Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Tiga Tata Cara Menjalin Akhlak dengan Allah

    Dec 30 202238 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Dalam QS. An-Nur ayat 51 diterangkan bahwa akhlak seorang hamba kepada Allah SWT berkaitan erat dengan kuatnya keimanan. Semakin ia berakhlak, semakin keimanannya kepada Allah pun kuat. Inilah salah satu ciri seorang hamba yang beriman yang berakhlak di sisi-Nya. Menurut Ali Yusuf, ada tiga hal yang paling utama sebagai bentuk akhlak terhadap Allah.

    Pertama, takwa (QS. Ali Imran: 102). Takwa merupakan rasa takut kepada Allah sehingga mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Beberapa kali dalam Al Quran, Allah menyeru dengan kalimat perintah, ittaqu-Llah. Selain mengajukan perintah, Allah juga meminta untuk menjalankan takwa semampunya.

    “Artinya kita ada usaha untuk bertakwa tetapi takwa itu ya semampunya. Mungkin ada takwanya level Nabi, level sahabat, atau takwa yang satu dengan takwa yang lainnya akan berbeda itu tidak mengapa karena memang kemampuannya di situ,” ucap Ali dalam Pengajian Tarjih pada Rabu (28/12).

    Seseorang yang bertakwa maka berhak baginya mendapatkan beberapa keistimewaan dari Allah, di antaranya: memperoleh sikap furqan (QS. Al Anfal: 29), limpahan berkah (QS. Al A’raf: 96), jalan keluar dari kesulitan (QS. Ath Thalaq: 2), rizki tanpa diduga (QS. Ath Thalaq: 3), dan ampunan dosa (QS. Ath Thalaq: 5).

    “Allah sebenarnya tidak butuh kita tapi kita yang butuh Allah, jadi kita harus selalu mendekat kepada Allah agar Allah juga dekat. Jadi contoh berakhlak kepada Allah diwujudkan dalam bentuk takwa,” tutur Ali.

    Kedua, cinta dan ridha. Cinta merupakan kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan sepenuh hati dan rasa kasih sayang (QS. Al Baqarah: 165). Cinta juga bersumber dari iman (QS. Al Anfal: 2). Konsekuensi cinta kepada Allah adalah dengan mengikuti seluruh rangkaian ajaran Islam yang dibawa Rasul-Nya (QS. Ali Imran: 31). Sementara ridha ialah menerima dengan sepenuh hati segala aturan dan keputusan dari Allah dan Rasul-Nya tanpa penolakan sedikitpun.

    “Jadi kalau orang mengatakan cinta kepada Allah, belum ada wujudnya, belum disebut cinta. Kemudian juga nanti indikatornya orang cinta kepada Allah contoh tadi salat, maka salatnya harus mengikuti cara Rasullullah. Dan harus sesuai dengan aturan dari Rasulullah. Itulah konsekuensi dari cinta,” terang Ali.

    Ketiga, tawakal. Menurut Ali, tawakal ialah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan segala keputusannya kepada Allah. Namun konsepsi tawakal tidaklah sama dengan predistinasi. Dalam Islam, tawakal tidak bersifat pasif melainkan aktif. Artinya, memasrahkan secara totalitas kepada ketetapan Allah, namun disertai dengan usaha yang maksimal. Misalnya, belajar dengan giat sambil memasrahkan segala hasilnya kepada Allah.

    “Tawakal itu maknanya aktif bukan pasif. Artinya kita juga harus ikut berperan bukan mempasrahkan totalitas tanpa berusaha, bukan itu konsepnya. Karena nanti banyak dalil-dalil yang menunjukkan bahwa tawakal itu sikap aktif,” ucap dosen Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah ini.

    Hits: 0

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top