Muhammadiyah • Oct 08 2022 • 29 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Bertajuk Perempuan, Politik, dan Kemandirian Ekonomi, seminar dalam rangkaian kegiatan Muhammadiyah Jogja Expo Day 2 telah diselenggarakan di Gedung Amphitarium Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan pada Jum’at (7/10).
Hal yang mendasari dilaksanakannya kegiatan seminar tersebut adalah dalam rangka semarak syiar Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta pada November mendatang. Mengangkat tema besar tentang perempuan, politik, dan kemandirian ekonomi, sejatinya membahas tentang bagaimana potret ikon perempuan di Indonesia dan membangun sumber daya perempuan yang berkemajuan.
Perempuan Berdaya
Dosen Universitas Gajah Mada Rika Fatimah membahas mengenai inovasi ikon perempuan di Indonesia dalam kewibawaan ekonomi keluarga. Dalam pemaparannya, Rika menjelaskan bahwa potret perempuan di Indonesia masih banyak hambatan yang dihadapi untuk mampu berdaya di dunia kerja. Para perempuan menghadapi adanya gender shaming alias stereotip dan seksisme yang menjadi akar diskriminasi terhadap perempuan.
Menurutnya, tidak bisa menyamakan dan menyamaratakan perempuan dengan laki-laki. Bukan suatu kesalahan bagi perempuan untuk tidak bisa mengikuti daya dari laki-laki, tetapi sistemnya menyesuaikan fitrah antara perempuan dan laki-laki. Peran perempuan dalam menggerakkan ekonomi, tidak perlu mengubah fitrahnya sebagai wanita dalam keluarga.
“Kita perempuan menggerakkan ekonomi dengan tidak mengubah fitrah wanita. Seperti apa fitrah ? ketika wanita bekerja fitrahnya jangan berubah. Ketika wanita berkarya dia harus puas, happy, dan tidak boleh tertekan. Semua harus karena Allah,” jelas Rika.
Perempuan Berkemajuan
Wakil Rektor UAD Norma Sari menyampaikan ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan yang berkemajuan dengan tokoh-tokoh yang senantiasa melakukan gerakan-gerakan, tidak ada pembicaraan mengenai gender karena sudah teraktualisasikan dalam kegiatan Muhammadiyah ‘Aisyiyah sehari-hari.
Norma juga menggaris bawahi penjelasan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pada opening ceremony Muhammadiyah Jogja Expo, bahwa menjadi orang Muhammadiyah tidak cukup hanya menjadi orang yang bersih dan ikhlas, tetapi juga harus maju. “Ikhlas tidak cukup, tapi apa yang kita kontribusikan untuk maju,” tuturnya.
Sehingga dalam Muhammadiyah, kata Norma, tajdid atau inovasi itu tujuannya untuk pembaharuan. Di sepanjang perjalanan, ‘Aisyiyah sudah melakukan inovasi, berkemajuan, berdaya, dan punya banyak potensi.
Inti dari berkemajuan, menurut Norma adalah dakwah pencerahan yang membawa umatnya menjadi lebih baik, unggul, dan utama. Masyarakat utama yang didambakan adalah terwujudnya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Maka catatan keunggulan suatu masyarakat harus menjadi target utama dari dakwah ‘Aisyiyah.
Dalam pemberdayaan ekonomi, ‘Aisyiyah yang juga sebagai penggerak-penggerak ekonomi ini dalam berinovasi juga perlu memikirkan daya saing dan mitra. Di samping memperhatikan daya saing ‘Aisyiyah juga perlu memperhatikan daya mitra, karena kekuatan ‘Aisyiyah akan semakin besar jika dapat menarik banyak mitra.
“Maka jika inovasi bertemu dengan daya mitra, maka hasilnya akan luar biasa,” ungkap Norma.
Kontribusi ‘Aisyiyah di Berbagai Bidang
Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Pimpinan Umum Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY Siti Zulaikha, bahwa ‘Aisyiyah dalam kontribusinya sudah berjalan di berbagai bidang, seperti tabligh, sosial, ekonomi, dan masih menjadi tugas ‘Aisyiyah untuk berpatisipasi dan memperhatikan bagaimana UMKM menjadi maju dan unggul.
“Kita itu memang punya anggota banyak. ‘Aisyiyah di dunia tabligh oke, sosial sudah cukup banyak santunan yang kita lakukan, ekonomi jalan hanya bagaimana menjadi UMKM yang maju dan unggul, namun partisipasi di ruang publik harus ditingkatkan, “ tuturnya. (Dita/Syifa)
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...
No comments yet.