Pilih Mana, Bekerja atau Berkarya?

banner 468x60

Oleh: Ace Somantri, akademisi UM Bandung

BANDUNGMU.COM, Bandung — Saat memasuki usia dewasa, sering muncul dalam benak jiwa raga setiap individu tentang bagaimana ia harus “bekerja” atau mendapatkan pekerjaan.

Bukan hal yang aneh dalam keseharian kehidupan orang dewasa selalu bersentuhan dengan dunia pekerjaan sesuai dengan profesinya masing-masing.

Hanya sering muncul diksi-diksi yang memberi penekanan dan pemahaman pada setiap individu.

Diksi-diksi tersebut sangat berbeda dengan praktisnya dalam lingkungan pekerjaan dimana seseorang beraktivitas.

Konsekuensinya ketika individu salah memahami diksi itu akan berdampak pada produktifitas kegiatan, baik secara mandiri maupun berkelompok.

Bicara bekerja, semua orang bisa bekerja karena kata kunci dari ”bekerja” cukup dengan tenaga semata atas dasar intruksi, bukan atas dasar hasil berpikir.

Berkarya

Meskipun begitu, seorang individu dalam meningkatkan produktivitas kegiatannya, bukan hanya bekerja saja, melainkan “berkarya”.

Ketika seseorang memiliki mindset berkarya dalam benak pikiranya, bukan kuantitas waktu yang dapat dipenuhi, melainkan kualitas waktu yang didapat.

Hampir setiap individu meyakini dan menagkui bahwa hasil karya sangat berbeda dengan hasil bekerja, karena berkarya pendekatannya atas dasar berpikir sementara bekerja atas dasar intruksi.

Jikalau dalam sebuah institusi masih menitiktekankan bekerja, jangan berharap banyak akan produktivitas yang dihasilkan oleh setiap individu.

Berkarya pun dapat memberikan lebih peningkatan produk karya secara nyata dan memberikan aspek wujud material yang dapat dimanfaatkan sekaligus dirasakan.

Bekerja dan Berkarya

Secara praktisnya, bekerja dan berkarya dapat bersama-sama tanpa harus dipisahkan.

Hanya saja, pemaknaan itu sering salah kaprah sehingga mengakibatkan hanya ada tuntunan yang berbeda ketika menjalankan sesuatu yang dilakukan untuk diperbuat.

Faktanya, seseorang melakukan pekerjaan ketika ada perintah atau intruksi, dan sebaliknya akan cenderung diam ketika tidak ada perintah.

Padahal, setiap orang hakikatnya dalam hidup itu dituntut untuk melakukan perkerjaan atas dasar kebutuhan dan pikiran yang waras sehingga melahirkan sebuah karya.

Rene Descart memberi sedikit ungkapan: “Cogito ergosum”, aku ada karena aku berpikir, begitu kira-kira seorang filosof terkenal yang banyak mempengaruhi para ilmuwan Barat awal ketika memulai membangun karya.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author