Oleh: Iwan Yuswandi, Penulis buku anak
BANDUNGMU.COM, Bandung — Saya harus jujur, di era digital ini, saya belajar banyak hal dari internet.
Dari dulu saya menyukai media lukis cat air, tapi ia memang paling sulit ditaklukkan.
Cat air sifatnya transparan, dan untuk menghasilkan warna tertentu, sang kreator harus telaten menumpuk warna setelah warna sebelumnya kering.
Sifat transparan ini juga tidak bisa menutup warna sebelumnya. Artinya, lukisan cat air tidak bisa direvisi dengan menutup warna satu dengan yang lainnya.
Menguasai cat air perlu teknik dari seniman berpengalaman, tidak hanya dari teori semata.
Serba mudah dengan internet
Dunia digital juga telah mengubah cara belajar setiap orang. Apa pun bisa orang dapatkan dari internet, kecuali keputusan hidup masing-masing.
Akhirnya, saya bisa belajar dan melihat referensi seniman cat air dengan kemampuan tingkat dewa di seluruh dunia—tentu saja via media sosial—termasuk pengetahuan alat dan bahan, jenis kuas, jenis kertas, merek cat, dan sebagainya.
Orangtua zaman now juga layak berterima kasih kepada orang-orang yang concern terhadap parenting.
Banyak psikolog atau pemerhati pendidikan anak yang berbagi ilmu dan cerita mereka tentang pola asuh anak, baik secara teori maupun praktik dari pengalaman sehari-hari.
Waktu kedua anak saya masih balita, ilmu parenting masih terbatas dari buku atau seminar offline. Informasi seputar ini pun sulit didapat.
Sekarang, semua sudah serbamudah; mau cari buku tinggal search di marketplace atau Google, webinar ada di mana-mana, dan terlebih konten-konten berbagai topik juga bertebaran di media sosial.
Di balik segala kemudahan yang didapat dari internet, tetap muncul tantangan tersendiri, yaitu bagaimana cara menyaring informasi yang baik dan buruk.
Semua orang bisa berbagi apa pun di media sosial, tapi sering kali dibuat bingung mana yang harus dipilih.
Mizan dengan tagline “Kurator pencerahan”, punya tantangan tersendiri juga untuk ikut menyebarluaskan kebaikan mereka dalam bentuk buku yang bisa dipertanggungjawabkan.
Belajar parenting dari Mama Ani
Salah satunya adalah Mama Ani yang konsisten berbagi tentang pengalaman menarik dengan dua putranya yang masih balita. Alhamdulillah, kerja sama kami, DAR! Mizan dengan Mama Ani sebagai penulis, telah membuahkan dua judul buku balita yang berbeda dari biasanya.
Di buku pertamanya, It’s Okay to Cry: Semua Anak Boleh Menangis, Mama Ani berbagi pengalamannya seputar mengasuh dua anak laki-laki yang kerap mendapat stigma negatif seputar menangis.
Padahal, menangis bagi anak adalah hal yang wajar. Menangis juga adalah salah satu cara untuk mengekspresikan emosi.
Buku kedua yang barus saja terbit, Sibling (without) Rivalry: Punya Adik Itu Menyenangkan, Mama Ani kembali berbagi tentang persaingan Kakak dan Adik.
Mama Ani benar-benar mengalami langsung bagaimana kedua anak laki-lakinya mengalami persaingan itu sejak Axel, anak kedua, masih dalam kandungan.
Semoga buku yang dipersembahkan penerbit DAR! Mizan bersama Mama Ani ini bermanfaat untuk anak-anak Indonesia. **