Friday, November 22, 2024
26.1 C
Gresik

Hiduplah Seperti Musafir – bandungmu.com

BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Dalam hadis Arbain ke-40 disebutkan Ibnu Umar RA berkata:

“Rasulullah SAW memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.” Ibnu Umar RA berkata, “Jika kamu memasuki sore hari, jangan menunggu pagi hari. Jika kamu memasuki pagi hari, jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR Bukhari).

Menurut Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Budi Jaya Putra, hadis ini berisi motivasi agar hidup seperti seorang musafir. Musafir merupakan pejalan kaki yang terus bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.

Hal ini menandakan bahwa hidup perlu terus berjuang dan tidak diperkenankan untuk bersanta-santai apalagi berleha-leha. Sebab malas bukan bagian dari iman.

Budi kemudian mengutip pandangan Ibnu Rajab. Menurutnya, dunia bagi seorang mukmin bukanlah negeri untuk menetap, bukan sebagai tempat tinggal.

Hendaklah seorang mukmin berada dalam salah satu keadaan. Pertama, menjadi seorang gharib (orang asing), tinggal di negeri asing, ia semangat mempersiapkan bekal untuk kembali ke negeri tempat tinggal sebenarnya. Kedua, menjadi seorang musafir, tidak tinggal sama sekali, bahkan malam dan siangnya ia terus berjalan ke negeri tempat tinggalnya.

“Artinya apa? Kalau kita berpikir seperti konsep hadis ini, kita tidak mudah terlena dengan apa yang kita lalui karena harus menuju tempat yang sesungguhnya. Dunia hanya tempat sementara. Tempat lewat. Tujuan kita semua adalah akhirat,” tutur Budi dalam kajian yang diselenggarakan Masjid Islamic Center Universtas Ahmad Dahlan pada Senin (06/03/2023).

Budi berkesimpulan bahwa dunia hanyalah sementara. Dunia merupakan tempat berpijak untuk menambang kebaikan sebanyak-banyaknya. Sebagaimana musafir yang menyimpan dan mencari bekal, kehidupan seorang muslim juga mesti demikian.

Sebaik-baiknya bekal ialah iman dan takwa kepada Allah. Tidak perlu menunda-nunda kebaikan karena kita tidak tahu kapan ajal akan datang.

“Ketika kita punya kesempatan untuk berbuat baik, maka jangan menunda-nunda karena hidup kita di dunia tidak akan lama. Kalau ada kesempatan itu ada di pagi hari, jangan sampai menunggu sore. Pun demikian bila sore bisa melakukan kebaikan, jangan menunggu pagi,” tandas Budi.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author

Hot this week

Topics

spot_img

Related Articles