Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Penjelasan Tentang Syafaat, Apa dan Bagaimana?

    Oct 11 202235 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Al-Qur an surat al-Baqarah ayat 255 menerangkan bahwa yang dapat member syafa’at itu hanyalah orang yang telah mendapatkan izin dari Allah SWT. Tentang siapa saja yang telah diberi izin oleh Allah untuk memberikan syafa’at itu, termasuk ilmu Allah, kecuali orang yang telah diberi tahu oleh Allah dengan perantara firman-Nya (al-Qur an) atau Rasul-Nya (al-Sunnah).

    Syafa’at itu adalah ilmu Allah SWT, hanya diperoleh oleh orang yang mendapat izin-Nya sebagaimana diterangkan hadis sebagai berikut:

    “Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat, lalu mereka berkata: ‘sekiranya ada yang dapat member syafa’at dalam menemui Tuhan kami, sehingga kami terbebas (keluar) dari tempat ini. Lalu mereka pergi menemui Adam, merek berkata: engkau Adam, Allah telah menciptakan engkau dengan tangan-Nya dan telah meniupkan roh (yang berasal) dari-Nya kepada engkau dan telah memerintahkan para malaikat untuk bersujud (kepada engkau), lalu mereka bersujud, karena itu berila kami syafa’at yang berasal dari Tuhan kami. Adam menjawab: “aku bukanlah orang yang dapat member syafa’at”. Lalu ia menyebut kesalahan-kesalahan yang pernah ia kerjakan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “pergilah kepada Nuh, Rasul yang pertama sekali diangkat oleh Allah”. (setelah itu mereka pergi menemuinya), beliau menjawab: “aku bukanlah orang yang dapat member syafa’at. Lalu ia menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah ia kerjakan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “datanglah kepada Ibrahim yang telah dijadikan Allah dekat kepada-Nya”. Mereka kemudian datang kepada Ibrahim, beliau berkata: “aku bukanlah orang yang dapat memberikan syafa’at kepadamu”. Beliau menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah beliau lakukan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “datanglah kepada Musa yang telah diajak berdialog dengan Tuhan dan diberinya cahaya yang terang”. (lalu mereka mendatangi Musa). Musa berkata: “aku bukanlah orang yang dapat memberikan syafa’at kepadamu”. Beliau  menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah dan beliau malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “datanglah kepada Isa ruh Allah dan kalam-Nya”. Kemudian mereka datang kepada Isa. Beliau berkata: “aku bukanlah orang yang dapat memberika syafa’at kepadamu”. Beliau berkata: “datanglah kepada Muhammad SAW, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang akan datang”. Lalu mereka datang kepadaku dan aku meminta izin kepada Tuhanku. Waktu aku melihat-Nya, aku bersujud dan dibiarkannya aku bersujud beberapa lama. Lalu Dia berkata: “angkatlah kepalamu, mintalah, (engkau) akan diberi, katakanlah, (engkau) akan didengar, mintalah izin memberi syafaat, (engkau) akan diberi”. Lalu aku angkat kepalaku sambil memuji Allah dengan cara yang diajarkan kepadaku. Kemudian aku diizinkan memberi syafa’at kepada orang-orang yang telah ditentukan. Aku keluarkan mereka dari nereka dan aku masukkan mereka ke dalam surga. Kemudian aku bersujud seperti semula pada yang ketiga atau yang keempat hingga yang tinggal di neraka hanyalah orang-orang yang menentang al-Qur an.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

    Pada hadis yang lain yang bercerita ‘Ukasyah ibnu Mihsan, diterangkan syarat-syarat orang yang mendapatkan syafa’at dari Rasulullah Saw: “Rasulullah SAW bersabda: “(yang mendapatkan syafa’at itu adalah) mereka yang tidak percaya kepada jampi-jampi (doa atau ucapan yang mengandung syirik), mereka yang tidak melakukan pengobatan yang mematikan syaraf, mereka yang tidak meramal nasib dengan burung (atau yang sejenis). Dan mereka yang selalu bertawakkal kepada Tuhan-Nya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

    Dari keterangan di atas dapat disimpulkan:

    1. Syafa’at itu ada dan yang dapat memberikan syafa’at itu hanyalah orang yang diberi izin Allah SWT, sebagaimana yang diterangkan di atas.

    2. Orang yang mendapatkan syafa’at adalah orang yang memenuhi empat syarat sebagaimana yang disebutkan di atas.

    3. Tentang siapa saja yang diberi izin oleh Allah SWT untuk memberi syafa’at tidak dapat kita ketahui dengan pasti, karena hal itu termasuk ilmu Allah SWT.

    4. Kaum muslimin dilarang oleh Allah SWT menduga-duga sesuatu yang kita tidak diberi Allah SWT untuk mengetahuinya. Malaikat pernah ditegur keras oleh Allah SWT Karen amenduga bahwa Adam dan keturunannya yang akan diciptakan Allah SWT akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah (baca QS Al-Baqarah ayat 30-39). Demikian pula QS Al-Hujurat ayat 12, Allah SWT melarang orang-orang yang beriman berburuk sangka atau menduga-duga karena hal itu termasuk dosa.

    Yang paling baik bagi kita orang yang beriman adalah perkatlah iman masing-masing, perbanyak amal saleh dan hentikan empat larangan yang disebutkan dalam hadis di atas.

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top