Sunday, September 8, 2024
27 C
Gresik

Spiritualitas Manusia Baru

Berbahagia sekali, mendapat kepercayaan mengantar dengan tulisan untuk teman-teman perupa yang menggelar karyanya di Vin Autism Galery Surabaya, 30 September 2023.
Agenda pameran berikutnya akan digelar di tempat yang sama, September 2024 dengan tema dan perupa yang berbeda.

Penulis : Dewi Musdalifah
Jika benar, humopone bermakna kesabaran dan ketabahan, maka tema yang diusung oleh lima perupa dalam pameran lukisan di Vin Autism Galery, akhir bulan September 2023, tak lain adalah ihwal spirit—spiritualitas, spiritualisme.

Kesabaran yang berarti tahan menghadapi cobaan, tidak mudah putus asa dan patah hati dalam mengerjakan sesuatu. Tenang, tidak terburu-buru dalam berproses menuangkan ide dalam kepala. Menggores dan memberi warna dalam sapuan kuas dengan tidak tergesa. Sebagai sebuah upaya melatih mental dan spirit untuk tetap optimis pada pengkaryaan.

Begitu pula sikap tabah yang bisa dimaknai kuat hati dalam menghadapi kesulitan, rintangan, kendala dalam berproses. Bentuk sikap sabar dan tabah yang terus dilatih dan diasah dalam mewujudkan karya nantinya akan menjadi pola laku di dalam hidup yang membentuk manusia luhur.

Lima seniman rupa tersebut yakni : Aam Artbrow, Dimas Prayogo, Loyong Budi Harjo, Rachmad Basuki dan Yoni Risal. Mereka memandang hupomone adalah spirit yang melandasi representasi karya-karyanya. Pendek kata, spirit merupakan kekuatan jiwa yang tidak terlihat yang memberikan napas di sebalik kehadiran, ekspresi bagi tiap pengkaryaan.
Para perupa dalam pameran hupomone berupaya mempertahankan kredo spiritualistasnya untuk menjaga keseimbangan dan daya tawar.

Spiritualitas
Salah satu unsur seni rupa modern juga menempatkan kedudukan pribadi seniman sebagai pusat termasuk kehidupan yang melingkupinya. Posisi manusia dalam makna modern berada dalam anggapan anggapan yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Kesadaran pribadi dan sikap yang individualistik merupakan bagian penting.

Dengan kata lain, seni rupa masa kini, yang bermaksud mengembangkan bakat seni pribadi atau potensi kreatif artistik individu seniman, dengan wawasannya sebagai “manusia baru” yang berpandangan universal.

Manusia yang menggarap tema kehidupan secara intuitif dan kritis, melalui kekuatan pikiran, emosi, intuisi yang merupakan sejarah mental dengan menggunakan bahasa rupa yang unik, menakjubkan bahkan mengejutkan. “Manusia baru” dengan lingkup perbincangan seni rupa modern yang membuka penafsiran yang luas, menimbulkan berbagai kemungkinan dan multi tafsir.
Maka, berhadapan dengan karya rupa ini membuat orang menyadari dan memformulasi perasaan, dugaan dan gagasan melalui pengalaman dan pemikiran artistik penikmatnya.
Gagasan orisinal seniman rupa yang ditampilkan dalam sebuah karya berhadapan dengan persepsi yang ditangkap oleh penikmatnya, maka dibutuhkan keduanya dalam satu pertemuan lewat pameran atau gelar karya.

Pertemuan antara karya rupa dengan publik menjadi media komunikasi pengalaman merasakan suatu keindahan dengan ekspresi seni rupa.
Pengkarya mencipta sebagai upaya menafsirkan dan menempatkan diri dalam konteks yang selalu berubah. Merupakan hakikat transendensi manusia dalam menghindari kebekuan eksistensinya.
Spiritualitas dalam seni ibarat ruh, jiwa dan batin yang menghidupkan makna dan nilai seni untuk mencapai tujuan penghayatan. Sesuatu yang tak tampak di balik yang tampak. Ruh dan jiwa manusia justru memperlihatkan eksistensi kemanusiaannya.

Kredo Pengkaryaan
Ekspresi spiritualitas bisa ditelisik dari “biografi pelukis” bersumber dari pernyataan, ekspresi dan pesan yang mewujud. Cerminan otentisitas para perupa dalam karya yang mengenjawantah.
Pelukis Aam Artbrow berupaya memasuki ruang di dalam dirinya. Bahwa diri sendiri adalah pusat dengan segala kompleksitasnya.

