bandungmu • Apr 09 2023 • 33 Dilihat
BANDUNGMU.COM, Bandung — Menurut Program for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh OECD, Indonesia menjadi bagian dari 10 negara yang memiliki tingkat literasi rendah pada 2019 yakni di peringkat 62 dari 70 negara.
Minimnya minat baca ini, kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti, berasal dari kuatnya tradisi lisan masyarakat Indonesia untuk bercengkerama. Hampir setiap suku memiliki tradisi ngobrol dalam istilahnya masing-masing.
“Orang Indonesia itu kan paling suka ngobrol kan? Kayak heboh saja. Kalau ngobrol yang penting enggak apa-apa, tapi kadang-kadang ngobrolnya enggak penting sehingga orang Indonesia itu di mana-mana kan ngobrol,” jelas Mu’ti seperti dikutip program Kolak TvMu bertajuk “The Power of Reading”, Sabut 08 April 2023.
Kenyataan ini kata dia harus mulai diubah dengan menggerakkan masyarakat kepada budaya yang lebih produktif, yaitu budaya membaca berbagai hal yang positif dari bacaan yang ringan, lalu meningkat ke karya sastra, buku filsafat, atau hasil penelitian.
“Sehingga karena itu maka membaca itu juga tidak harus banyak tidak harus banyak, yang penting rutinitasnya itu rutinitas membaca sehingga karena itu maka kalau kita punya kebiasaan membaca maka kita akan menjadi orang yang senantiasa mengupdate ilmu,” ujar Mu’ti.
Mengubah kebiasaan memang berat, namun kata Mu’ti, bangsa Indonesia harus memulainya, lebih-lebih bagi umat Islam dan warga Muhammadiyah. Surah Al-Alaq ayat 1-5 kata dia adalah inspirasi dan dorongan agar umat Islam menjadi masyarakat ilmu atau komunitas terdidik.
“Kemudian, membaca itu juga memikirkan, merenungkan. Sehingga dalam proses membaca itu tidak sekedar reading out loud ya, tidak sekadar kita membaca sesuatu dengan dengan keras gitu, tetapi kita membaca yang kita tuh memikirkan ini maksudnya apa? bacaan ini isinya apa? maknanya apa? dan itu menjadi bagian dari proses membaca,” terang Mu’ti.
Jika membaca telah menjadi kebiasaan masyarakat, Mu’ti percaya bangsa Indonesia akan lebih mudah maju dan bersaing sebagai bangsa yang lebih beradab.
Sebaliknya jika masyarakat masih kuat dalam tradisi ngobrol dan minim literasi, posisi Indonesia akan sulit bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
“Kalau orang itu bicara terus, omdo, omong doang, memang tidak menimbulkan dan tidak melahirkan jejak-jejak budaya dan peradaban. Oleh karena itu, perintah membaca menjadi bagian dari tonggak penting bagaimana peradaban Islam dibangun dan bagaimana peradaban manusia itu menjadi bagian dari proses yang konstruksinya dalam budaya masyarakat itu adalah budaya baca,” pungkas Mu’ti.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.