Din Syamsuddin (kiri) saat di Universitas Muhammadiyah Gresik, Kamis (10/11/2022). (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)
Din Syamsuddin Ungkap Titik Kosong di PP Muhammadiyah; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – “Kepemimpinan kolektif kolegial itu jangan hanya pada proses pengambilan keputusan. Tapi pada dimensi struktural harus terdiri dari figur-figur yang komplementer terhadap yang lain. Lihat saja, titik kosong di PP Muhammadiyah itu di bidang pemikiran keislaman!”
Prof Dr M Din Syamsuddin menuturkan ini saat wawancara khusus dengan PWMU.CO di Ruang Rektor Gedung I lantai 7 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG). Tepatnya, usai mengisi Seminar Pramuktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang digelar UMG, Kamis (10/11/2022) siang.
Prof Din, sapaannya, menerangkan figur di bidang itu (dalam Muhammadiyah disebut Majelis Tarjih) dulunya selalu menduduki posisi di pucuk pimpinan (ketua umum). Hal ini berlangsung sampai periode kepemimpinan KH Ahmad Azhar Basyiri MA. Kini dia menilai ada pergeseran.
Dia mencontohkan salah satu figur ini ialah almarhum Prof Yunahar Ilyas. “Saya tahu, waktu saya menjadi ketua umum, beliau sangat berperan di situ dan bisa mewakili Muhammadiyah ke MUI, akhirnya juga Ketua Umum MUI. Setelah beliau wafat, saya mengamati dan menyimpulkan ada kekosongan yang harus segera diisi,” ungkapnya.
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta Selatan, itu kemudian mengimbau PP Muhammadiyah untuk mencari orang qualified (mumpuni). “Salah satunya dan sudah saya sebutkan Dr KH Saad Ibrahim MA, Ketua PWM Sulawesi Selatan Prof Ambo Asse, dan mantan Ketua PWM Riau (sekarang Rektor Universitas Muhammadiyah Riau sekaligus Dosen UIN Sultan Syarif Qosim) Dr Saidul Amin,” urainya.
Prof Din menyatakan sebenarnya banyak figur mumpuni yang bisa mengisi titik kosong di PP Muhammadiyah. “Tapi jangan banyak-banyak, sepantasnya dua oranglah yang figur itu!” imbuh Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2010 dan 2010-2015 itu.
Baca sambungan di halaman 2: Teruskan Kerja Sama Internasional
No comments yet.