Tidak Punya Harta ? Jangan Khawatir Menurut Islam Kalian Tetap Bisa Bersedekah

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA—Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dalam Kajian Online LazisMu, Jumat (15/4) menyebut semua orang bisa bersedekah, sebab sedekah atau berbagi (giving) bukan hanya dengan harta.

Mengutip salah satu hadis Nabi Muhammad, bahwa senyum kepada saudara juga merupakan sedekah. Menurut Mu’ti, tersenyum itu menyebarkan energi positif bagi dirinya dan bagi orang lain.

“Jadi kalau orang itu tersenyum, maka orang yang melihatnya juga akan tersenyum. Kalau ada orang tidak tersenyum melihat orang lain tersenyum itu ada yang error,” ungkapnya.

Selain itu, menyingkirkan duri dari jalan juga merupakan shadaqah. Mengutip berbagai sumber, Mu’ti menegaskan bahwa berbagai itu bisa berbagai macam. Berbagi atau giving menurutnya juga bisa dilakukan dengan berbagi perhatian kepada orang lain.

“Bahkan juga berbagi suka dan duka itu bagian dari sedekah,” tutur Mu’ti.
Ia mencontohkan tentang seorang sahabat yang setia mendengarkan curahan hati sahabatnya yang sedang dirundung masalah.

“Intinya sedekah itu adalah pemberian bentuknya bisa materi, non materi yang tujuannya membahagiakan orang lain dan semangatnya untuk mencintai orang lain,” sambungnya.

Mu’ti mengingatkan bahwa, berbagai itu tidak harus menunggu tua maupun menunggu kaya yang ukurannya nominal harta. Sebab, menurutnya kaya itu bukan tergantung pada aset tapi pada mindset.

“Banyak orang yang asetnya melimpah namun merasa berkekurangan terus menerus, karena dia tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dia miliki. Dan karena dia tidak merasa cukup, maka jangankan dia berbagai kepada orang lain, kadang-kadang dia mengambil hak orang lain,” imbuhnya.

Dalam pengalamannya, Mu’ti menceritakan banyak orang yang tidak banyak jumlah nominal asetnya tapi karena perasaan cukup yang dimiliki, dia dengan senang hati berbagi kepada orang lain.

“Dia berbagi karena rasa cintanya, dia berbagi karena keinginan untuk membahagiakan orang lainnya,” imbuhnya.

Oleh karena itu, ucap Mu’ti, penjelasan tentang infaq itu adalah berbagi sesuatu yang yang dirasa berlebih, dan merasa berlebih patokannya bukan nominal.

Akan tetapi bagi orang yang memiliki harta tidak boleh menempatkan diri atau selalu merasa dirinya berkekurangan, sampai enggan mengeluarkan hartanya.

klik sumber berita ini

Author

Vinkmag ad

Read Previous

Rektor Umsida tentang Hubungan Ilmu Qauliah dengan Kauniah – PWMU.CO

Read Next

Virus Zika Bermutasi, Ahli Peringatkan Potensi Bahaya Varian Baru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular