Video Kreatif ‘Kupat Kethek’ Antar Siswa SPEMUPAT Raih Juara II Tingkat Provinsi

Kabar0 Dilihat
banner 468x60

GIRImu.com — Proses pengembangan diri yang menjadi bagian program unggulan di SMP Muhammadiyah 4 Kebomas (SPEMUPAT) Gresik, Jawa Timur, mampu mengantarkan siswanya memdapatkan prestasi yang membanggakan. Dua siswa SPEMUPAT: Fachril Aulia Aziz (kelas 8) dan Ardelia Shafa Az Zahirah (kelas 7) dinobatkan sebagai juara 2 tingkat  provinsi Jawa Timur  pada lomba vidio kreatif yang diadakan di  SMAN Manyar, Gresik pekan lalu.

Di bawah besutan Mr. Jun, sapaan akrab Mahkbub Juanedi, SPd,  selaku Waka Kesiswaan SPEMUPAT, dua siswa tersebut mampu menorehkan prestasi yang membanggakan dan mengharumkan  sekolah dan orang tua mereka. Untuk persiapan lomba ini, keduanya mengambil tema keragaman budaya Indonesia dengan mengusung keragaman makanan khas daerah, yaitu kupat kethek sebagai makanan khas Giri, Kebomas, Gresik.

Kupat kethek merupakan makanan khas tradisional masyarakat Giri yang secara turun-temurun sudah ada sejak zaman Sunan Giri. Ciri khasnya adalah air yang dipakai untuk memasak beras ketannya adalah air yang diambil dari sumur khusus yang menyerupai minyak dan berwarna agak hitam. Warga asli Giri menyebutnya sumur Kethek. Rasa kupat kethek pun memiliki kekhasan, yaitu ada rasa asin dan gurih di lidah.

“Butuh waktu dan ekstrasabar dalam melatih anak-anak, karena mereka masih belum terbiasa berhadapan dengan kamera,” ujar Mr. Jun saat ditemui di SPEMUPAT, Kamis (10/11/2022).

Karya vidio kreasi yang mampu mengantarkan kedua siswa SPEMUPAT ke tangga sukses tersebut, lanjut Mr. Jun, dikemas dalam suasana santai dan diselingi guyonan. “Sehingga jika nonton vidionya, kita dibuat tertarik untuk mencoba mencicipi kupat ketheknya. Dan, alhamdulillah jerih payah mereka terbalaskan dengan mendapat peringkat ke 2. Yang penting usaha dulu, menang adalah bonusnya,” tambahnya.

Kepala SPEMUPAT Eny Wahyudin SSos mengatakan, sekolah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para siswanya dalam mengembangkan potensi diri. Pengembangan diri itu, katanya, tidak hanya di bidang akademik dan nonakademik. Di luar program utama pun diberi peluang untuk dikembangkan. Ia mencontohkan, pada vidio kreatif, tidak ada dalam kegiatan ekstra, tetapi karena ada potensi dari siswa dan guru, maka sekolah men-support untuk memaksimalkan kreativitas siswa dengan bimbingan guru.

Sementara Fachril Aulia Aziz mengaku, apa yang diraihnya bersama tim seperjuangannya merupakan anugerah yang patut disyukuri. Lebih dari itu, ia berharap, di bawah bimbingan guru, ia mampu mengembangkan potensi dirinya untuk terus meraih prestasi di masa-masa mendatang.

Alhamdulillah, tidak ada yang sia-sia jika kita mau berusaha. Terima kasih kepada Pak Guru yang telah dengan sabar dan telaten membimbing kami,” ujar Fachril yang diaminkan teman seperjuangannya, Ardelia. (nov)

Author