GIRImu.com – Ide kreatif lahir dari sekelompok mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) yang tengah ber-KKN (Kuliah Kerja Nyata) di SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Alamady) Kebomas, Gresik. Ide itu berupa pengelolaan bank sampah yang hasilnya akan disedekahkan ke sekolah yang kini juga masih dalam tahap pengembangan sarana/prasarana (Sarpras).
Untuk merealisasikan gagasan yang dikemas dalam program “Bank Sampah”, kelompok KKN A-28 itu mulai menyosialisasikan konsep dan pengelolaannya ke keluarga besar SD Almadany, Rabu (23/9/2020). Nantinya, bank sampah itu tidak hanya melibatkan para siswa dan para guru SD Almadany, tapi juga mengajak masyarakat sekitar sekolah untuk pengumpulannya.
“Kalau bank sampah ini dikelola secara maksimal, nantinya bisa menjadi sumber keuangan yang bisa diwakafkan ke sekolah. Sekolah ini kan masih butuh biaya banyak untuk meneruskan pembangunan,” ujar Elok Tri Puspawati, Koordinator Mahasiswa KKN-UISI di SD Almadany.
Sosialisasi pengelolaan bank sampah ini juga menghadirkan Arini Suciati Maulidah, konsultan dan praktisi yang telah berpengalaman dalam mengelola program “Bank Sampah”. Menurut Arini, di berbagai kota di Indonesia hingga kini penumpukan sampah masih relatif tinggi. Sementara proses pengolahannya belum maksimal.
“Mestinya pendapatan harus ditinggikan, bukan sampahnya. Sampah jangan dibiarkan terus meninggi. Karena itu, bagaimana caranya agar sampah bisa menjadi berkah bagi kita semua,” ujar Arini setengah berkelakar.
Bagaimana sampah bisa mendatangkan berkah, lanjut Arini, salah satunya dengan adanya inovasi wakaf uang (sedekah, Red.) dari hasil pengelolaan sampah rumah tangga di sekitar sekolah ini.
“Mengapa mesti sampah rumah tangga? Karena sampah rumah tangga merupakan sampah tertinggi nomor dua yang ada di Indonesia. Dan, untuk mendapatkan atau mengumpulkannya, gampang. Tinggal mengoordinasikan dengan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Tentang teknis pengelolaannya, dimulai dengan mengumpulkan sampah rumah tangga dari masyarakat sekitar. Lalu dilakukan pemilahan berdasar jenis sampahnya. Setelah dilakukan pemilahan, sampah yang bisa dijual dikumpulkan, lalu dijual ke pengepul. Uang dari penjualan sampah itulah yang disumbangkan ke SD Almadany untuk menopang proases pembangunan Sarpras. (fud)
Kontributor: Elok Tri Puspawati