Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Nasib Filsafat di Dunia Islam Setelah Dikritik Al Ghazali

    Dec 06 202229 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Salah satu kritik yang disampaikan Al Ghazali terhadap para filsuf ialah tentang kepastian hukum kausalitas. Bagi para filosof seperti Ibnu Sina dan Alfarabi, setiap akibat adalah hasil langsung dari sebab efisiennya. Artinya, di mana ada sebab, secara bersamaan di situ ada akibat. Menurut Muhamad Rofiq Muzakkir, pandangan kausalitas dalam masalah fisika ini, berpengaruh kepada masalah metafisika.

    “Ini menimbulkan konsekuensi yang serius bagi Al Ghazali, karena kesimpulannya akan menganggap bahwa alam semesta tidak memiliki permulaan (Qadim) dan Tuhan tidak memiliki kehendak dan pilihan bebas,” ucap Rofiq dalam dalam kajian tentang Al Ghazali pada Sabtu (24/09) yang diselenggarakan PCIM Amerika Serikat bekerja sama dengan Center for Integrative Science and Islamic Civilization (CISIC) Universitas Muhammadiyah (UMY).

    Menurut Rofiq, Al-Ghazali sama sekali tidak mempermasalahkan pandangan filosof yang meyakini bahwa Tuhan adalah penyebab alam semesta, karena ini sudah sejalan dengan pandangan dunia Islam. Ia hanya mempermasalahkan pandangan para filosof yang menderivasi teori emanasi sehingga menganggap alam semesta bersifat qadim, Tuhan seakan tidak memiliki kehendak dan pilihan bebas, Tuhan tidak tahu peristiwa-peristiwa detail di dunia, dan meyakini kepastian hukum sebab-akibat.

    Dengan mengutip Frank Griffel dan Jon McGinnis, Rofiq mengungkapkan bahwa Al Ghazali tidak menolak prinsip sebab-akibat, namun yang ia tolak ialah aspek kepastiannya. Bagi Hujjatul Islam, relasi sebab dan akibat hanyalah mungkin. Hubungan sebab akibat tetap ada, tetapi berpijak pada kehendak Tuhan. Misalnya, api tidak mesti menjadi penyebab dari terbakarnya kertas. Tuhan bisa saja keluar dari kebiasaannya (okasionalisme). Inilah yang memungkinkan terjadinya Mukjizat.

    “Al-Ghazali tidak mempermasalahkan dan menolak hubungan sebab dan akibat. Ia hanya menolak bahwa hubungan keduanya bersifat pasti. Sifat PASTI ini bertentangan dengan kemahakuasaan Allah,” ucap Rofiq.

    Setelah para filsuf mendapat kritik yang cukup keras dari Al Ghazali, nasib filsafat di dunia Islam tidak lenyap begitu saja, namun berkembang dengan corak yang sama sekali berbeda. Filsafat tidak lagi disebut dengan istilah “falsafah” namun berubah menjadi “hikmah”. Istilah falsafah sudah terlalu kotor (negatif), akibat dari kritik al-Ghazali. Selain itu, istilah falsafah umumnya dimaknai sebagai pandangan dunia Ibnu Sina (IbnuSinaisme).

    Menurut Rofiq, ini telah menjadi kesepakatan para ulama yang memaknai falsafah sebagai IbnuSinaisme. Misalnya, Al-Shahrastani dalam al-Milal wa al-Nihal, Abu Bakar al-Baghdadi dalam kitab al-Muta’bar fi al-Hikmah, dan Suhrawardi dalam Hikmah al-Isyraq. Dengan begitu, filsafat yang identik dengan pemikiran Ibnu Sina sesungguhnya telah mati di dunia Islam, tetapi tradisi filsafat dalam pengertian yang luas masih terus berkobar. Hal ini terbukti bahwa di dunia Islam paska al-Ghazali ada setidaknya empat aliran hikmah, yaitu: pandangan filsafat al-Ghazali, Abul Barakat al-Baghdadi, Suhrawardi, dan Al-Razi.

    “Para peneliti Barat menyebut bahwa filsafat telah mati setelah dikritik Al Ghazali. Ini benar jika yang dimaksud adalah tradisi falsafah IbnuSinaisme. Tetapi tidak filsafat dalam pengertian yang luas. Jadi, kesalahan para peneliti Barat adalah meyempitkan filsafat Islam dengan satu saja, yaitu melalui istilah falsafah,” ucap Rofiq.

    Hits: 4

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top