Tuesday, September 17, 2024
25 C
Gresik

Usaha Muhammadiyah Menjaga Nilai Agama pada Anak-anak Diaspora di Negara Sekuler Hongaria

MUHAMMADIYAH.OR.ID, HONGARIA—Tidak bisa dipungkiri hidup di budaya yang berbeda dengan Indonesia, menjadikan anak-anak diaspora Indonesia di Hongaria membutuhkan adaptasi. Akan tetapi kemungkinan yang terjadi juga anak-anak akan lost control akibat gegar budaya tersebut.

Demikian kurang lebih yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Hongaria, Hazim Hamid dalam siaran pers yang diterima muhammadiyah.or.id pada, Rabu (20/4).

Hongaria merupakan Negara sekuler yang berada di kawasan Eropa, hal ini menjadikan tantangan tersendiri bagi PCIM Hongaria dalam mengedukasi dan memperkuat keagamaan generasi atau kader diaspora Indonesia yang beragama Islam di sana. Menurut Hazim, keberadaan PCIM Hongaria berusaha setidaknya menjaga nilai-nilai keagamaan pada diri anak-anak diaspora Indonesia agar tidak luruh.

“(Juga menjaga) kultur-kultur baik dari Indonesia kalau kita tinggal cukup lama di negara Hongaria ini. Sungguh ini cukup disayangkan,” ungkapnya.

Berangkat dari realitas tersebut, PCIM Hongaria menyelenggarakan beberapa program di antara seperti pengajian dan bimbingan baca Al Qur’an bagi anak-anak. Seperti yang dilakukan pada, Sabtu (9/4) di Kedutaan Besar RI di Budapest.

PCIM Hongaria menggelar Ramadan For Kids Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Hongaria. Kegiatan ini diikuti bukan hanya dari Kota Budapest saja, tapi juga ada dari Pécs, Debrecen, Szeged dan Miskolc.

“Berangkat dari antisipasi kemungkinan yang pertama itulah, maka PCIM Hongaria berusaha bisa mengantisipasinya melalui pengajian anak atau bimbingan baca al-Quran,” imbuhnya.

Meskipun, kegiatannya terkesan sederhana, tapi kalau tinggal di Hongaria dan tidak ada model-model kegiatan serupa, anak-anak akan terlepas dan semakin jauh dari nilai-nilai Keislaman. Serta kegiatan yang dikemas dengan sederhana ini menjadi wahana bermain dan belajar yang menyenangkan bagi anak-anak. Hazim menjelaskan, bagi generasi kedua, semakin lama tinggal di Hongaria, apalagi jika nanti sampai 15 tahun masa tinggal, suasananya jadi berbeda kalau tidak berpegang pada nilai-nilai agama.

“Itu sungguh sangat mengkhawatirkan dan kita harus bertanggung jawab atas kelangsungan anak-anak kita,” imbuhnya.

Hazim berharap, PCIM Hongaria bisa tetap istiqomah menyelenggarakan kegiatan semacam ini. Di sisi lain, Hazim bersyukur sebab dengan segala keterbatasan yang dihadapi oleh PCIM Hongaria, namun masih bertahan dalam usaha menjaga nilai-nilai agama di anak-anak diaspora.

klik sumber berita ini

Author

Hot this week

Topics

spot_img

Related Articles