. Ia menyarankan, untuk mengasah kemampuan menulis, khususnya dalam membuat berita, peserta hendaknya terus melakukan interaksi atau komunikasi dengan komunitas kepenulisan.

“Lebih dari itu, saya berharap, dari kelas ini nantinya lahir buku baru yang ditulis secara keroyokan sebagai bukti bahwa kita punya semangat berliterasi dan mampu menulis. Karena itu, jangan segan bertanya atau terus belajar. Selanjutnya, lakukan rumus ini: menulis, menulis, dan menulis. (sto)

Kontributor: Rosyidul Arifibillah/Aisyi Hartini (SD Muhammadiyah Kompleks Gresik).

Author

Vinkmag ad

Read Previous

UM Surabaya Berani Jadi Sponsor Utama PS HW Musim Kompetisi 2021

Read Next

Taufiqullah Ahmady: Protokol Kesehatan Saja Belum Cukup, Perlu Thaharah Maknawiyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular