Muhammadiyah • Oct 22 2022 • 17 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, DENPASAR— Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa Muhammadiyah dan Aisyiyah akan terus berkomitmen untuk memajukan (al-hadlarah) dan mencerahkan (al-tanwir) kehidupan semesta.
Hal tersebut disampaikan Haedar dalam acara Orasi Kebangsaan Muhammadiyah & ‘Aisyiyah se-Bali pada Jumat malam (21/10) di Hotel Princess Keisha, Denpasar, Bali.
“Komitmen kita membangun kehidupan umat manusia yang satu sama lain memberi makna dan kemaslahatan untuk kehidupan semesta alam yang diciptakan Tuhan dengan penuh anugerah ini. Muhammadiyah dan Aisyiyah ingin hadir meneguhkan kehadiran Islam sebagai din al-hadlarah (memajukan) dan din al-tanwir (mencerahkan),” tutur Haedar.
Frasa memajukan berarti membuat segala hal yang positif dan baik berada di depan. Terdepan dalam memberikan pertolongan, pengentasan kemiskinan dan kebodohan. Sementara arti dari mencerahkan ialah mengubah kondisi yang serba gelap menjadi terang bercahaya. Dua frasa ini merupakan bahasa lain dari Islam sebagai rahmat semesta alam (QS. Al Anbiya: 107).
Menurut Haedar, rahmat adalah kebaikan yang serba utama dan kebaikan yang serba melintasi untuk semua. Alasan Muhammadiyah dan Aisyiyah berkomitmen penuh untuk memajukan dan mencerahkan tidak lain karena berangkat dari perintah agama Islam.
Hal tersebut mengingat perintah pertama kepada Nabi Muhammad Saw bukan menegakkan sembahyang melainkan “Iqra dengan dan atasnama Tuhan” (QS. Al-Alaq: 1-3). Iqra menurut para mufasir bukan hanya membaca secara verbal dan tekstual, tetapi berbagai aktivitas akal pikiran dan kajian keilmuan.
“Makna iqra di sini baik yang verbal maupun membaca seluruh dimensi kerja akal pikiran, tentang diri kita dan alam semesta yang membacanya atas nama Tuhan bukan sembarang membaca. Harus ada nilai-nilai ilahiah sehingga tetap menjadi manusia yang rendah hati,” terang Haedar.
Selain itu, kerisalahan Nabi Muhammad Saw juga membawa pada aspek kemajuan dan pencerahan. Misi kerisalahan dan kenabian Muhammad telah mengeluarkan bangsa Arab “jahiliyah” dalam struktur kepercayaan penyembah berhala, menista martabat perempuan, berekonomi riba, merendahkan manusia menjadi budak, dan menyelesaikan sengketa dengan pertumpahan darah untuk diubah menjadi bangsa yang maju lagi tercerahkan.
Lewat dakwahnya selama 23 tahun, Nabi Muhammad Saw sukses mengubah Bangsa Arab menjadi masyarakat Islam yang bertauhid, memuliakan manusia baik laki-laki maupun perempuan, berniaga secara halallan-thayyibah, menyelesaikan konflik dengan damai, serta membangun tatanan sosial-kebangsaan yang berkeadaban mulia.
“Ketika Islam datang di jazirah Arab, semuanya dicerahkan, menjadi agama monoteis Islam. mengubah tradisi kekerasan, pertumpahan darah, dan politik oligarki menjadi tatanan sosial yang penuh dengan keadaban,” ucap Haedar.
Setelah era Nabi Muhammad kemudian terbangun peradaban Islam selama lima sampai enam abad lamanya sebagai era kejayaan Islam yang memancarkan kemajuan di seluruh dunia. Sebagian ahli sejarahnya menyebut sebagai masa The Renaisance of Islam, suatu Era Pencerahan Peradaban Islam, yang menyinari seluruh dunia.
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...
No comments yet.