Oleh MAHFUDZ EFENDI
Dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) –seperti berlangsung saat ini– dibutuhan cara yang efektif dan menyenangkan. Terutama untuk siswa SD kelas awal, cara-cara konvensional dan monoton justru membuat mereka ogah mengerjakan tugas-tugasnya. Beban orang tua selaku pendamping pun kian berat tatkala siswa mengalami kebosanan menghadapi tugas-tugas yang diberikan sekolah.
Di Kelas 3 Antartika SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebomas, Gresik, disiapkan satu jurus belajar luring (luar jaringan) dalam bentuk tugas project yang menyenangkan dan relatif tidak memberatkan siswa. Salah satunya adalah The Friday Challenge.
The Friday Challenge merupakan tugas tantangan berbasis materi belajar siswa yang diberikan setiap hari Jumat di setiap pekannya. Selaras dengan tagline SD Almadany, yakni School of Experiences, program The Friday Challenge di-setting untuk menerapkan model pembelajaran kreatif yang bisa diaplikasikan oleh ustadz/ustadzah di sekolah alam ini.
Tanggapan positif mengalir dari orang tua dan siswa terkait program ini. Seperti disampaikan Nina Puspita Sari, mama dari Chia (panggilan siswa kelas 3 Kayla Shafa Archilla) ini. Ia mencerikan bagaimana excited-nya putri kesayangannya itu dalam mengikuti program tersebut.
“Sepulang dari sekolah setiap Senin, dia selalu menyambut dengan pertanyaan, ada challenge apa minggu ini, Ma?“ ujar Ketua Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Almadany ini.
Chia, lanjut Nina, begitu antusias menunggu project The Friday Challenge, karena di project ini selalu ada sesuatu yang baru untuk dipraktikkan. Sebagai orang tua, ia sangat mendukung adanya project ini, karena siswa bisa mendapatkan pengalaman baru dari eksperimen yang dilakukannya.
Seperti The Friday Challenge pekan ini (23/10/2020), siswa diberikan tantangan membuktikan perubahan wujud benda. Begitu antusiasnya Aidh Al-Qorin untuk mengerjakan tugas ini. Ia rela menunggu dan mengamati perubahan wujud dari empat gelas yang telah terisi empat benda (es batu, cokelat, permen, dan mentega) di halaman rumahnya.
“Ma, cokelatnya meleleh,” ujarnya.
“Berarti perubahan wujudnya apa nak?” Tanya Wartini, sang mama.
“Asalnya padat jadi cair ya, Ma” jawab Aidil yang disambut anggukan kepala Wartini membenarkan jawaban putra keduanya itu.
Sementara Arin, yang didampingi mamanya, Ummu Fathonah, memberikan respon atas The Friday Challengge dengan membuat es krim. Arin bisa lebih mandiri melakukan eksperimen dari hasil pembelajaran tematik yang diberikan pihak sekolah. Ia bisa praktik langsung untuk membuktikan perubahan wujud benda.
“Arin juga bisa praktek langsung membuat es krim sendiri, puas dinikmati sendiri, selain lebih sehat dan higienis,” ujar Ummu Fathonah.
Begitu juga Ied Dusan. Nenek dari Fatma Nora Findya mengucap syukur karena pembuatan es krim bersama cucunya itu jadi dan enak rasanya. ”Alhamdulillah es krimnya sudah jadi dan enak banget. Nora sangat suka.” kata Ied Dusan.
Lain lagi kesan Binti Yunaidah terhadap program challenge-challenge dari sekolah. “Challenge ini sangat luar biasa untuk menambah ilmu pengetahuan kami tentang perubahan bentuk benda dan pengalaman yang sangat baik untuk saya dan Darrel,” kata mama dari Darrel Altair Putra Hermanto ini.
Tidak mau kalah dengan orang tua yang lain, Ernawati Indah, mama dari M. Zanuba Fitrah Aqso, mengaku, putranya suka dengan challenge ini dan lebih semangat dalam melakukan praktik langsung. Apalagi, challenge membuat es krim ini mmebuat anaknya bersemangat, karena bisa langsung dinikmati. Bersama putranya, M. Zanuba, ia juga memberikan penilaian tugas semacam ini membuat siswa lebih penasaran untuk terus menggali kreativitasnya.
“Terimakasih Ustadz, telah membuat anak-anak terjaga semangatnya untuk belajar di rumah di masa pandemi ini,” ujar Ernawati. (*)
*) Mahfudz Efendi , Guru SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebomas Gresik.