BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz Adi Hidayat menyampaikan kajian mendalam mengenai Islam sebagai agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Kajian ini disampaikan dalam Pengajian Muhammadiyah di Jakarta pada Kamis (21/11/2024).
Dalam paparannya, Ustaz Adi atau yang akrab disapa UAH, menekankan pentingnya pemahaman struktur beragama yang benar agar umat Islam dapat menjalani hidup sesuai tuntunan agama secara komprehensif.
“Beragama itu ada akidah, setelah itu pembuktian akidah pada ibadah, implementasi ibadah pada muamalah, dan hiasannya disebut akhlak. Inilah yang disebut ad-din al-mutakamil, agama yang sempurna,” jelasnya seperti dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.
UAH menyoroti akar kata Islam, yaitu aslama, yang berarti tunduk dan patuh kepada Allah. Ia menjelaskan bahwa menjadi Muslim berarti menerima konsekuensi untuk mematuhi seluruh aturan Allah dalam kehidupan.
“Ketika Allah memperkenalkan kata al-Islam, itu diiringkan dengan kata ad-din. Konsekuensi pertamanya adalah tunduk pada setiap ketentuan dalam bingkai Islam,” paparnya seraya merujuk pada Surah Ali Imran ayat 19.
Ia juga menjelaskan bahwa identitas seorang Muslim dibuktikan melalui pelaksanaan pedoman hidup yang disebut asilmu, yang menghasilkan ketenangan sebagai buah dari keimanan yang kokoh. “Hasil dari keislaman kita yang menunaikan semua petunjuk dalam Islam itu disebut jaminannya salam,” ujar UAH.
Menurut Ustaz Adi, ketenangan adalah hadiah pertama bagi mereka yang menjalankan Islam secara benar. Ia memberi contoh melalui salat dan kehidupan rumah tangga.
“Kalau salat, yang didapatkan pertama itu ketenangan, bukan BMW. Dalam rumah tangga juga, kalau benar, yang diberikan pertama kali adalah sakinah sebelum mawaddah,” katanya, disambut tawa para hadirin.
Selain itu, UAH mengajak umat Islam untuk mengevaluasi diri jika tidak merasakan kedamaian atau kebahagiaan. “Kalau tidak ada perbedaan dalam kehidupan kita dengan yang belum berislam, maka perlu dicek optimalisasi penunaian pedoman keislaman kita,” tegasnya.
Dalam kajiannya, Ustaz Adi juga membandingkan umat Islam masa lalu dengan kondisi saat ini. Ia mencontohkan keberhasilan di zaman Khalifah Utsman bin Affan, yang mampu mencapai kejayaan tanpa teknologi canggih seperti Google atau YouTube. “Mengapa dengan fasilitas serba lengkap sekarang kita tidak bisa menghasilkan sesuatu yang melampaui zaman?” tanyanya retoris.
Kajian ini ditutup dengan ajakan untuk memperkuat akidah sebagai dasar kehidupan seorang Muslim. “Latihan kita untuk terus mengikat iman itu dalam jiwa disebut akidah, yang menjadi dasar kehidupan seorang Muslim,” tutupnya.
Pengajian ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk terus memperbaiki kualitas ibadah, akhlak, dan menjalani Islam secara totalitas demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