Semuanya bermunculan dalam pikiran dan bathinnya dengan kesadaran yang dituangkan dalam bentuk karya lukis sebagai sebuah ekspresi.
Lukisan berjudul ” Tembok Ratapan” (2023) merupakan gambaran hiruk pikuk pikiran atas pertanyaan dan persoalan yang bertebaran, dipantulkan dalam bentuk bayangan figur tokoh dari berbagai genre. Kerumitan bathin pelukis tentang pertanyaan esensi berkesenian, kesendirian, luka bathin, ratapan sampai pada kegembiraan.

Keterasingan manusia juga menjadi kesadaran perupa yang disimbolkan dengan astronot dalam lukisan berjudul “Lost” (2023) bahwa manusia itu makhluk asing yang tersesat di dalam semesta raya. Dalam keterasingan itu selalu ada harapan dicerminkan lewat balon yang terus dipegangnya.

Perupa juga membidik problem di sekitarnya yang mendorong terciptanya gambaran di dalam bathinnya. Politik dan kekuasaan yang terlukis dalam “Fight to Vote” (2023). Bagaimana masyarakat begitu antusias saling mengintai, mengincar kekuasaan, pertentangan antara rakyat kecil dan para monster yang mengelilingi kursi kuasa.

Begitu juga dengan prasangka dan kecurigaan pada apa yang dianggap sempurna. Multi tafsir pada lukisan “Meditation” (2023) bahwa buah dari meditasi bisa menjadi kristal pengetahuan yang bersinar ataukah kristal material simbol dari keduniawian. Kewaspadaan semacam ini merupakan bentuk cerminan spiritualitas pelukis.

Pewarnaan yang diambil sebagai ornamen lukisan kelihatan dinamis dan kaya, beragam dan memiliki pola tersendiri. Idiom yang dilukiskan pun memiliki kekhasan sendiri, misalnya hampir semua obyek memiliki mata bahkan lebih dari satu, ini menyimbolkan pentingnya indra mata sebagai penglihatan yang utama.

Tema yang muncul lebih banyak menuangkan satire, ironi dari keadaan manusia tentang keterasingan, ratapan, kecurigaan dan ambiguitas sebagai ekspresi bathin.
Beralih pada karya lukis Dimas Prayogo, dibentangkan pada potret peristiwa dalam keseharian.

Kanvas sebagai media gambaran kenyataan masyarakat dilingkup pelukisnya. Lukisannya lebih realis menggunakan obyek manusia dengan menggunakan warna hitam putih dan sedikit warna merah pada selotip fragile.

Mata bathin perupa memindai persoalan sosial kemanusiaan menjadi tema karyanya.
Keprihatinan terhadap persoalan dimana perupanya tinggal, yakni daerah pesisir.
Tentang perjuangan anak anak nelayan dalam upaya mempertahankan hidup. Bergulat diatas laut dengan jaring ikan untuk mendapat sedikit uang.

Ruang nurani pelukis seakan ingin melakukan perlindungan kepada anak anak ini dengan memberinya simbol selotip bertuliskan “fragile” sebagai bentuk dukungan untuk menguatkan pada hal hal yang rentan “Merajur Asa” (2023)

Karya Dimas menyajikan situasi yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat baik secara sosial maupun moral. Begitu pula reaksi dan aksi dalam menanggapinya.
Terhadap permasalahan carut marutnya percakapan dan banjir informasi yang terasa menyesakkan. Dimas menyiapkan alat untuk menyumbat suara-suara masuk ke telinga dan tidak lupa memasang selotip fragile di seluruh kepalanya”Bungkam 1″ (2022)

Simbol selotip fragile yang membalut kepala, pada akhirnya digambarkan mampu menciptakan suasana tenang dan mengasyikan dengan memasang headset dan kaca mata hitam. Asumsi suasana enjoy, terkendali “Bungkam 3” (2022).
Dimas tidak hanya melukiskan situasi dan emosi menghadapi problem di sekitarnya tapi juga menawarkan kesadaran untuk melakukan keperdulian dan perlindungan. Karya yang sarat pesan, utamanya kerentanan mental.

Dunia fantasi, sebuah hasil refleksi dari imajinasi terutama pada dunia anak-anak menjadi pilihan ekspresi seni Loyong Budi Harjo. Perupa ini dalam lukisannya menghasilkan citra mental dan ide berdasarkan kreativitas individu dalam menciptakan sesuatu.
Fantasi berkonsentrasi pada elemen imajiner. Ini bisa berisi supernatural, dunia alternatif, pahlawan super, monster, peri, makhluk ajaib, atau pahlawan mitologis. Menarik untuk divisualisasikan ke dalam karya seni lukis.
Media rupa lukis merupakan ungkapan pengalaman estetik yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra) dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna, tekstur, shape, dan sebagainya. (Kartika, 2017:33).

Citraan fantasi dalam lukisan Loyong menjadi media ekspresi dongeng dalam bentuk visual. Alih wahana kisah yang biasanya dilatunkan lewat lisan, kini dituangkan ke dalam kanvas. Sumber inspirasi berasal dari cerita rakyat dari berbagai negara.
Loyong selayaknya bercita-cita menghidupkan kisah yang sarat pesan kepada anak anak dengan mengundang imaninasi mereka lewat lukisannya. Sekaligus membayar kerinduannya pada tradisi bercerita sebelum tidur.

Penyampaian pesan lewat lukisan fantasi ini terasa estetik, bercerita layaknya pendongeng. Karya dengan judul “Goldilocks And The Three Bears” (2023) yang mengadaptasi cerita rakyat asal inggris memiliki pesan agar tidak mengambil atau menggunakan barang yang bukan milik kita.
Karya lain “Shoemaker And The Elves” (2023) yang berpesan tentang sekecil apapun kebaikan akan dibalas pula dengan kebaikan.
Pesan-pesan ini disampaikan dengan struktur bahasa visual daripada bahasa verbal seperti aslinya bertujuan untuk memancing dan meningkatkan kreatifitas bagi penikmat, khususnya anak-anak.
Visualisasi tokoh-tokoh dalam ilustrasi dongeng juga memberi ruang bagi penikmatnya untuk bebas mencipta narasi sendiri berdasarkan persepsinya pada lukisan Loyong. Memberi peluang mencipta kreasi fantasinya sendiri.

Tak kalah menarik karya lukis Rachmad Basuki, yang memiliki akar sejarah pewayangan. Tokoh-tokoh wayang yang memiliki karakter khusus (wondo) tetap dipertahankan namun mengalami penyesuaian bentuk tersendiri khusus versi Rachmad Basuki.
Penampakan onderdil mesin semacam robot mengisi perabot tubuh wayang, namun siluet karakter tokoh yang nampak dalam bentuk bayangan tetaplah sama sebagaimana aslinya.
Ini tradisi merawat budaya pewayangan dengan akulturasi kreativitas masa kini.

Tema yang diangkat pada karya lukis Rachmad menggunakan pendekatan destruktif. Sesuatu yang mengandung pertentangan.
Menampakkan yang semula tidak nampak dalam pandangan.
Hal-hal yang kontradiksi, misal dalam karya “Arjuna Mencari Cinta” (2023), digambarkan wajah Arjuna yang imut, tak pantas memiliki dosa. Namun dalam lukisan Rachmad ini pula dilukiskan makhluk serupa monster, binatang berlidah panjang, simbol kelinci playboy yang menyiratkan sifat buruk yang ada juga dalam diri tokoh Arjuna.
Pada lukisan “Bagong Jadi Ratu” (2023), dipresentasikan pandangan yang menolak persepsi umum tentang penguasa yang biasanya berasal dari kaum bangsawan atau pejabat publik namun tokoh Bagong sebagai representasi dari rakyat biasa juga punya kemungkinan menjadi pemimpin.

Karya-karya lukis Rachmad memiliki potensi merawat budaya tradisi lokal, sesuatu yang agung dari para leluhur, meskipun kisah Mahabarata dan Ramayana bukan berasal dari Indonesia namun telah mengalami adaptasi menjadi kekayaan milik budaya Jawa.

Akulturasi ini menciptakan tokoh-tokoh punakawan milik asli budaya Jawa. Tokoh inilah yang dikembangkan oleh Rachmad Basuki.
Lukisan Yoni Risal berangkat dari kerinduan-kerinduan. Salah satu kerinduannya pada permainan masa kecil yang dicintai, yaitu robot-robotan. Obsesinya pada permainan ini terus membayangi yang kemudian mengenjawantah dalam lukisannya kini. Robot dalam bentuknya di masa lalu yang secara fisik berwarna karat dan pudar menjelma menjadi idiom yang memiliki sisi emosional.
Bermacam ekspresi anak anak dalam balutan kerangka tubuh robot memiliki raut ramah dan lucu. Jiwa jernih anak anak tergambar jelas pada lukisan mata bening dan pasrah, rasa emosional yang didambakan siapa saja.

Kerinduan pada sesuatu yang idealis seperti suasana damai yang menjadi cita-cita kemanusiaan disimbolkan lewat tokoh batman dan joker yang sama-sama berupaya membangun kotanya, kota “Peace” (2023).
Sisi emosi rindu yang kuat juga dipresentasikan pada lukisan “After Lasting Flowers”(2023), bunga abadi yang dipersembahkan kepada mama, dikemas dalam bentuk mainan dalam wadah plastik selayak mainan di masa kecil.

