BANDUNGMU.COM, Bandung — Sikap intoleransi peneliti BRIN, AP Hasanuddin, menanggapi sikap Muhammadiyah dalam menentukan lebaran berbeda dengan ketetapan pemerintah, sangat disesalkan.
“Tidak layak seorang peneliti lembaga riset nasional, tidak siap menerima perbedaan, bahkan sampai mengeluarkan ancaman pembunuhan,” ungkap Anggota DPR RI Komisi X Zainuddin Maliki.
“Bangsa Indonesia tengah mendambakan tumbuh kembangnya manusia-manusia terdidik dan berkeadaban, tetapi sedih sekali yang kita jumpai seorang peneliti lembaga riset Nasional berpikir dangkal dan pongah dalam menyikapi perbedaan,” ungkap legislator dari Fraksi Partai Amanat Nasional ini.
Juga disayangkan, setingkat peneliti BRIN tidak menunjukkan kecerdasan yang semestinya dalam memanfaatkan media sosial. Media sosial digunakan untuk menumpahkan sikap intoleransi, kebencian, dan rasa permusuhan dengan kekerasan.
“Rendahnya keadaban yang bersangkutan sebagai seorang peneliti dan sama sekali tidak mencerminkan kapasitasnya sebagai intelektual dalam bermedia sosial jelas menodai BRIN,” ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
“Yang bersangkutan sudah meminta maaf, tetapi saya berharap BRIN tetap memberi edukasi dan mengambil langkah tegas kepada penelitinya ini agar tidak merusak semangat toleransi yang sedang kita bangun bersama dengan susah payah,” tegas legislator asal Dapil Jatim X, Gresik dan Lamongan ini.
Tidak hanya AP Hasanuddin, tetapi Thomas Djamaluddin juga perlu didisiplinkan. “Justru komentar Thomas di Facebook sebagai sumber AP Hasanuddin mengeluarkan ancaman pembunuhan, juga harus disangsi bahkan lebih berat,” pungkasnya.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
No comments yet.