Pelatihan Mubaligh dan Mubalighot Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gresik (Gresik, Selasa – Kamis, 2-5 Maret 2021)
Permasalahan yang sering di hadapi di organisasi Muhammadiyah adalah kurangnya kader penerus persyarikatan, dan lebih khusus kurang nya kader mubaligh dan mubalighot Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Terlebih saat akan memasuki bulan Ramadhan, kebutuhan mubaligh dan mubalighot sangat banyak, mengingat musholla – musholla dan masjid yang di miliki oleh Muhammadiyah di setiap Ranting di cabang Gresik maupun cabang lainnya cukup banyak.
Demikian yang disampaikan bapak ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gresik, bapak Mukhtar Buchori dalam sambutannya membuka kegiatan Pelatihan Mubaligh dan Mubalighot di PCM Gresik (Selasa, 2 Maret 2021)
Permasalahan tersebut di jawab oleh Majelis Tabligh PCM Gresik yang bersinergi dengan Majelis Dikdasmen Gresik mengadakan pelatihan Mubaligh dan Mubalighot bagi guru-guru Ismuba dikompleks Perguruan Muhammadiyah Gresik
Pada acara Pembukaan, ketua Majelis Dikdasmen Gresik, Ir Subagiono menyampaikan harapannya juga harapan PCM Gresik dalam menyiapkan para muballigh dan mubalighot yang akan di terjunkan di mushola-mushola dan masjid Muhammadiyah terutama saat akan memasuki bulan Ramadhan yang biasanya banyak mengadakan kajian Islam atau pengajian.
Jadi, lanjut Yoyon, “Bulan Ramadhan nanti jangan ada lagi perkataan , kita kekurangan dai atau muballigh, ini ada kurang lebih 25 guru yang mengikuti pelatihan ini. Insya Allah sudah sangat cukup, apalagi bapak ibu guru ini kebanyakan guru Ismuba, jadi saya yakin dasar ilmu agamanya sudah kuat tinggal memoles sedikit Insya Allah sudah siap di terjunkan di masyarakat terutama dikalangan sendiri”.
Pelatihan Muballigh mubalighot berlangsung tiga hari diikuti bapak ibu guru dari SD Muhammadiyah Gresik (SD MUGRES) dan SMP Muhammadiyah 1 Gresik,
Dan sebagai Pemateri adalah Bapak Mukhtar Buchori ketua cabang Muhammadiyah Gresik.
Pak Tar, begitu panggilan akrab nya, meski usia tidak muda lagi tampak energik dan menarik membawakan materi tentang Retorika.
Para peserta juga antusias mengikuti pelatihan, walau terkadang terdengar tawa gerr geran saat menyaksikan tampilan para peserta praktek menjadi seorang da’i.
Semua peserta wajib tampil tausyiyah membawakan sebuah tema dengan ketentuan wajib didasari minimal dengan satu surat dalam Al-Qur’an dan keterangan satu hadist.
Pelatihan di era Pandemi ini tetap menerapkan Prokes (protokol kesehatan) dan memastikan para peserta dalam keadaan sehat saat mengikuti pelatihan Muballigh ini.
*Lilik Isnawati