SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) melaksanakan upacara hari Sumpah pemuda dilapangan sekolah, Kamis (28/10/2021) dengan pembina upacara Komandan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jatim Al Muslimun.
Suasana terik matahari tidak menyurutkan semangat siswa untuk mengikuti upacara.
Upacara digelar dengan standar protokol Covid-19 secara ketat.
Al Muslimun dalam amanahnya menyatakan, upacara sumpah pemuda merupakan salah satu tonggak kebangkitan generasi muda.
“Salah satu tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk melawan, mengusir penjajah bangsa Indonesia,” tambahnya.
Mental Usir Kebodohan
Al Muslimun mengajak para peserta yang serempak berbaju Hizbul Wathan itu membayangkan, pada zaman itu, anak muda usia 10-15 tahun sudah punya pemikiran menentang penjajah. “Sudah punya keyakinan mengusir penjajah,” imbuhnya.
Belajar dari itu, lanjutnya, berapapun usia kita sekarang entah kelas I sampai kelas VI, apakah sudah ada mental untuk mengusir kebodohan yang ada dalam diri kita?
Maka dia menegaskan, “Hilangkan kebodohan, bentuk karakter pejuang! Singkirkan kemalasan di antara kita, kekuatan religius yang akan membentuk mental kita!”
Jika religius dan pintar tidak kita bangun, kata dia, kita akan dikuasai kemalasan. “Kita akan dikuasai nilai-nilai negatif dalam diri kita,” ucapnya.
Tidak Seperti Daun Kering
Dia mengimbau peserta agar tidak seperti daun kering yang menempel di ranting. “Ketika diterpa angin kecil saja, berguguran tidak punya arti yang penting,” ungkapnya.
Padahal, awalnya tumbuh menjadikan pohon rindang. Tapi ketika sudah kering, gugur berjatuhan ke tanah. “Berterbangan, gugur, tidak bisa berkembang,” ujarnya puitis.
Dia menerangkan, ketika mau mengejar karakter yang baik, maka akan menjadikan diri tak seperti daun kering. Dengan penuh semangat, dia menyatakan karakter baik bisa tampak dari kebangkitan jiwa untuk membanggakan orangtua.
Dalam kesempatan itu, dia mengajak siswa sebagai generasi muda penerus untuk terus bangkit. “Bangkit adik-adikku! Kalian generasi penerus kita, kalian akan mewarisi amal-amal usaha kita,” imbaunya.
Bisa jadi, tambahnya, bukan sekadar meneruskan generasi sebelumnya tapi muncul sebagai generasi pengganti yang lebih baik. “Kalian yang akan menggantikan, kalian harus bangkit dengan skill (keterampilan)!” tegasnya.*
Penulis: Sayyidah Nuriyah