GIRIMU.COM — Menggelar supercamp di tahun ke-3, SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (SPEMIA) mengisi kegiatan dengan memberikan materi yang terintegrasi dengan Hizbul Wathan. Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) diberikan saat menggelar supercamp dengan praktik langsung, Kamis (9/10/2025).
Diikuti oleh 67 siswa yang berasal dari kelas VII dan VIII, siswa SPEMIA mengikuti kegiatan supercamp yang dilaksanakan selama 2 hari, 8 – 9 Oktober 2025. Didampingi oleh 6 guru SPEMIA, rombongan berangkat mengunakan 1 unit bus dan 1 unit long Elf.
Memadukan kegiatan camping dan outbound, kegiatan bertajuk Supercamp Hiling-hiling Get Lost dilaksanakan di Gubuq Marawati yang berlokasi di Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
“Kegiatan di luar sekolah tetap mengacu pada pembelajaran dan siswa SPEMIA kami bekali juga dengan skill keilmuan yang lain, di antaranya Pertolongan Pertama Gawat Darurat,” ungkap Riestanti Dias Puspita, SPsi, Ketua Panitia SPEMIA Camp.
Ada 4 kegiatan utama yang dilakukan selama mengikuti SPEMIA Camp, yaitu latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB), Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPDG), River Tubing, dan Pentas Seni (Pensi).
“Siswa kami bagi menjadi beberapa kelompok agar mereka dapat belajar menjalin kekompakan dan kerjasama tim. Kami memfasilitasi bakat siswa untuk bebas berkreasi unjuk kemampuan saat pensi,” tutur Riesta.
Latihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat
“Kondisi darurat bisa terjadi di mana pun dan kapan pun. Maka, hendaknya kita bisa memiliki kemampuan untuk mengatasi kondisi tersebut minimal untuk diri sendiri melalui edukasi saat kegiatan supercamp seperti ini,” terang Intan Dwi Rachmawati salah satu tim dari PMI (Palang Merah Indonesia) Mojokerto yang hadir memberikan materi PPDG.
Intan menambahkan, perlu sekali memberikan edukasi sejak dini seperti ini agar siswa bisa aware terhadap area sekitar di mana pun berada.
Materi PPDG yang diberikan di antaranya tentang menangani kasus cidera ringan hingga berat yang masih dalam katagori bisa ditangani sebelum mendapatkan bantuan medis. Kasus keseleo pada bagian tangan atau kaki, luka tergores karena jatuh atau terkena gesekan benda tumpul, luka sayatan akibat terkena benda tajam, pingsan, luka bakar ringan, sampai pada kasus patah tulang.
Bertempat di salah satu gazebo yang berukuran cukup luas, materi PPDG disampaikan pada pukul 14.00 – 15.00 WIB.
“Meskipun durasinya hanya 1 jam saja, tapi akhirnya tahu dan senang bisa langsung praktik bagaimana cara melakukan pertolongan pertama pada kondisi darurat,” kata Ahmad Jafar, siswa kelas VIII SPEMIA.
“Prkatik untuk memberikan pertolongan pertama pada kondisi kecelakaan dan ada luka dibagian pelipis mata. Pertama luka dibersihkan pakai alkohol dan kapas steril lalu diberikan betadine dan ditutup kasa,” terang Muhammad Aeshan Ranca Putra, siswa kelas VIII yang praktik langsung dengan Ahmad Jafar sebagai modelnya.
Dhiya’ul Ilmi Al Fatawa, SPd selaku penangungjawab Hizbul Wathan di SPEMIA mengatakan, bahwa dalam HW juga diajarakan materi pertolongan pertama dan kegiatan ini sangat berhubungan dengan pembelajaran HW.
“Siswa antusias sekali dalam praktik dan secara bergantian anggota kelompok melakukan praktik pertolongan pertama yang berbeda beda sehingga bisa saling bekerjasama,” pungkasnya. (*)
Kontributor: Elisyah Susanty