Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Benarkah Al Ghazali Melarang Umat Islam Belajar Filsafat?

    Dec 04 202226 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Abu Hamid Al Ghazali dengan gemas mengkritik keras para filsuf dalam kitab Tahafut al-Falasifah. Kitab polemis ala ilmu kalam yang ditulis sekitar seribu tahun yang lalu di Madrasah Nizhamiyah Baghdad ini menuai pro kontra di kalangan akademisi baik klasik maupun kontemporer. Menurut Muhamad Rofiq Muzakkir, setidaknya terdapat tiga tipologi kemungkinan penafsiran.

    Pertama, golongan yang menyimpulkan bahwa al Ghazali menolak filsafat secara keseluruhan. Ia disebut-sebut sebagai orang yang paling keras dalam memberikan pukulan terhadap filsafat. Imbasnya ialah membentuk pola dan pemahaman negatif terhadap filsafat bagi sebagian umat Islam. Bagi kalangan ini, kemunduran tradisi ilmiah umat Islam dianggap sebagai akibat dari pemahaman negatif terhadap filsafat yang dimulai sejak lahirnya konsep takfir al-Ghazali terhadap filsafat.

    “Ini framework orientalis generasi pertama dan umumnya umat Islam sampai hari ini masih percaya bahwa Al Ghazali menghantam dan meruntuhkan bangunan filsafat, sehingga al Ghazali dituding anti filsafat. Ini pandangan yang paling tidak bisa dipertahankan,” terang Rofiq dalam dalam kajian tentang Al Ghazali pada Sabtu (24/09) yang diselenggarakan PCIM Amerika Serikat berkerjasama dengan Center for Integrative Science and Islamic Civilization (CISIC) Universitas Muhammadiyah (UMY).

    Kedua, golongan yang menyimpulkan bahwa Al Ghazali hanya menolak pemikiran Ibnu Sina an sich, dan menerima filsafat secara umum. Kalangan ini memandang bahwa ilmuwan Islam semacam Ibnu Sina dan Alfarabi telah terlalu jauh terbuai dengan para filsuf Yunani hingga mengabaikan syariat agama. Karenannya, Al Ghazali hanya menyerang pemikiran para filsuf, bukan filsafatnya. Hal ini terlihat jelas dari nama kitabnya, yaitu Tahafut al Falasifah bukan Tahafut al Falsafah.

    “Pandangan ini juga sulit dipertahankan karena tidak semua pemikiran Ibnu Sina ditolak Al Ghazali. Faktanya, Ibnu Sina banyak memberikan inspirasi terhadap Hujjatul Islam,” ucap ketua PCIM sekaligus alumni doktoral Arizona State University ini.

    Ketiga, golongan yang menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan Al Ghazali adalah memfilter filsafat dari pandangan dunia yang tidak sesuai dengan Islam. Al Ghazali samasekali tidak menolak filsafat secara keseluruhan, apa yang ia lakukan ialah membersihkan unsur-unsur filsafat yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Al-Ghazali melihat dirinya sebagai intelektual yang berperan sebagai petugas “money changer” dalam kaitannya dengan arus intelektual pada zamannya.

    “Ini pendapat yang tepat. Al Ghazali menolak argumen dan kesimpulan yang tidak cocok dan menerima aspek-aspek dari arus intelektual lain yang dapat dimasukkan ke dalam pandangan dunia yang didasarkan pada sumber-sumber fundamental dari tradisi Islam, Al-Quran dan sunnah Nabi,” terang Rofiq mengutip pandangan Joseph Lumbard.

    Menurut Rofiq, apa yang dilakukan Al Ghazali dapat ditiru generasi muslim saat ini ketika berhadapan dengan ragam keilmuan modern. Banyak pengetahuan yang lahir dari Barat era kolonial seperti antropologi, sosiologi, dan lain sebagainya yang dapat diadopsi umat Islam, namun penting juga untuk dikritik, terutama pada titik-titik yang secara nyata bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

    Hits: 0

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top