Muhammadiyah • Nov 11 2022 • 25 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48 di Surakarta turut dimeriahkan oleh Mata Najwa. Mata Najwa merupakan program talkshow yang dipandu oleh jurnalis senior Najwa Shihab.
Bertempat di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Kamis (10/11) dengan dihadiri ribuan anak muda yang datang dari berbagai kota, Mata Najwa spesial ini bertajuk Merawat Indonesia.
Dalam acara ini, Najwa Shihab secara umum membedah isu-isu strategis yang menjadi materi diskusi dalam Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48. Isu-isu strategis ini merupakan akumulasi permasalahan yang diserap dari rangkaian problem keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
Beberapa isu yang diangkat ialah membangun kesalehan digital, suksesi kepemimpinan 2024, dan memperkuat keadilan hukum.Adapun yang menjadi narasumber, di antarannya: Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Zulfa Mustofa, Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah Rahmawati Husein, dan Founder Drone Emprit sekaligus kader Muhammadiyah Ismail Fahmi.
Dalam persoalan suksesi kepemimpinan 2024, Muti menyarankan agar tidak terlalu fanatik terhadap pilihan politik serta mengedepankan keadaban.
Fanatisme hanya akan merugikan terhadap kualitas moral dan nalar anak bangsa. Sebaliknya, keadaban politik akan menghasilkan kultur yang baik bagi kemajuan di segala bidang.
“Jangan terlalu fanatik dengan pilihan politik karena menurut orang Jawa, politik itu sudah pol tapi masih bisa diutak-atik. Jadi kelihatannya sudah mentak, tapi sebenarnya masih bisa melakukan perubahan-perubahan,” tutur Muti.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Zulfa Mustofa mengatakan bahwa NU dan Muhammadiyah merupakan benteng moral Islam di Indonesia. Meski tak selalu sepemikiran terutama dalam fatwa-fatwa furuiyah-keagamaan, namun kedua Ormas Islam ini memiliki komitmen yang kuat untuk merawat serta membangun Indonesia menjadi negara yang berkeadaban.
”NU dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi kemasyarakatan, sosial, budaya dan keagamaan yang konsen dalam dakwah sehingga memiliki kesamaan dalam membangun Indonesia,” ujar Zulfa.
Rahmawati Husein juga turut menyampaikan tentang urgensi nilai-nilai kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara. Menurutnya, kemanusiaan universal merupakan modal utama dalam membentuk masyarakat yang rukun dan berkeadaban.
Ismail Fahmi kemudian menambahkan bahwa bangsa Indonesia harus menyiapkan sedini mungkin untuk memasuki era digitalisasi di semua aspek kehidupan.
Acara Mata Najwa ini dimeriahkan pula dengan aksi kocak Stand Up Comedy dari Yusril Fahriza. Yusril merupakan kader Muhammadiyah yang saat ini menjadi komika nasional.
Tidak lupa pula dengan hiburan suara dari Aderaprabu Lantip Trengginas yang menambah suasana acara menjadi semakin syahdu dan romantis.
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...
No comments yet.