GIRImu.com – Siwa berprestasi itu penting. Tetapi, ada yang lebih penting, yakni bagaimana siswa bisa istiqamah dalam beribadah dan memiliki karakter Islami yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penegasan itu disampaikan Kepala SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Ainul Muttaqin, SP, MPd, saat memberikan pengarahan kepada para pembina ekstrakurikuler di sekolah yang dipimpinnya, Selasa (4/1/2022). Meski tak menampik pentingnya prestasi anak didiknya, baik di bidang akademik maupun non-akademik, baginya, konsistensi dalam beribadah dan membumikan karakter Islami dalam kehidupan sehari-hari siswa itu jauh lebih penting.
“Karena itu, kepada Bapak-papak dan Ibu-ibu pembina, saya mohon untuk bisa mengawal ini. Kalau pembiasaan ibadah dan karakter itu bisa dijalankan dengan baik, insya Allah yang lain-lain ikut baik. Dan, inilah nilai plus yang bisa kita persembahkan kepada masyarakat, khususnya para wali siswa,” ujar Ainul yang didampingi Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Muharningsih, SPd dan Koordinator Ekstrakurikuler Merio Waiketas, SOr.
Dikatakan, upaya menjaga konsistensi dalam beribadah, khususnya shalat dan penanaman karakter Islami sejak dini dilakukan setelah mencermati tren meningkatnya siswa yang masuk dan memilih jalur MBS (Muhammadiyah Boarding School). MBS atau mondok merupakan jalur yang diterapkan dalam pengelolaan pembelajaran di Smamsa, selain sistem regular.
“Selama ini anak-anak yang ikut program mondok atau MBS itu umumnya adalah anak-anak yang rumahnya di luar kota Gresik. Sekarang tidak. Anak-anak yang di kota Gresik pun memilih ikutan mondok. Ini kepercayaan luar biasa dari para wali siswa yang harus kita jaga dengan baik,” tandasnya.
Karena itu, lanjut Ainul, jika pelaksanaan ekstrakurikuler waktunya menabrak atau memasuki waktu shalat, maka harus istirahat atau break sebentar untuk melaksanakan salat dulu. Setelah shalat, ekstrakurikuler dilanjutkan Kembali. Ia mencotohkan ketika pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dimulai pukul 14.00, misalnya, biasanya di tengah berlangsungnya pembelajaran, masuk waktu shalat Ashar. Maka, tegas Ainul, begitu terdengar suara adzan Ashar, pelaksanaan ekstrakurukuler harus benhenti dan para siswa diminta shalat dulu.
“Biasnya waktu shalat yang sering ketabrak itu Ashar dan Maghrib. Minta tolong, kalau saat ekstra lalu masuk waktu shalat, break dulu sebentar. Shalat dulu, kalua bisa berjamaah. Lalu setelah shalat, ekstra dilanjut lagi,” katanya menegaskan.
Kepada para pembina ekstrakurikuler ia juga berharap agar masing-masing mampu membawa anak didiknya mendulang prestasi. Standar normatif keberhasilan program ekstrakurikuler, katanya, adalah ketika siswa mampu menunjukkan prestasinya dalam ajang lomba yang diikuti. Karena itu ia mendorong agar para pembina mempersiapkan program dan terobosan untuk meraih prestasi bagi anak asuhnya. (sto)