Roadshow MCCC PP Muhammadiyah ke Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) Sabtu (20/11) bertempat di Universitas Muhammadiyah Gresik. Masih dengan tema Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Optimis Hadapi Pandemi.
Narasumber kali ini adalah Michael Lumintang, seorang praktisi kesehatan dan Budi Santosa, Koordinator Divisi Informasi Komunikasi (Disinfokom) MCCC PP Muhammadiyah.
Michael Lumintang mengkritisi tema webinar kali ini dengan mengemukakan tentang perlunya melakukan “critical thinking”, “creative thinking” dan “actionable thinking”.
“Banyak orang berpikir kritis, berpikir kreatif namun dia tidak pernah melakukan, jadi segala sesuatu konsep pemikiran yang dilakukan hanya di sekitaran ngomong-ngomong saja, teoritik. Kalau kita melakukan critical thinking, creative thinking dan actionable thinking maka kisa bisa menjadi agen yang berdampak secara nyata, bukan teoritik,” kata Michael.
Menurut Michael, perlu dipikirkan dengan kritis, negara-negara maju adalah pembuat vaksin Covid-19 dengan berbagai mereknya, namun mengapa mereka mengalami gelombang ketiga Covid-19. “Apakah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari keramaian itu cukup? Apakah vaksinasi cukup?” tanya Michael.
Michael menambahkan perlu dipikirkan juga Covid-19 efek bagi kehidupan kita, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi efek Covid-19 dalam kehidupan, bukan hanya mengatasi Covid-nya.
Budi Santosa mengajak para mahasiswa peserta webinar untuk menjadi penggerak dalam optimisme hadapi Covid-19. Kebiasaan-kebiasaan baik selama pandemi Covid-19 seperti memakai dan membawa cadangan masker, mencuci tangan sebelum dan setelah aktifitas serta menjaga jarak harus terus dilakukan.
Bukan hanya melindungi dari Covid-19, kebiasaan-kebiasaan tersebut menurut Budi Santosa juga akan menghindarkan dari penyakit-penyakit lain yang penularannya serupa dengan Covid-19, masker mengurangi paparan polusi udara.
Menyinggung peran mahasiswa dalam menghadapi Covid-19, Budi Santosa menyampaikan mahasiswa minimal bisa berperan menggunakan media sosial yang dipunyai.
“Satu, mahasiswa itu paling familier menggunakan media sosial. Gunakan media sosial teman-teman untuk menyebarkan hal-hal baik terkait penanggulangan Covid-19. Yang kedua, anda bisa berkreasi menggunakan media sosial tentang cara menggunakan masker umpamanya,” kata Budi.
Selanjutnya, para mahasiswa juga bisa ikut bersama-sama melawan narasi hoaks yang sering muncul tentang Covid-19. “Dengan begitu kita optimis Indonesia bisa bebas dari Covid-19,” pungkasnya.
Webinar ini diawali oleh sambutan Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik, Eko Budi Leksono secara singkat menekankan pentingnya resiliensi dan recovery menghadapi Covid-19. Sedangkan Wakil Ketua MCCC, Corona Rintawan mengajak para mahasiswa untuk menjadi motor penggerak dalam menghadapi Covid-19. (Tim)