LDKS IPM SMAMDELA Ajak Peserta Nesting dan Galakkan Zero Waste

banner 468x60

GIRIMU.COM – Selama tiga hari dua malam, 25-27 September 2025, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) PR IPM SMA Muhammadiyah 8 (SMAMDELA) Gresik digelar di villa Pacet, Mojokerto. Selama itu pula, peserta mengikuti kegiatan nesting, tradisi makan bersama yang berlangsung sekitar satu jam per sesi.

Kegiatan itu menjadi bagian dari LDKS yang menekankan kedisiplinan, kebersamaan, dan kepedulian lingkungan. Nesting bukan sekadar makan, tetapi juga filosofi praktis. Peralatan seperti panci, wajan, dan wadah dirancang bisa ditumpuk (nesting set), memudahkan penyimpanan dan transportasi saat berkegiatan di luar ruangan.

“Kegiatan ini melatih peserta untuk menghargai makanan sekaligus menjaga kebersihan lingkungan,” jelas Diesta Niken, salah satu panitia.

Zero Waste dan Kebersamaan
Seluruh peserta dan panitia diwajibkan membawa tumblr dan alat makan sendiri, sebagai bagian dari program zero waste. Langkah ini sederhana namun memberikan pembelajaran penting tentang peduli lingkungan.

Kamis (25/9), saat tiba di villa, peserta makan siang menggunakan bekal yang dibawa dari rumah. Malam harinya, panitia menyajikan menu sederhana beras, telur, dan mie. Setelah makanan siap, mereka diberi lengser untuk menikmati hidangan secara berkelompok dengan filosofi yang menekankan kerja sama dan kebersamaan.

Pada Jumat (26/9) malam, sebelum api unggun, panitia menambahkan hidangan nasi goreng meski peserta telah makan malam dengan nesting. Sesi ini membuat malam lebih hangat, sekaligus memberikan energi tambahan untuk kegiatan api unggun dan refleksi kelompok.

Pada Sabtu (27/9), sebelum pulang, peserta kembali menerima hidangan dari panitia sebagai penutup rangkaian nesting. “Seru banget! Meski sederhana, makan bareng bikin suasana hangat,” ujar Niken Almira, salah satu peserta.

Jumlah peserta LDKS sebanyak 37 orang dari total 47 siswa yang lolos seleksi dua tahap sejak Agustus 2025. Aktivitas nesting menjadi momen penting dalam rangkaian LDKS, melatih kedisiplinan, kebersamaan, dan kesadaran lingkungan secara langsung.

Panitia menegaskan, kegiatan ini juga mengajarkan nilai kepemimpinan sederhana. Dengan bekerja sama dalam satu kelompok, peserta belajar menghargai setiap proses, saling berbagi, dan merasakan hasil kerja bersama. Filosofi lengser dan berbagi hidangan memperkuat nilai kebersamaan tersebut.

Selain aspek edukatif, nesting juga menjadi kesempatan bagi peserta untuk bercengkerama dan melepas penat setelah rangkaian materi LDKS. Aktivitas sederhana ini memberikan pengalaman langsung tentang pentingnya tanggung jawab, kedisiplinan, dan kerjasama dalam kelompok.

Dengan durasi sekitar satu jam tiap sesi, nesting menjadi kegiatan yang tak terlupakan bagi seluruh peserta. Tradisi ini bukan hanya soal makan, tapi menjadi bagian dari pengalaman membangun karakter, melatih kepedulian, dan mempererat hubungan antar peserta LDKS. (*)

Kontributor: Liset Ayuni

Author