Di sisi lain, emosi ketidakberdayaan menghadapi situasi dunia yang hampir tak bisa lagi diprediksi. Perang yang tak pernah usai, menjadi goresan diatas kanvas dengan pemandangan kepiluan anak anak diatas mainan menunggu keadaan yang membebaskan mereka hidup tanpa peperangan”Fredom” (2019).
Lukisan Yoni Risal sarat dengan gambaran emosional, merespon kondisi yang melingkupi manusia.

Keseimbangan Menjadi Manusia
Cerminan artistik dan pengalaman estetik yang dihadirkan lima perupa ini menjadi keseimbangan dari pola hidup modern saat ini yang sarat dengan fungsi teknologi dan arus globalisasi yang mencengkeram kemanusiaan.

Manusia digerus habis habisan oleh mesin-mesin intelegensi, hingga ruang menjadi sangat sempit. Semua terasa diburu-buru, waktu menjadi memendek, dan perasaan tidaklah menjadi hal penting.
kesabaran dan ketabahan itu dibutuhkan di era yang serba instan. Berkarya dan menjadi terkenal bisa dalam waktu 5 menit, tapi ada yang hilang yakni nalar kemanusiaannya. Kematangan dan pergulatan pengkaryaan, idealisme dan tentu spiritualitas.

Para perupa ini pun terus mengupgrade pengetahuan dan mengasah teknik melukisnya sebagai bentuk pertanggunghawaban terhadap zjaman dimana dia hidup saat ini.
Apa yang dimiliki manusia terutama bathin seperti pikiran, rasa, intuisi, imajinasi, tidak lagi menjadi acuan berpedoman hidup. Semua menjadi serba instan, hingga rentan untuk hancur karena tak ada ketahanan yang didapat dari proses menjalani belajar lebih panjang.

Untuk itulah, kesabaran dan ketabahan atau HUPOMONE menjadi penting diusung kembali. Salah satu proses belajar mengenali diri sebagai manusia yang memiliki potensi keindahan, kebenaran dan keutamaan.
Para pelukis; Aam yang intens di wilayah intuisi, Dimas di kedalaman rasa, Loyong bermain di dunia fantasi, Rachmad di seputar mitos dan Yoni mengulik emosional, berupaya untuk menjadi manusia utuh.
Menawarkan keseimbangan hidup yang lebih humanis. Berlaku selayak manusia yang menjadi manusia.[]

Author

Hot this week

Karya Kaligrafi Islami Ahmad Dahlan Warnai Unity Art Project 2024 di Bandung

BANDUNGMU.COM, Bandung – Lukisan kaligrafi Islam karya Ketua Pimpinan...

Cerita Perjalanan KKN PLUS 2024 ITB Ahmad Dahlan

IBTimes.ID – Pengalaman mengikuti KKN PLUS 2024 di Pondok...

MPK PWA Jabar Gelar ToT Baitul Arqam Guna Tingkatkan Kapasitas Kader Aisyiyah

BANDUNGMU.COM, Bandung – Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Wilayah...

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk Gelar Baitul Arqom Bath 1 untuk Kaderisasi

girimu.com - Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk menggelar kegiatan...

Antusiasme Jamaah Warnai Pengukuhan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Cabe Ilir

BANDUNGMU.COM, Pondok Cabe — Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pondok...

Topics

Karya Kaligrafi Islami Ahmad Dahlan Warnai Unity Art Project 2024 di Bandung

BANDUNGMU.COM, Bandung – Lukisan kaligrafi Islam karya Ketua Pimpinan...

Cerita Perjalanan KKN PLUS 2024 ITB Ahmad Dahlan

IBTimes.ID – Pengalaman mengikuti KKN PLUS 2024 di Pondok...

MPK PWA Jabar Gelar ToT Baitul Arqam Guna Tingkatkan Kapasitas Kader Aisyiyah

BANDUNGMU.COM, Bandung – Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Wilayah...

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk Gelar Baitul Arqom Bath 1 untuk Kaderisasi

girimu.com - Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk menggelar kegiatan...

Antusiasme Jamaah Warnai Pengukuhan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Cabe Ilir

BANDUNGMU.COM, Pondok Cabe — Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pondok...

Spemutu Gresik Tawarkan Beragam Fasilitas dan Program Unggulan

Girimu.com - Dalam rangka peningkatan informasi dan sosialisasi lembaga...

SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Luncurkan Program Teacher on Stage

Girimu.com  – SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) Gresik...
spot_img

Related Articles